Oleh: khoiroh Anisya (Aktivis Deli Serdang)
Di zaman sekarang, ide-ide yang berasal dari feminisme dianggap modern dan berkemajuan. Padahal ide-ide yang dituangkan bertentangan dengan syariat Islam. Dengan adanya feminisme, mereka menganggap bahwa laki-laki dan perempuan dapat disetarakan dalam segala hal. Perempuan memiliki hak kebebasan yang sama dengan laki-laki dalam hal bekerja, kebolehan perempuan memimpin negara, memandang menutup aurat sebagai pengekang kebebasan berekspresi perempuan, mengecoh dalil Alquran tentang warisan: perempuan dan laki-laki memiliki bagian yang sama dan lain-lain.
Dalam feminisme, yang menjadi tolak ukur kesuksesan perempuan adalah berada pada karirnya. Ketika ia memiliki materi yang berasal dari kerja kerasnya sendiri maka itulah yang diartikan sukses dalam artian feminisme. Sungguh disayangkan, jika asumsi feminisme melekat pada jiwa perempuan saat ini, maka banyak perempuan yang melupakan kodratnya sebagai istri, ibu dan pengatur rumah tangga sebagaimana semestinya.
Sebagaimana berita yang dimuat melalui (ANTARA) bahwa Pemerintah Kota Binjai melakukan pembinaan demi meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan perempuan, serta organisasi perempuan guna peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan di daerah itu diantaranya belajar suminagashi. Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber yang merupakan pakar suminagashi yang berasal dari Kota Bandung yakni Linda Marlina, di Binjai, Senin. Kepala Dinas P3AM, Meidy Yusri mengungkapkan kemajuan zaman mengubah pandangan perempuan dalam bidang pembangunan, kami berkomitmen berupaya meningkatkan kualitas hidup perempuan dalam segala bidang (antaranews.com).
Pemerintah Kota Binjai mengambil sikap untuk membangun eksistensi perempuan agar dapat berperan dalam memajukan daerahnya. melakukan pengembangan kualitas hidup perempuanpun dilakukan dengan tujuan meningkatkan kualitas perempuan dalam segala bidang dan menyetaraan gender antara laki-laki dengan perempuan atau dikenal dengan istilah feminisme. Tentu tujuan ini sepatutnya mendapatkan dukungan dari segala lini masyarakat namun berusaha menyetarakan gender antara laki – laki dan perempuan bukanlah solusi untuk meningkatkan kualitas perempuan agar dapat berperan aktif dalam pembangunan daerah.
Jika dilihat dari sudut pandang Islam, upaya feminisme yang dilakukan tersebut bukanlah solusi hakiki yang dapat membangun eksistensi perempuan. Sebab, solusi yang dihadirkan bukanlah solusi yang berasal dari Islam. Melainkan dari konsep Barat. Awal mula gerakan feminisme sangat berkaitan dengan perubahan sosial di Eropa. Secara individu, salah satu karya awal yang memelopori gerakan feminisme adalah tulisan Mary Wollstronecraft di Inggris melalui bukunya “A Vinducation of the Right of Woman” yang terbit pada 1792 M. Tulisan tersebut muncul sebagai sebuah reaksi atas berbagai ketidakadilan terhadap perempuan (Komunitas Literasi Islam).
Feminisme adalah reaksi atas berbagai ketidakadilan dan permasalahan hidup yang muncul dari sistem hidup selain Islam. Dalam Islam, perempuan sudah diberikan hak dan kewajiban yang sangat adil tanpa harus menuntut dan pemogakan. Keistimewaan perempuan bukan dari seberapa banyak finansial yang mampu ia dapatkan, melainkan bagaimana ia dapat menjaga marwahnya sebagai seorang muslimah. Pendidikan tinggi bukan untuk melomba laki-laki, melainkan bekal untuk menciptakan generasi-generasi sholih dan sholihah sebagai aset bangsa. Islam telah mengatur sempurna hubungan laki-laki dan perempuan yang menghasilkan keharmonisan. Jika sistem Islam sudah sempurna dalam mengatur segalasesuatu dalam lini kehidupan yang ada, lantas mengapa harus feminisme?
Semangattt kawan pejuang syari'ah
BalasHapus