Aulia Rahmah, Gresik Jatim
Sebuah ideologi tentulah bersifat dinamis. Ia akan berkembang dan selalu eksis mengiringi gerak suatu bangsa. Kapitalisme - Sekularisme, Sosialisme - Komunisme, dan Islam mempunyai metode pelaksanaan dan penjagaan yang khas. Berbeda satu sama lain, bahkan saling bertentangan.
Jika kita menengok sejarah Indonesia kebelakang, kita akan paham bahwa Ideologi Sosialisme - Komunisme sudah ditolak oleh pribumi. Masyarakat Indonesia telah membuktikan bahwa komunisme tidak sesuai dengan fitrah kemanusiaan, karena menganggap agama adalah racun, padahal manusia mempunyai kebutuhan terhadap Tuhannya. Begitupula dengan para pegiatnya, yang kerap mengembangkan ajaran komunisme dengan menggunakan cara - cara brutal, sadis dan biadab. Komunisme adalah musuh.
Kini, pemerintah membuka luka lama. Entah sadar atau tidak, amarah rakyat seakan diuji oleh para petinggi negeri. Menjalin kerjasama dengan pemerintah China komunis untuk melicinkan neo imperialismenya. Ya, penjajahan gaya baru oleh asing dari timur dengan modus memberi pinjaman dan pembangunan infrastruktur. Menko Bidang Maritim Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan proyek kerjasama Indonesia dan China , One Belt One Road ( OBOR ) atau yang dikenal dengan sebutan empat koridor, siap dilaksanakan. 23 nota kesepahaman ( MoU ) antara pebisnis Indonesia dan Tiongkok ditandatangani setelah pembukaan KTT Belt and Forum ll di Beijing, Tiongkok, jum'at ( 26/04/2019 ), dilansir oleh m.harianjogja.com(28/04).
Bagi pemimpin negara yang jeli, mereka akan menimbang - nimbang keuntungan apa yang didapat dengan suatu kerjasama, menyederhanakan masalah dengan memandang keuntungan secara materi saja adalah pandangan yang sempit. Negara harus berperan juga untuk menjaga agama, kultur masyarakat, ekonomi, dsb karena ini menyangkut kehidupan seluruh rakyatnya. Para pengamat dan negara penerima donor melayangkan kritikan kepada Presiden China, Xi Jinping. Mereka menyimpulkan proyek OBOR ini akan menjadi jebakan hutang, khususnya bagi negara berkembang.
Indonesia yang dari dulu berada pada level negara yang sedang berkembang terancam eksistensi kedaulatan negerinya. Bagaimana tidak, dengan jebakan hutang, maka amat mudah bagi China untuk menguasai Indonesia dari segi geopolitiknya. Semakin Indonesia terjerat hutang, semakin kuat pula neo imperialisme menancap. SDA terkuras, martabat bangsa terinjak - injak, kemiskinan makin menjadi - jadi, bencana alam mengancam akibat dari pembangunan infrastruktur yang tidak memperhatikan dampak negatif bagi lingkungan.
Pertarungan ideologi dimulai, neo imperialisme sebagai senjatanya. Melalui kerjasama ekonomi, investasi, pinjaman, dan pembangunan infrastruktur, SDA kita dikeruk habis - habisan. Demokrasi yang dikembangkan oleh negara tak cukup kuat untuk membendung neo imperialisme. Hutang Indonesia semakin bertambah.
Perang ideologi haruslah dilawan dengan ideologi pula. Menggunakan Sistem Negara Khilafah Islamiyah adalah jawaban yang tepat. Dengan Ideologi Islam, negara akan memenuhi peranannya sebagai penjaga aqidah umat sekaligus mampu memelihara hajat hidup rakyatnya. Negara akan peka dengan segala bentuk penjajahan gaya baru dan akan berusaha dengan sungguh - sungguh menangkalnya.
Keadaan Umat Islam hari ini telah menjadi perhatian Rosul kita tercinta. Beliau mengutarakan keprihatinannya dengan sabdanya " Akan tiba suatu masa nanti, Umat Islam ini akan diperebutkan seperti makanan yang ada di meja makan ".Sahabat yang mendengar menjadi kaget. Dan bertanya
" Ya Rosulullah, apakah nanti kita merupakan umat yang sedikit wahai Rosul, sampai di perebutkan seperti itu ? "
Kemudian Rosul mengatakan " Tidak, justru kalian nanti mayoritas, tetapi kalian itu tidak ubahnya seperti buih di lautan. Akan dicabut dari dada musuh - musuh kalian rasa takut kepada kalian dan ditimpakan kedalam dada - dada kalian akan satu penyakit yaitu Al Wahhan " .
Kemudian sahabat bertanya" Apakah Al Wahhan itu ? ".
Rosulullah mengatakan " Al Wahhan adalah cinta dunia dan takut mati "
Moment Ramadhan ini menjadi pelajaran bagi kita untuk memper
kuat kepribadian Islam kita. Mati itu pasti tak layak untuk ditakuti. Segala yang kita punya akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah, dari umur, harta, dan jabatan. Sudah sesuaikah dengan apa yang dikehendaki Allah atau belum. Jika belum masih ada waktu untuk berbenah. Menyambut seruan penegakan Syariat Islam dengan menerapkan Sistem Khilafah Islamiyah bisa menjadi kontribusi bagi kita untuk menangkal neo imperialisme yang mengancam kedaulatan negeri.
Wallahu'alam bishowab