Oleh : Siti Rofiyah
(Pemerhati Sosial dan Member Pena Muslimah Cilacap)
Pada tahun 2013, Presiden Tiongkok, Xi Jinping, mengumumkan gagasan One Belt One Road (OBOR) yang merupakan inisiasi strategi geopolitik Tiongkok dengan pemanfaatan jalur transportasi dunia sebagai jalur perdagangan yang tersebar di kawasan Eurasia. Visi dari OBOR itu sendiri ialah meningkatkan kesejahteraan dan perwujudan modernisasi Tiongkok di tahun 2020 dengan meningkatkan intensitas perdagangan dengan penyediaan fasilitas infrastruktur, baik darat maupun laut,p yang memadai di seluruh kawasan yang ditargetkan.
Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, memastikan tahap pertama proyek One Belt One Road Cina (OBOR) ditandatanganit bulan April 2019. Ada 28 proyek yang akan ditawarkan. Nilainya mencapai US$ 91,1 miliar setara Rp1.296 triliun. Salah satu proyek yang ditawarkan adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Jonggol, sebuah kawasan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jika terealisir daerah yang berdekatan dengan kawasan wisata Puncak itu, akan menjadi enclave baru komunitas pekerja Cina di Indonesia. Mirip Morowali di Sulawesi Tenggara.
Melihat pilihan waktu penandatangannya pada bulan April juga menunjukkan ada sesuatu yang sangat penting, mendesak, sekaligus darurat. Patut dicurigai,t Jalur Sutera Modern ini sebagai proyek kejar tayang. Harus beres sebelum pilpres 17 April 2019. Jelas terlihat ada kekhawatiran, jika konstelasi politik Indonesia pasca Pilpres 2019 berubah, proyek ini bisa gagal. Karena itu harus dikejar sebelum terlambat. Asal tanda tangan, dan memaksakan proyek-proyek besar di masa injury time, ketika tenggat waktu hampir habis, memang hal yangj biasa bagi rezim Jokowi.
One Belt One Road (OBOR) menjadi mimpi besar Cina menjadi negara adidaya. Gagasan OBOR menjadi proyek besar Cina untuk masuk ke negara-negara berkembang, yang kaya akan sumber daya alam, dan penguasa yang loyal pada China. Akankah proyek OBOR menguntungkan Indonesia? Ataukah justru akan menjadikan Indonesia sebagai jajahan baru dan masuk dalam jebakan penjajahan Cina secara politik dan ekonomi?
Menyikapi hal itu para Alim Ulama Ahlussunnah waljama'ah, menyelenggarakan kegiatan Mutlaqo Ulama Aswaja Nasional. Yang bertempat di aula Ponpes Darrussalam, kecamatan Wanareja, Kabupaten Garut, Jawa Barat Minggu 12 Mei 2019 lalu. Ribuan peserta yang terdiri dari tokoh Ulama, dari berbagai lembaga dan ormas. Berkumpulnya para Alim Ulama ini, menghasilkan pernyataan sikap, yaitu penolakan proyek OBOR China.
Adapun beberapa poin penyampaian para Tokoh Ulama bahwa, “proyek OBOR China harus kita tolak, karena proyek tersebut adalah, upaya kolonialisasi China baik secara teritorial maupun ekonomi, upaya penyebaran ideologi sosialisme Komunis, upaya membangkrutkan negara – negara oleh penjajah China dengan kata lain, OBOR China adalah bentuk penjajahan baru yang harus segera dipadamkan, penerapan Syariah Islam secara Kaaffah solusi mengatasi proyek OBOR China,” demikian pernyataan para Tokoh Ulama. (TRANS89.com,13-5-2019)
Berdasarkan kajian mendalam berkaitan OBOR sebagai proyek ambisius Cina dalam hegemoni kepentingan politik dan ekonomi, maka sudah seharusnya para Ulama yg notabene pewaris para Nabi harus berada pada garda terdepan menolak imperialisme China dalam proyek OBOR ini. Sebagaimana dari Anas Radiyallahu anhu diriwayatkan, “Ulama adalah kepercayaan Rasul selama mereka tidak bergaul dengan penguasa dan tidak asyik dengan dunia. Jika mereka bergaul dengan penguasa dan asyik terhadap dunia, maka mereka telah mengkhianati para Rasul, karena itu jauhilah mereka.” [HR al Hakim]
Dari Abu Dzar berkata, ”Dahulu saya pernah berjalan bersama Rasulullah ﷺ, lalu beliau bersabda, “Sungguh bukan dajjal yang aku takutkan atas umatku.”. Beliau mengatakan tiga kali, maka saya bertanya,” Wahai Rasulullah, apakah selain dajjal yang paling Engkau takutkan atas umatmu ?”. Beliau menjawab, para tokoh yang menyesatkan”. [Musnad Ahmad (35/222)]
Bukankah Indonesia negeri yang kaya sumber daya alam dan manusianya? Seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan rakyatnya dan dikelola secara mandiri. Satu satunya solusi yaitu mengelola negeri ini dengan syariah yang telah Allah turunkan. Begitu pun orang-orang kafir tidak boleh menjajah dan menguasai kembali kehidupan umat Islam. Sebagaimana Allah berfirman:
“Allah sekali-kali tidak akan memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan oran-orang mukmin” (An-Nisa’ [4]: 141)
Tolak OBOR sebagai bentuk kolonialisasi Cina. Tegakkan kembali Khilafah Islamiyah untuk menyelamatkan umat dan hidup berkah dalam ridho-Nya.