Oleh. Ummu Muhammad Al-Fatih
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Kucumbu Tubuh Indahku adalah film Indonesia tahun 2019 garapan penulis dan sutradara Garin Nugroho.
Film ini tayang di bioskop seluruh Indonesia pada tanggal 18 April 2019.
Namun, baru-baru ini film Kucumbu Tubuh Indahku banyak menuai protes.
MOJOK.CO – Saya gay dan saya ingin bilang : menonton film Garin Nugroho “Kucumbu Tubuh Indahku” sepuluh kali pun tidak akan mengubah orientasi seksualmu. Please, deh !
Saya tergerak untuk menulis tulisan ini setelah membaca komentar-komentar yang ditulis di dua petisi sekaligus, yang masing-masing berjudul Tolak penayangan film LGBT dengan judul “Kucumbu Tubuh Indahku” Sutradara Garin Nugroho dan Gawat ! Indonesia sudah mulai memproduksi film LGBT dengan judul “Kucumbu Tubuh Indahku”. Kedua petisi ini, pada intinya, berpesan “Tolak LGBT.”
tirto.id - 18 April 2019, sutradara Garin Nugroho mulai memutar film Kucumbu Tubuh Indahku di sejumlah bioskop Indonesia. Di situ, Garin menceritakan tentang perjalanan Juno yang kerap menyaksikan kekerasan di lingkungannya. Pertama, ia melihat kekerasan saat bergabung dengan grup tari Lengger di desanya, dan menjadikan dia berpindah dari satu desa ke desa lain. Dalam hidupnya, Juno tak hanya menyaksikan kekerasan, tapi juga mendapat kekerasan seperti kekerasan sosial hingga kekerasan politik. Film karya Garin itu telah diakui kualitasnya di dunia dan memenangkan Asia Pacific Screen Award, film terbaik Festival Des 3 Continents Nantes 2018, dan mengikuti seleksi Festival Film International di Venesia. Namun, meski film tersebut telah menorehkan sederet prestasi internasional, tapi ternyata tak bisa memuluskan publikasinya di Indonesia.
Seperti diberitakan Antara, Wali Kota Depok, Mohammad Idris melalui surat bernomor 460/185-Huk/DPAPMK tertanggal 24 April 2019 menyampaikan keberatan atas penayangan film itu dan melarang penayangan film tersebut di wilayahnya.
PONOROGO: Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, bersiap menjaring banyak wisatawan sepanjang 2019. Sejumlah atraksi bakal digelar. Total, ada 85 event yang disiapkan. Calendar of Event Pariwisata Ponorogo sudah bisa dinikmati mulai pekan depan.
85 Event yang akan disajikan Ponorogo dijamin unik dan menarik. Ada unsur tradisional yang dikolaborasikan dengan budaya kontemporer.
“Ponorogo sangat responsif. Mereka peka membaca potensi dan kekuatan daerahnya. Setiap bulan ada banyak event yang ditawarkan kepada wisatawan. Event-event ini sangat memanjakan wisatawan. Ada beragam warna budaya khas Ponorogo yang disajikan. Inilah warna asli Ponorogo yang eksotis,” ungkap Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa, Sabtu (5/1).
Seni dan Kebebasan dalam Sekularisme, merusak dan harus dilawan.
Sistem sekuler menyuburkan kebebasan yg merusak generasi termasuk melalui seni(perfilman) untuk meraih keuntungan materi.
Seni Dalam Pandangan lslam
Selain makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial yang tidak bisa memisahkan kehidupanya dengan manusia lainnya.
Seni musik, gerak atau perfilman misalnya merupakan salah satu aktifitas budaya yang dilakukan oleh hampir semua orang, disengaja atau tidak, aktif maupun pasif.
Alunan musik dengan sangat mudahnya kita temui dari tempat yang privasi hingga ke tempat yang umum sekalipun.
Sehingga menjadi kebutuhan tersendiri bagi seorang muslim untuk mengetahui fiqih mengenai seni/musik di dalam pandangan diinul Islam, sebab sudah sepantasnya seorang muslim terikat dengan hukum syara’, dalam artian setiap muslim wajib serta dituntut untuk mengetahui boleh tidaknya sebuah aktifitas itu dilakukan menurut hukum Islam sebelum melakukan aktivitas tersebut.
Islam adalah agama yang unik, bila dibandingkan agama yang lain maka Islamlah yang memiliki aturan yang paling kompleks.
Dari tatacara memakai pakaian, bercermin, memasuki kamar mandi, hingga sampai urusan mengatur negara semuanya telah diatur di dalam Islam.
Termasuk dalam urusan seni/musik, Islam juga telah memiliki aturan akan tetapi tidak sampai kepada tataran aturan yang sifatnya ushul (pokok) melainkan bersifat furu’iyah (cabang). Maka bila coba disimpulkan kemungkinan persepsi kaum muslimin terhadap seni/musik,menurut Dr. Yusuf Al-Qardlawy dalam bukunya yang berjudul “Fiqih Musik dan Lagu”
Khalifah yang menerapkan sistem khilafah islamiyah akan meriayah rakyatnya menjadi sosok pribadi yang bertaqwa sehingga mampu melahirkan karya seni yang mampu membawa umat menjadi insan-insan mulia karena ketaqwaannya kepada Sang Pencipta.
Sudah menjadi kewajiban bagi seluruh kaum muslimin yang beriman menikmati seni/musik yang sesuai dengan hukum syara'.
Sehingga dengan kesenian yang benar, manusia mampu meningkatkan ketaqwaannya serta taat kepada seluruh hukum-hukum Allah di dalam kehidupan sehari-hari.
Sistem Islam memandang keberadaan seni bukan sekedar hiburan, namun alat/sarana dakwah dan pendidikan untuk mencerdaskan umat/generasi dengan Islam.
Barakallah...
BalasHapusmaju bersama demi mewujudkan insan yang bertaqwa