Oleh : Iin Susiyanti, SP
Sekilas terlintas dalam benak, OBOR adalah sebuah tongkat dengan bahan yang mudah terbakar pada salah satu ujungnya yang dinyalakan sebagai sumber cahaya. Kali ini OBOR yang dimaksud bukanlah obor yang mampu memberikan penerangan, yang dimaksud adalah One Belt One Road (OBOR). Kemudian namanya diperhalus lagi menjadi Belt And Road Inisiator (BRI)
One Belt One Road (OBOR) adalah proyek China untuk menghubungkan jalur perdagangan besar seperti jalur sutra pada masa lalu. OBOR merupakan strategi pembangunan yang berfokus pada konektivitas dan kerja sama antara negara-negara Asia dan Eropa. Berupa sabuk Ekonomi Jalur Sutra (SREB) berbasis daratan dan Jalur Sutra Maritim (MSR) lintas samudra. Strategi tersebut menegaskan tekad Tiongkok untuk mengambil peran lebih besar dalam urusan global dengan sebuah jaringan perdagangan yang berpusat di Tiongkok
Secara diam-diam penguasa telah menandatangani proyek OBOR yang terkesan dipaksakan ditengah hiruk-pikuk pilpres yang belum selesai dengan kecurangan dan perdebatan.
Ahad 7 Ramadan1440 H/12 Mei 2019 di Pondok pesantren Darussalam, Wanajaya, Garut. Multaqo Ahlussunah Sunnah Wal Jama'ah yang dihadiri lebih dari seribu Ulama, Kyai, Habib, pengasuh Pondok pesantren serta para Habibin dari seluruh Indonesia telah sepakat menolak proyek OBOR China (Shautululama.co.id)
Ulama menilai proyek OBOR adalah upaya China dalam menancapkan penjajahan baru secara teritorial maupun ekonomi, sehingga harus segera dipadamkan. Khawatir adanya upaya penyebaran ideologi sosialisme-komunisme serta ancaman komunis yang pernah membantai kaum muslimin dimasa lalu terulang kembali. Dengan pemerintah menandatangani proyek ini maka Indonesia akan menjadi jalur perdagangan bagi China, sehingga secara ekonomi Indonesia akan dikuasai China. Biaya pembangunan infrastruktur Indonesia adalah hutang/pinjaman dari China, jika tidak mampu melunasi hutang maka seluruh infrastruktur yang ada akan menjadi hak milik China.
Kesepakatan proyek OBOR tidak akan memberikan keuntungan sama sekali terhadap bangsa ini, justru yang ada malah buntung. Hutang dengan riba adalah haram hukumnya, sudah sangat jelas larangan riba didalam Al-Qur'an ;130.
" orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Ali Imraan: 130)
Ulama sebagai pewaris nabi menjadi garda terdepan dalam menolak imperialisme China melalui OBOR. Peran Ulama terhadap umat bukan sekadar menjadi penasihat dalam persoalan ibadah ritual atau tradisi keagamaan. Namun Ulama juga harus menjalankan peran utamanya dalam muhasabah lil hukam/mengoreksi penguasa. Tujuannya agar penguasa tidak menyalahgunakan kekuasaannya.
Peran ulama sangat penting dalam menjaga umat dari tindak kejahatan, pembodohan dan penyesatan yang dilakukan oleh rezim curang. Ulama juga berperan mengungkap semua tindak kejahatan yang dilakukan oleh penguasa dan menjaga negara dari penjajah dan antek-anteknya. Ulama harus mampu menyingkap makar dan fitnah yang ada di tengah umat. Hal ini agar umat terjauh dari kejahatan musuh–musuh Islam.
Munculnya suara keras Ulama diberbagai tempat untuk menolak proyek OBOR China sebagai salah satu modus penjajahan menjadi angin segar kebangkitan umat ditengah-tengah upaya sekularisme yang menimpa para ulama dan pendangkalan pikiran oleh rezim kapitalis. Sudah saatnya Ulama dan umat Islam berbenah diri. Mulai bangun dari tidur panjangnya untuk melanjutkan kejayaan Islam dimasa lalu dengan tegaknya khilafah Islamiyyah ditengah-tengah umat. Dan inilah cita-cita agung dan mulia, warisan dari Rasulullah. Khilafah Islamiyyah adalah janji Allah, dan umat Islam harus memperjuangkannya. Ini adalah proyek umat Islam sesungguhnya.
Ulama sudah semestinya berada di garda terdepan berjuang menolak penjajahan dan memahamkan umat Islam betapa pentingnya membangun negara dengan menegakkan ideologi Islam. Sebagai umat Islam wajib untuk mengemban ideologi Islam dan menyebarluaskan keseluruhan penjuru dunia. Karena umat Islam adalah OBOR yang sesungguhnya menerangi dunia menuju cahaya Islam.