Oleh: Arsy Novianty
Pesta demokrasi telah usai, tapi masalah belum selesai, dalam Pemilu (Pemilihan Umum) yang diadakan 17 April 2019 secara serentak menuai kontroversi, mulai dari kecurangan hingga ratusan nyawa telah melayang.
Dilansir JawaPos.com – Proses pemilu yang begitu panjang membuat korban dari jajaran KPU dan Bawaslu terus berjatuhan. Hingga kemarin (26/4), sudah 326 petugas pemilu yang meninggal dunia. Perinciannya, 253 korban berasal dari jajaran KPU, 55 dari unsur Bawaslu, dan 18 personel Polri.
Sungguh sangat miris sekali, Pemilihan Umum kali ini sampai ratusan nyawa melayang, tak lain adalah untuk mengumpulkan suara rakyat, nyatanya setelah berlelah-lelah menghitung suara tetap saja kecurangan selalu ada. Demokrasi dengan jargonnya "Dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat" nyatanya kekuasaan masih berasal di tangan kapitalisme di tangan para pemodal dan pengusaha, rakyat kecil masih saja diberikan harapan kosong.
Dengan fakta tersebut kita bisa membuka mata selebar mungkin tenyata dengan sistem seperti ini tak mampu mensejahterakan rakyat, malah membuat rakyat makin melarat. Perjuangan dalam demokrasi sia-sia kecurangan tetap ada tak mampu dicegah karena tak ada lagi rasa takut pada Allah sehingga segala macam cara dilakukan untuk menduduki kekuasaan.
Rakyat masih percaya dengan sistem bathil ini padahal sudah jelas sekali menyengsarakan, kezaliman yang makin merebak dan keadilan yang sudah hilang. Janji yang hanya di mulut, dusta kian terucap, rakyat dibuat percaya nyatanya hanya buaian saja. Disebutkan dalam salah satu hadis mengenai pemimpin yang ditolak masuk surga.
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ رضي الله عنه قاَلَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم يَقُوْلُ: “ماَ مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيْهِ اللَّهُ رَعِيَّةً، يَمُوْتُ يَوْمَ يَمُوْتُ، وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلاَّ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ.” مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Ma’qil bin Yasar Radiyallahu anhu ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam bersabda: “Tidaklah seorang hamba yang diserahi Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia meninggal dunia dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk surga.” (Muttafaqun ‘alaih)
Ketahuilah hanya dengan sistem khilafah hidup sejahtera, buktinya selama 1300 tahun lamanya mampu menguasai 2/3 dunia. Hidup penuh kedamaian karena dalam negara bersatu dalam satu pemikiran, satu perasaan dan juga satu aturan. Dengan sistem khilafah tak ada sekat didalamnya semuanya bersatu. Dan ketahuilah dalam sistem khilafah tak ada kecurangan maupun perkataan dusta karena seorang khalifah sangat takut pada Allah, seorang khalifah paham betul bahwa segala apa yang diucapkan dan dilakukan akan diminta pertanggungjawaban. Seorang khalifah akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan amanah yang ada. Sudah saatnya kita kembali pada sistem khilafah bukan demokrasi.
Wallahu a'lam bishawab.