Pemilu 2019 Pesta Atau Bencana?

Oleh : Ummu Abdillah ( Pemerhati Umat)



Pemilu serentak 17 April 2019. Telah berlalu , perhelatan besar tersebut dinamai sebagai pesta demokrasi. Ada harapan besar bagi seluruh rakyat Indonesia , Tentunya harapan untuk memiliki pemimpin yang dapat membawa perubahan dari segala aspek kehidupan ini. Pesta demokrasi yang seharusnya menyisahkan kebahagiaan dan ketentraman jiwa, Namun sebaliknya pesta demokrasi tahun ini diwarnai dengan cerita pilu  rakyat Indonesia kembali berduka.


Seperti berita yang dilansir jpnn.com ,  Jakarta. Sudah 326 petugas pemilu yang meninggal dunia perinciannya,253 korban dari jajaran KPU yang bertugas sebagai KPPS dan 55 sisanya dari unsur Bawaslu,dari kepolisian ada 18 personil yang meninggal dunia. Yang memprihatinkan berdasarkan laporan yang diterima  KPU korban bernama Al Hatsupali , 32 meninggal karena bunuh diri. Al Hat adalah petugas pengisi formulir C1 sebanyak 86 rangkap. Menurut laporan istrinya, alhat  tidak tahan dengan beban pekerjaan yang begitu berat. Dari jajaran KPU , tersebar di 27 provinsi yang paling banyak terdapat di Jawa Timur 62 orang , jawa Barat 61 Jawa Tengah 31 diperkirakan sebagian besar diantara ratusan orang itu berusia diatas 40 tahun.



Penyebabnya bermacam-macam berdasarkan laporan KPU provinsi masing-masing penyebab terbanyak adalah kelelahan , urutan kedua adalah kecelakaan dan bunuh diri. jum'at (26/4)

Melihat dari banyaknya korban meninggal yang berjumlah ratusan jiwa ditambah lagi dengan yang mengalami sakit dalam jumlah ribuan jiwa . Ini semua bak Indonesia dilanda bencana tsunami untuk yang sekian kalinya.DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi.Menurut dia ini merupakan Pemilu yang sangat melelahkan dan menguras banyak tenaga tidak hanya fisik tekanan juga terasa secara psikologis.Tekanan psikologis nya jadi beragam harus mengurus pilpres,legislatif konsentrasi bisa terpecah pecah " ucap Dedi . Selain proses pemungutan suara di hari H. Jadwal kampanye yang lamanya mencapai 8 bulan juga dinilai terlalu panjang dan melelahkan. menurut dia pemilu seharusnya dibuat serileks mungkin bagi semua pihak yang terlibat baik peserta maupun pemilih".


Kegagalan Pemilu 2019 yang menelan banyak korban jiwa,dalam hal ini penguasa yang memiliki peran dan kekuasaan yang tertinggi di negeri ini lebih memfikirkan sebelumnya dampak buruk yang terjadi dari mekanisme Pemilu 2019 , tidak membuat mekanisme yang justru berdampak buruk bagi petugas Pemilu itu sendiri. Namun sungguh sangat  ironis jika kita telusuri  pemilu 2019 ini . yang di Klaim banyak pihak dengan banyaknya dugaan  kecurangan kemudian ditambah banyaknya korban jiwa dan bunuh diri.


Ada apa dengan demokrasi ?

67 tahun setelah masa kemerdekaan Indonesia menerapkan sistem demokrasi sebagai landasan negara . Sejatinya demokrasi terbukti gagal dalam mensejahterakan rakyat , di dalam pemilu kita menginginkan pemimpin yang adil dan amanah namun faktanya di dalam pemilihannya terjadi banyak kecurangan dan menelan banyak korban . memilih pemimpin dalam sistem demokrasi begitu banyak ketidakadilan rawan dengan kecurangan .motif kecurangan menjadi cara yang menggiurkan untuk menggapai kekuasaan .seperti adanya politik uang yang terjadi bukan hanya di tahun ini namun tahun sebelumnya pun terjadi, adaya surat suara yang tercoblos lebih dulu,kekurangan surat suara.



Kemudian banyak Kebijakan yang muncul bukan untuk kepentingan rakyat tetapi para elit pemilik modal yang mendukung menjadi alat untuk mengembalikan investasi politik yang mahal sekaligus untuk mempertahankan kekuasaan. Hal ini terbukti bahwa kebijakan melalui legalisasi undang-undang seperti UU penanaman modal ,UUmigas,UU TDL, dll. Terbukti menguntungkan asing dan menyengsarakan rakyat. Rakyat semakin miskin dan tertekan dengan kondisi saat ini , hal ini terbukti dengan data kemiskinan mencapai 31 juta jiwa,40 juta rakyat Indonesia adalah pengangguran,3juta diantaranya sarjana ,4,5 juta anak putus sekolah . sehingga Jargon dari rakyat dan untuk rakyat adalah ilusi . 


Ditambah lagi kasus kejahatan,perjudian,narkoba,kekerasan seksual,dan perzinahan dari perkotaan hingga ke pelosok desa . Itulah beberapa masalah kehidupan dari sistem demokrasi , yakni sistem yang bersumber dari pemikiran manusia yang mengingkari peran Allah swt. Sebagai pengatur kehidupan manusia . Sistem demokrasi sangat berbeda dengan sistem Islam.

sistem islam yaitu sistem yang berasal dari wahyu allahswt . yang menerapkan hukum - hukum allahswt.untuk mengatur kehidupan manusia  Yang dapat memberikan solusi yang komprehensif untuk menyelesaikan problematika kehidupan manusia yakni menjadikan syariat Islam dan menegakkan Khilafah sebagai perisai dan pelindung.kedaulatan ada di tangan syariah dan kekuasaan ada di tangan rakyat.itulahdiantara landasan pemerintahan islamkarenanya seseorang akan dapat menjadi pemimpin kaum muslim (khalifah) jika di beri mandat   kekuasaan oleh rakyat sebagai pemilik kekuasaan tersebut.



Disinilah diperlukan adanya akad antara rakyat dan calon khalifah .untuk menjadi khalifah atas dasar Ridha dan pilihan .tanpa intimidasi dan paksaan ,allahswt .melalui rosulullahsaw.telah menggariskan bahwa akad tersebut adalah baiat .

Sabda rosulullah saw. " Dan barang siapa meninggal dalam keadaan tiada baiat dipundaknya maka matinya seperti mati jahiliyah " Abu bakar menjadi khalifah bukan saat hasil musyawarah memutuskan beliau sebagai khalifah .tetapi setelah beliau di baiat di saqifah.Umar menjadi khalifah bukan setelah pengumuman abu bakar tentang hasil musyawarah kaum muslim melainkan setelah beliau di baiat.

Dapat dikatakan bahwa baiat merupakan metode baku ( thariqoh) pengangkatan khalifah.

Khalifah diangkat semata-mata oleh kaum muslimin dan tidak ada sedikitpun campur tangan pihak kuffar . Dan khalifah diangkat dari kalangan ulama bukan dari kalangan juhala ( orang bodoh terhadap Syariat Islam ) khalifah diangkat untuk menjunjung tinggi aturan Allah bukan aturan yang dibuat oleh  akal manusia  yang relatif ini . Aturan Allah bersifat mutlak absolut , tiada seorangpun yang boleh merubahnya . allahswt berfirman:"apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki , hukum siapakah yang lebih baik dari pada hukum allah bagi orang - orang yang meyakini ( agamanya ) Al- maidah : 50 Dalam proses pengangkatan seorang Khalifah  tidak ada ambisi kepemimpinan karena sangat disadari bahwa menjadi khalifah adalah pengemban amanah Allah untuk membawa umat menjadi hamba -hamba yang saleh dan bertakwa. Dalam proses pengangkatan Khalifah tidak ada sedikitpuntipudaya , dusta, dan bujuk rayu untuk memperdaya , melainkan semua ditujukan demi berjalannya tuntunan Allah dan rasulnya . Demi tegaknya hukum-hukum Allah secara Kaffah. 



Dalam sistem Islam terbukti mensejahterakan umat , bukan hanya kesejahteraan yang bersifat materi tetapi juga bersifat rohani , kesejahteraan dunia dan akhirat. Namun semoga tragedi Pemilu 2019 yang menelan banyak korban , dapat dimaknai oleh kita semua sebagai peringatan dan pelajaran dari allahswt , yang  dapat menyentuh qalbu kita . Bahwa sejatinya kita hidup didunia hanyalah ciptaan hamba Allah yang lemah dan terbatas , tak layak dan tak pantas bagi kita untuk mencampakkan hukum Allah swt . dan  Menggenggam erat hukum kufur yakni demokrasi yang secara fakta telah menjadikan manusia untuk ingkar kepada Tuhannya.Dan mulailah kita menyadari bahwa Khilafah adalah ajaran islam yang dapat memuliakan manusia dihadapan tuhannya  Untuk menerapkannya  adalah kewajiban dan perjuangan kita semua . 

Allah swt berfirman ." ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat- malaikat sungguh aku akan menjadikan di muka bumi Khalifah ( Qs. Al baqoroh : 30 ) 

wallahua'lam...


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak