Kepemimpinan Demokrasi Hanya Ilusi

Oleh : Dwi Suryaningsih

Kepemimpinan merupakan perkara yang sangat penting dalam kehidupan ini. Karena implementasi sebuah kepemimpinan dari seorang pemimpin akan mementukan kualitas siapapun yang dipimpinnya. Tinggi rendahnya kualitas hidup manusia dapat diukur dari sistem yang diadopsi penguasa untuk mengatur rakyatnya. Apakah sistem tersebut adalah sistem yang bersumber dari Al khaliq ( pencipta) yang maha mengatur( Al mudabbir), sistem yang memanusiakan dan memuliakan manusia. Atau sebaliknya, sistem kufur yang dibuat oleh manusia berdasarkan kepentingan dan hawa nafsu semata. Sehingga pasti selalu menyengsarakan dan menghinakan manusia.

Sayangnya, masih terdapat kesalahan yang besar ditengah masyarakat tentang cara berpikir ketika membicarakan kepemimpinan. Yakni, masyarakat masih saja terjebak hanya membicarakan sosok pemimpinnya, yang kemudian kita juga menggantungkan nasib kita kepada sosok tersebut. Padahal sejatinya ada perkara yang jauh lebih utama dari itu semua, yakni menyangkut sistem yang diterapkan oleh seorang pemimpin dalam menjalankan masa kepemimpinannya. Karena sebaik apapun personal pemimpin, jika sistem yang diemban rusak, tentu tidak akan menghasilkan kebaikan. Sebaliknya justru akan mengakibatkan kerusakan. Bahkan semakin loyal pemimpin pada sistem rusak tersebut, semakin parah pula kerusakan dan kebobrokan yang terjadi.

Banyak kalangan umat yang masih saja tertipu dengan demokrasi. Bahkan ada yang menganggap ia adalah bagian dari lslam. Padahal ini sama sekali tidak benar. Mendambakan secercah harapan dari demokrasi, sungguh itu hanya ilusi. Demokrasi menjadikan kedaulatan ditangan rakyat (As-siadah li sya'bi) dan menjunjung tinggi kebebasan ( Al-huriyah). Sedangkan lslam menempatkan kedaulatan adalah ditangan syara. Artinya, manusia sehebat apapun tidak bisa seenaknya sendiri membuat hukum. Ia harus menjadikan syari'ah lslam sebagai dasar sekaligus rujukan manakala menentukan hukum dan berbagai kebijakan. lslam juga tidak membenarkan adanya kebebasan, karena setiap individu harus terikat dengan seperangkat syari'at, suka ataupun tidak suka.

Dalam demokrasi ketika terjadi perbedaan, pemutusnya adalah suara terbanyak. Padahal suara terbanyak tidak selalu benar. Suara terbanyak juga tidak selalu sejalan dengan dengan kebenaran. Dan fakta menunjukkan, suara terbanyak bukanlah representasi suara rakyat. Namun suara pemilik modal dan asing yang memberikan suntikan dana untuk proses legeslasi. Sehingga kasus suap menyuap sudah menjadi hal yang biasa.

Didalam lslam, soal kepemimpinan pengaturannya sangat jelas. Yakni mulai dari kreteria sosok calon pemimpin yang harus memenuhi syarat-syarat(muslim, laki-laki, baligh, merdeka, berakal, adil, dan mampu). Hal lainnya adalah terkait bentuk sistem dan pengaturannya harus semata demi merealisasikan syariat lslam dengan pengaturan sistem lslam. Seorang pemimpin dalam lslam tidak kebal hukum. Ketika seorang pemimpin dengan sengaja melakukan kemaksiatan berupa pelanggaran syariah, maka ia harus melepaskan jabatan kepemimpinannya.

Hal ini sangat berbeda dengan sistem sekulisme yang berpegang teguh pada upaya pemisahan agama dengan kehidupan( Fashluddiini anil hayah), dengan demokrasi-kapitalis yang yang mengedapankan meteri(uang). Yang melahirkan sosok-sosok pemimpin yang dzalim, rakus, tidak amanah, yang hanya memeras suara rakyat demi meraih ambisi. Mustahil, demokrasi mampu mensejahterakan manusia apalagi memuliakan manusia.

Jadi, pembicaraan sosok pemimpin tidak relevan jika sistem yang diterapkan tidak dirubah,yakni masih tetap mempertahankan demokrasi.

Dan kini, ada PR besar yang harus diselesaikan oleh kaum muslim di negeri ini, yakni mencampakkan kapitalis-sekuler dan mncabut demokrasi dari akarnya . Dan menggantinya dengan lslam. Sistem yang pernah berjaya selama 13 abad dengan penuh gemilang. Sistem warisan Rasulullah SAW. Sistem yang akan mengakomodir terrealisasinya pelaksanaan seluruh syariat lslam. Yakni khilafah lslamiyyah 'ala minhajinubuwah..

Wallahu a'lam bish-shawwab.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak