Oleh: khoiroh Anisya
(Aktivis Dakwah Deli Serdang)
Pendidikan adalah tonggak keberhasilan bangsa.
Melalui sentuhan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan generasi yang mampu
merelevansikan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Pendidikan
mempunyai peran penting dalam menjaga eksistensi dunia, bukan sebatas mentransfer
ilmu sebanyak-banyaknya, namun juga memberikan penguatan landasan beragama agar
segala tingkah laku sesuai dengan aturan agama.
Namun,
di era millenial sekarang ini, pendidikan Indonesia dihadang dengan tantangan
yang besar. Kecanggihan dari teknologi kerap menjadi bumerang bagi penggunanya,
khususnya para pelajar. krisis moral, orang yang apatis, tidak berkarakter
positif dan hilangnya rasa hormat kepada guru dan orangtuanya merupakan dampak
dari itu semua. Ditambah lagi dengan asas liberalisme, menyematkan hak kebebasan
yang mengakibatkan “kebablasan” dalam segala lini kehidupan.
Sudah tidak terhitung lagi, jumlah siswa yang melawan kepada gurunya, mahasiswa
membunuh dosennya, bahkan anak membunuh orangtuanya. Ditambah lagi penggunaan narkoba
yang sudah dianggap biasa, tawuran yang merajalela, seks bebas, aborsi dan
lain-lainnya juga menjadi perilaku remaja yang ada. Sungguh perilaku tersebut
sangat tidak mencerminkan perilaku seorang pelajar yang mengenyam pendidikan.
Dalam upaya menyelesaikan permasalahan dan
tantangan tersebut, pendidikan tidak cukup hanya terfokus pada menanaman
nilai-nilai moral dan pencegahan dari akses negatif modernisasi semata. sebab yang
menjadi akar permasalahannya adalah kapitalisme yang menggerogoti seluruh jiwa
dan raga bangsa ini. Pemisahan antara agama dengan kehidupan menjadikan dunia ini
semakin panas, popularitas semakin didambakan, sikap hedonis, kemewahan
duniawi, pertarungan untuk mendapatkan materi semakin merajalela tanpa perduli jalan
yang di tempuh untuk mendapatkannya. Sampai-sampai pendidikan harus menjadi
korban. Saat ini pendidikan bagaikan ladang subur bagi orang-orang kapitalis
untuk mencari keuntungan individu semata. Alhasil, orang kaya semakin kaya dan
orang miskin semakin miskin. Tujuan pendidikan saat ini hanya sebatas mendapat
ijazah, lalu pekerjaan yang mapan saja. Bukan menjadikan generasi bermartabat
dan berakhlak mulia.
Tentu hal ini tak boleh terus terjadi di
tengah – tengah pelajar kita. Islam memberi tawaran untuk mengentaskan masalah
yang ada. Pendidikan Islam adalah
pendidikan berbasis aqidah Islam yang menjadikan tsaqofah Islam sebagai
benteng di dalam diri seseorang untuk menjalankan segala aktifitasnya. Akhlak
yang baik dapat didapatkan ketika landasan aqidah nya sudah kokoh. Untuk
membentuk manusia yang berakhlak mulia, cerdas, mandiri, berkualitas diperlukan
perhatian dari semua pihak, bukan hanya guru PAI saja. Baik warga sekolah,
masyarakat, orangtua dan sangat perlu perhatian serius dari negara yakni dengan
menerapkan hukum Islam secara menyeluruh dalam bingkai Khilafah Islamiyah.
Sehingga, tidak ada lagi pemisahan agama dengan kehidupan. Pendidikan berbasis
aqidah Islam akan membebaskan orang-orang dari penghambaan kepada materi.
Dengan demikian, terciptalah insan-insan yang berprestasi dan bertaqwa.