JALAN RASULULLAH SAW, JALAN PASTI MENUJU PERUBAHAN HAKIKI

Oleh: Aisyah Ummu Naya


Tempo.co, Jakarta- Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute Karyono Wibowo menilai sebutan people power tidak tepat jika terjadi gerakan massa yang kecewa dengan hasil pemilihan umum. Menurutnya terjadinya people power harus memenuhi sejumlah prasyarat jika merujuk pada teori sosisl, diantaranya ada faktor objektif: terjadi kesenjangan kemiskinan yang begitu lebar, pembungkaman kebebasan pendapat, pemerintah yang korup dan otoriter, dan adanya krisis ekonomi. Selain itu adanya faktor subjektif yaitu adanya aktor-aktor yang dipercaya masyarakat untuk melakukan perubahan . Jika sudah memenuhi prasyarat tersebut adanya gerakan dari masyarakat dapat dikatakan sebagai people power.

Secara khusus dalam sistem demokrasi yang sedang diterapkan saat ini diberbagai negeri muslim, people power dapat menjadi satu-satunya upaya untuk mengingatkan pihak yang sedang berkuasa bahwa dalam sistem yang sedang berjalan terjadi ketidakwajaran. People power menjadi sebuah kekuatan masyarakat dalam gerakan perubahan. 

Dalam sistem demokrasi people power atau kekuatan massa hanya didasari dari tuntutan emosional sesaat dan bersifat pragmatis. Masyarakat hanya ingin terbebas dari belenggu rezim diktator yang sudah berkuasa puluhan tahun, ingin menggulingkan dan mengganti rezim. Tetapi disisi lain mereka membiarkan sistem demokrasi yang kufur dan menyengsarakan tetap eksis ditengah- tengah mereka. Perubahan seperti ini hanyalah perubahan semu yang  tidak akan menghantarkan kepada perubahan yang hakiki.


Metode Rasulullah dalam mewujudkan perubahan hakiki dengan tegaknya Daulah Islam

Ketika Allah SWT menetapkan suatu hukum, pasti Allah SWT sudah menyiapkan bagaimana metode mewujudkan hukum itu. Merujuk pada perjalanan hidup Rasulullah saw, maka secara umum apa yang dilakukan oleh beliau dalam menegakkan Daulah Islam setidaknya untuk mewujudkan dua hal:                         1. Adanya opini umum ( ra’yul al-‘am ) yang lahir dari kesadaran umum ( wa’yul al-‘am ). Hasil dakwah yang dilakukan Rasulullah saw dan para sahabat selama di Mekkah diantaranya; Dinul Islam diterima dan diikuti sebagian masyarakat; lahir kader-kader dakwah yang berkepribadian islam kuat serta istiqamah dalam menjalani berbagai cobaan; nabi Muhammad serta kelompok/kutlah dakwahnya menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat; masyarakat mengetahui kebobrokan akidah jahiliyah; masyarakat mengetahui bahwa solusi yang ditawarkan nabi Muhammad saw adalah Islam dengan berbagai macam hukum-hukumnya. Adapun keberhasilan dakwah tersebut, terwujud setelah Rasulullah saw melakukan dua tahapan dakwah yakni (a) tahapan pembinaan kader dalam kutlah/kelompok dakwah; (b) tahapan interaksi dengan masyarakat dan perjuangan politik.                                                                                                                    2. Adanya dukungan ahlul quwwah dan penerimaan kekuasaan untuk menegakkan Daulah Islam. Dukungan dari ahlul quwwah sebagaimana halnya dukungan dari suku Aus dan Khazraj, terjadi setelah sebelumnya Rasulullah saw mendatangi, mendakwahi serta meminta dukungan dari berbagai kabilah. Beliau pergi mencari dukungan militer dari kabilah yang mampu menjaga kekuasaan dan melindungi kaum Muslim serta mampu menjamin tegaknya Daulah Islam.

Saat ini, ummat Islam beserta kelompok dakwah/partai politik Islam yang bercita-cita mewujudkan perubahan yang hakiki tentu wajib terikat dengan metode dakwah Rasulullah saw, tanpa boleh menyimpang sedikitpun walau seujung kuku sekalipun. Semua pihak wajib berjuang untuk merealisasikan dua perkara tadi di tengah-tengah umat setelah menjadi jelas bagi mereka bahwa untuk menuju perubahan yang hakiki hanya dengan penerapan sistem hukum-hukum Islam dengan sempurna (kaffah) dibawah naungan Daulah Islam. Tidak dengan metode people power/kekuatan massa atau partisipasi politik dalam sistem demokrasi, sebab hal tersebut tidak akan mengantarkan ummat kepada cita-cita yang diidamkan.Telah tampak bagi setiap orang yang memiliki penglihatan bahwa Islam satu-satunya yang mampu menyelamatkan manusia dari kesempitan hidup dunia dan kesempitan hidup akhirat. 

"Wa man a’radha ‘an dzikrii fa inna lahuu ma’iisyatan dhankaa" ( Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, sesungguhnya bagi dia penghidupan yang sempit). ( Q.S Thaha [20]: 124 )

Wallahu a'lam bishshawwab.






Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak