Kalau Begini Caranya Memilih Pemimpin, Kita Tinggalkan Saja Demokrasi

Oleh : Ustadzah Yanti Tanjung


Yang ku pahami Kapitalisme global itu sedang sedang bermain sambil sesekali tertawa dan tersenyum atau tertawa terbahak-bahak, menyaksikan pemilu kita hari ini. Mereka sudah membuat aturan permainan itu, siapa yang menang merekalah yang menentukan,karena semua bisa mereka beli.


Sedihnya memang Demokrasi telah memecah suara umat Islam, sudah jelas bagiku siapa pengkhianat agama dan pengkhianat umat Islam. Meeka rela berpihak padakecurangan untuk dapatkan stampuk kekuasaan dan sekerat dunia,lupa jika kelak nasib orang2 yang curang dan penjilat berada di neraka. 


Para kapitalis itu sangat bernafsu memenangkan boneka mainannya agar mulus semua proyek besarnya demi penjajahan, tak ingin jenderal itu memenangkan pemilu ini sebab ancaman yang menakutkan apalagi di belakangnya adalah ulama dan umat islam militan , proyek2mereka bisa ambruk. 


Jika memang Demokrasi jujur,kenapa tidak menjadi kesatria membuktikan hasil penghitungan suara di kedua kubu yang ada,kenapa disitu menolak,jadilah tanda tanya dan pengerahan masa menolak hasil pemilu. Sejatinya itu tidak perlu terjadi. Namun kapitalis itu tidak menginginkannya karena pada dasarnya membuktikan kekalahan mereka.


22 Mei kini menjadi sejarah baru bagi Demokrasi Indonesia. Saranku jika kita sering dicurangi seperrti ini, lebih baik tinggalkan Demokrasi, mengikuti arahan permainan Kapitalisme- Demokrasi tak sedikitpun ruang bagi Islam diterapkan. Belajar dari hari ini, baru sekedar mengusung pemimpin pro Islam saja sebegitunya kecurangan mereka apalagi jika Islam diterapkan.


Dalam Demokrasi yang jujur akan kalah, kalaupun dia ingin membuktikan dia menang maka dia tetap harus mengikuti permainan mereka dan harus menerima kecurangan.Begitulah cara Demokrasi menyakiti umat Islam.


Pemimpin yang menang dengan kecurangan akan bagi-bagi hadiah kepada seluruh pendukungnya dan akan melayani tuannya dengan penuh pengagungan, karena kalau bukan dukungan materi dari tuaannya dia tidak akan bisa memenagkan kecurangan.


Baiknya kita ambil pelajaran,kedepan kita buat sistem pemilihan pemimpin tanpa Demokrasi. Kalau begini caranya sampai kapanpun kemenangan tidak akan berpihak pada kita. Sebagai muslim sistem yang paling baik itu adalah sistem Allah swt dan kita mengikuti metode Rasulullah saw. dalam meraih kekuasaan.


Kita tahu kan,Rasulullah itu tidak pernah ikut dalam permainan orang-orang kafir dan juga munafik? Rasulullah saw menciptakan susana sistem yang lain untuk mendapatkan kekuasaan Islam di Madinah. Semua perjuangan Rasulullah saw dan sahabat adalah perjuangan untuk tegaknya Islam. 


Kafir Quraisy dibalik ketidak relaan mereka Islam tegak karena akan merutuhkan tatanan yang sudah ada di Mekah, maka mereka coba menggiring Rasulullah untuk memasuki sistem mereka, tapi Rasulullah saw menolaknya dengan tegas.  Begitulah kita seharusnya menciptakan suasana sistem baru agar permainan itu kita yang menentukan dengan aturan Islam. Mari kita tinggalkan sistem Demokrasi.


Wallaahu a’lam bishshowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak