Banjar. Menyambut kedatangan Bulan Ramadhan 1440 H, Paguyuban Neang Bulan Syar'iy (Panebus) Kota Banjar mengadakan pelatihan Rukyatul Hilal, yang dilaksanakan pada Ahad (5/5/2019).
Agenda pertama adalah teori tentang cara penentuan awal dan akhir Ramadhan yang di sampaikan oleh Ustadz Roni AR, S.Si dan Ustadz Abu Hisyam, S.Pd di Masjid Multazam, Pusdai Kota Banjar.
Ustadz Roni menyampaikan tentang hisab dan rukyat yang berkaitan dengan penentuan awal dan akhir Ramadhan.
Ia menjelaskan bahwa rukyat yang sah adalah rukyat dengan mata. Sebab syar'i untuk berpuasa dan berhari raya adalah rukyatul hilal bil 'ain atau melihat bulan sabit dengan mata.
Sementara hisab boleh digunakan untuk membantu kapan dan pada posisi mana kita merukyat hilal.
Untuk rukyat sendiri, ia memaparkan ada dua macam, yakni rukyat lokal dan rukyat global. Walau keduanya adalah pendapat Islami, namun yang pendapat kuat adalah rukyat global.
Satu pendapat yang bukan Islami dan batil adalah rukyat yang berdasarkan wilayatul hukmi, yang terpengaruh paham nasionalisme.
Sementara itu Ustadz Abu Hisyam menyampaikan bahwa awal dan akhir Ramadhan bisa serentak bersamaan jika ada Kholifah, pemimpin bagi seluruh umat Islam di dunia.
Ia pun menegaskan pentingnya penegakkan kepemimpinan umum bagi kaum muslimin di seluruh dunia yang disebut Khilafah, sekaligus meninggalkan paham nasionalisme yang telah menyekat kaum muslim, termasuk menyekat dalam penentuan awal dan akhir Ramadhan.
Agenda dilanjutkan dengan praktek langsung cara melihat hilal yang berlokasi di Gunung Putri, Kota Banjar.
