By: Messy (Member Penulis Ideologis)
Lagi, lagi dan lagi. Isu L6BT kembali mencuat ke permukaan. Kali ini muncul dengan cover yang baru. Yaitu dalam bentuk film 'Kucumbu Tubuh Indahku' karya Garin Nugroho yang berkisah tentang seorang penari lengger dari Banyumas yang di dalam tubuhnya memiliki dua kepribadian yaitu sifat maskulin dan feminin.
Hal ini mengundang komentar penulis skenario yang mengatakan, "Dan tentang trauma tubuh, semua orang punya trauma," jelas Garin Nugroho pada hot.detik.com, 30 april 2019.
Dalam film dijelaskan bahwa nama Lengger berasal dari kata ‘leng’ yang berarti lubang (sebagai simbo feminimitas) dan ‘ngger” dari kata jengger ayam jago (sebagai simbol maskulinitas). Kehidupan pahit Juno (peran utama) membuatnya memiliki trauma tersendiri. Juno merasakan ada ketaksaan seksualitas dalam dirinya, ia merasa jiwa femininnya terjebak dalam tubuh yang maskulin.
Sekularisme: Seni Bebas Tanpa Batas
Jika, masyarakat membiarkan penayangan film tersebut dengan dalih kebebasan maka yang terjadi adalah membuka pintu masuk atas pemahaman yang membenarkan perilaku L6BT. Karena lewat pintu tersebut akan mempengaruhi cara pandang masyarakat yang justru akan adanya pemakluman atas penyimpangan penyakit masyarakat tersebut. Sebagian besar mereka yang pro dengan L6BT menggunakan dalih atas nama kebebasan dan HAM sebagai perisai. Ketika sudah terjangkit virus sekulerisme, pluralisme dan liberalisme maka akan memungkinkan menggunakan seni lewat film untuk mendukung propaganda tersebut.
Paham sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan akan menggunakan berbagai cara untuk melegalkan L6BT di negeri ini yang mayoritas beragama Islam. Tayangan di media khususnya film mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi tindakan, perilaku dan gaya hidup penontonnya. Untuk itu bagi masyarakat yang masih perduli dengan generasi bangsa agar tidak terpapar ide-ide yang di tanamkan lewat film tersebut dan harus menolak dengan keras jika melihat dampak yang ditimbulkannya akan sangat berbahaya apalagi jika ditonton oleh anak-anak.
Menurut KPAI, sejak 2011 sampai 2014, jumlah anak korban pornografi dan kejahatan online telah mencapai 1.022 anak. Dari jumlah tersebut, 28% anak menjadi korban pornograsi secara offline dari materi seperti foto atau gambar. Penelitian lain juga hampir senada dan terus meningkat setiap tahunnya.
Islam Memandang Seni
Dalam ideologi Islam, seni dan agama tidak boleh dipisahkan. Seniman beriman tidak memilah lagi mana ranah seni dan mana ranah agama. Mengapa? Karena Aqidah Islam yang diyakininya telah mewajibkan dia untuk tunduk pada Islam dalam segala perbuatannya, tidak peduli lagi perbuatan itu terkategori dalam bidang kehidupan yang mana. Baginya, segala sesuatu urusan hidupnya wajib ditundukkan pada agamanya, baik itu urusan ibadah, urusan politik, maupun urusan lainnya, termasuk urusan seni dan kegiatan berkesenian.
Maka dari itu, seniman yang seperti ini tidak akan melukis objek yang bernyawa, karena aktivitas itu telah diharamkan dalam agama Islam. Lebih-lebih lagi dia tidak akan melukis objek manusia yang telanjang, karena Islam telah mengharamkan melihat aurat orang lain, baik aurat laki-laki maupun aurat perempuan.
Secara ringkas, seniman muslim yang sejati akan menundukkan seni dan kegiatan berkeseniannya pada Syariah Islam. Islam memandang seni sebagai sarana dakwah untuk penyebarluasan Islam. Sebagaimana yang terjadi di Indonesia, dakwah juga mengalir dalam syair-syair yang dilantunkan bersama gamelan, gendang ataupun seruling. Islam tidak anti pada seni. Perkembangan seni terjadi pada masa daulah Bani Umayyah, terutama pada seni suara, seni rupa dan seni bangunan (arsitektur).
Pada masa Daulah bani Umayyah, kaum muslimin mencapai kemajuan di berbagai bidang, baik bidang politik, ekonomi, sosial maupun ilmu pengetahuan. Karena itu, kosakata bahasa semakin bertambah dengan kata-kata dan istilah baru yang tidak ada pada zaman sebelumnya. kota Basrah dan Kufah menjadi pusat perkembangan ilmu dan sastra (adab), berkembang pula ilmu tata bahasa (ilmu nahwa dan Sharaf dan ilmu Balaghah serta banyak lahir penyair terkenal. Dalam seni rupa, berkembang pula seni ukir dan seni pahat. Banyak penggunaan khat arab (kaligrafi) sebagai motif ukuran yang muncul paada ragam hias mulai pilar, tembok dan langit-langit.
Demikianlah seni memiliki ruang dalam islam. Bukan untuk menyebarkan kepornoan atau L6BT tapi menjadi sarana melihat keagungan Sang Pencipta, Allah SWT. Seni menjadi sarana penyebaran dakwah, menjaga ummat dari pornografi dan sejenisnya. Berdasarkan semua penjelasan di atas, jelaslah bahwa bagi seorang muslim pada umumnya, dan seniman muslim pada khususnya, wajib tunduk pada Syariah Islam, karena keimanannya kepada Islam telah mewajibkan dia untuk tunduk pada Syariah Islam, dan karena syariah Islam.