Oleh : Hj. Mimi Muthmainnah
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍۢ وَٰحِدَةٍۢ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًۭا كَثِيرًۭا وَنِسَآءًۭ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًۭا
“Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali.” [QS. An Nisaa (4):1].
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang gemar bertengkar" . (H.R. Bukhari, Muslim)
Miris dan prihatin membaca sebuah artikel sepasang suami isteri hanya karena berbeda pilihan capres cawapres sampai harus berpisah di meja hijau.
Apakah harus berpisah? Seharusnya ini tidak perlu terjadi. Namun kita semua menyadari, beginilah ketika hidup dalam aturan buatan manusia. Ketika iman dalam rumah tangga tersebut ringkih tanpa penopang yang kuat yaitu iman dan takwa.
Maka apa yang terjadi? Mampu meruntuhkan bangunan kokoh sebuah rumah tangga, mahligai yang dibangun bertahun-tahun suka duka dirasakan bersama, makan bersama bahkan ke pasar pun bersama. Dan tentunya masih banyak kenangan indah semasa berumah tangga.
Namun masalah sepele mampu memicu pertengkaran hebat bahkan membuat pasangan tersebut berantakan. Tidak ada pasangan di dunia ini yang saat menikah memiliki kesamaan sifat dan perilaku. Semua dengan bawaannya sendiri
Namun begitu pernikahan telah menyatukannya. Dan merupakan qadha Allah yang telah tertulis di lauh mahfudz.
Tiada hal yang paling baik kita lakukan adalah bersyukur atas karunia jodoh yang Allah berikan apapun keadaannya.
Dan menjadikan rumah tangga sebagai wadah dan pusat belajar, menempa kasih sayang, saling menerima kekurangan dan kelebihan, melatih kesabaran, saling memaafkan, saling menghargai, tulus ikhlas melayani, bangun positif thinking, dan masih banyak pelajaran berharga lainnya.
Ketahuilah, ladang amal terbaik itu ada dalam rumah tangga itu sendiri.
Bagi mereka yang mau menyadari, tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Mereka akan senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan bagi keduanya.
Suami senantiasa menjadikan dirinya orang yang layak untuk dihormati sebagai pemimpin yg amanah, sabar dalam mendidik, qowwam bagi isteri dan anak-anaknya.
Begitupun isteri hendaklah patuh menjaga kehormatannya. Menjaga harta suami, menutup aibnya, mengasuh dan mendidik anak-anaknya serta mengatur rumah tangga sebaik-baiknya.
Semua ini harus dilandasi iman yang kokoh, paripurna dan menjadikan kehidupan rumah tangga semata-mata mengharap Ridho-Nya.
Saling memahami keindahan romantisme kehidupan rumah tangga dalam rangka melestarikan keturunan yang sholih dan sholihah.
Maka hendaklah kedua pasangan membangun suasana komunikasi yang hangat dan baik.
Tentu dengan terus menerus belajar bagi keduanya. Menjalankan peran dan fungsi masing-masing sebagaimana yang diatur dalam Islam.
Bagi suami, berusaha menjalankan perannya sebagai imam yang baik bagi isterinya. Dan menjadi ayah teladan bagi anak-anaknya.
Begitupula sang isteri, ia menyadari sepenuhnya bahwa tugasnya sebagai ummu warabatul baiti langsung didapat dari Sang pencipta-Nya. Ia dituntut untuk sabar dan ikhlas dalam menjalani amanah yang diembannya.
Jangan lupa untuk saling mendoakan diantara keduanya, agar rumah tangga langgeng, bahagia, dimudahkan dalam menjalani tiap-tiap ujian, memohon keberkahan dalam rumah tangga agar menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah.
Penting untuk dicatat, membenci dan mencintalah karena Allah, karena hal demikian akan mengalahkan bisikan-bisikan syaitan yang suka mencerai beraikan kebahagiaan, kasih sayang dan indahnya rumah tangga dua insan.
Jadi, sekiranya kebersamaan itu bisa saling menguatkan diantara keduanya, lalu mengapa harus berpisah..??
Waspadalah perangkap syaitan...!!
Wallahu a'lam bishowwab