By: Kamila Khairani
Malam ini terlalu panjang ku rasa
Roda waktu seakan berputar lambat
Menggelinding dengan sangat pelan
Sementara aku, masih terpaku membisu
Berselimutkan kesunyian lorong langit
Menyesali dosa dan kelalaian diri
Yang entah kapan akan beranjak
Meninggalkan kebersamaan ini
Yang membelenggu meninggalkan dosa
Perlahan menutupi kejernihan sanubari
Takutku akan azab yang tak terelak
Memperumit prahara di akhirat kelak
Yang akan memukul dengan telak
Menghisab segalanya tanpa kecuali
Atas apa yang sudah diperbuat diri
Harapku atas belas kasih-Nya
Yang mengabulkan segala pinta
Memberi dengan setulus cinta
Maha Baik atas setiap hamba
Tak terkecuali pada diri yang hina
Masih layakkah mengaku cinta?
Sedang maksiat masih dicendrungi
Dan kelalaian masih membersamai
Menjadikan segalanya kian kelabu
Tertutupi noktah-noktah kesuraman
Masih layakkah untuk meminta?
Meski segalanya telah diberikan
Pada diri yang bersimbah kesia-siaan
Yang jauh dari predikat ketaqwaan
Tuk menjadi seorang hamba hakiki
Layakkah berharap syurga?
Sedang perilaku bercirikan beda
Layaknya penikmat kefanaan
Penuh lena dan tipu dunia
Hingga melupakan keabadian
Pantaskah mencintai pecinta-Nya?
Yang rela hibahkan hidup seutuhnya
Yang senantiasa menjaga dalam sikap
Agar tak terjerumus perkara yang subhat
Yang semakin memperjauh jarak dilewati
Berharap ampunan atas diri
Yang bersimbah dosa penuh sesal
Berharap akan keridhaan didapati
Karena takut azab yang menghinakan
Yang tak mungkin sanggup tuk dirasakan
Memohon keizinan
Tuk selami samudera mahabbah
Hanyut dalam bakti hanya pada-Nya
Tenggelam dalam lautan kasih-Nya
Hingga sampai ke dermaga bahagia
Agar dunia tak lagi di hati
Yang mengalihkan negeri abadi
Untuk jumpa yang lama telah dirindui
Tuk melihat keindahan wajah Sang Illahi
Itulah pengharapan hamba yang tertinggi
Menyelami Samudera Mahabbah
Merenangi tepian maghfirah-Nya
Hingga ke seberang Inayah-Nya
Tuk sampai ke dermaga Jannah
Semua hanya atas kehendak-Nya