Oleh: Dhila Sudarjo
(Ibu Rumah Tangga Peduli Umat)
“Saya perbaiki diri sendiri saja, lah. Orang lain mah, itu urusan mereka."
Mungkin pikiran semacam itu pernah terlintas. Bahkan mungkin pernah menjadi prinsip hidup kita. Sangat disayangkan jika seorang muslim memiliki mindset atau pola pikir seperti itu. Karena dalam berbuat kebaikan seharusnya tidak hanya fokus pada diri sendiri. Tapi saling berbagi kebaikan terhadap sesama muslim.
Melakukan atau mengajak pada kebaikan merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Tidak diragukan lagi janji Allah berupa balasan surga dari setiap kebaikan. Surga hanya untuk orang-orang yang memiliki banyak pahala sebagai imbalan dari setiap kebaikan yang dilakukan.
Karenanya, tanamkan niat dalam hati untuk menjadi perintis kebaikan hanya karena Allah. Tidak harus menunggu orang lain berbuat baik, baru mulai berbuat baik juga. Mulailah berbuat baik pada siapapun.
Menjadi perintis kebaikan selalu memiliki kedudukan spesial. Aktivitas yang sangat luar biasa pahalanya. Perintis itu berarti orang yang memulai pengerjaan sesuatu. Sedangkan perintis kebaikan bermakna seseorang yang menjadi penyebab orang lain ikut melakukan kebaikan atau terhindar dari keburukan.
Sebagaimana Rasullah Saw bersabda, dari Abu Hurairah r.a berkata, "Barang siapa yang menyeru kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun. Dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa seperti orang-orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun (juga)."
Sungguh luar biasa balasan yang Allah janjikan bagi orang yang memulai kebaikan. Bahkan mendapat pahala ganda. Tidak hanya mendapat pahala atas perbuatan baik yang dilakukannya sendiri, tetapi juga mendapatkan pahala seperti orang-orang yang mengerjakannya. Pahalanya tidak terputus walaupun sang perintis kebaikan telah meninggal dunia. Layaknya ilmu yang terus diamalkan sehingga menjadi investasi pahala bagi pelakunya.
Tidaklah sulit untuk menjadi perintis kebaikkan. Tergantung pada niat dan kemauan. Karena sebenarnya banyak fasilitas dan peluang kebaikan yang bisa dimanfaatkan setiap saat sebagai wasilah untuk menjadi perintis kebaikan.
Mulai dari hal yang sederhana tetapi berpotensi memberikan efek kebaikan. Sehingga dapat menyadarkan dan mengingatkan orang lain untuk juga melakukan kebaikan tersebut. Seperti membiasakan diri untuk selalu berbicara baik dengan lemah lembut. Menggunakan pakaian syar'i saat berada di kehidupan umum. Saling menyapa dan menebarkan salam. Bahkan bisa juga menjadi perintis kebaikan melalui tulisan dengan memanfaatkan gadget yang dimiliki.
Contoh lain perintis kebaikan ada pada zaman Rasulullah Saw. Beliau pernah didatangi sekelompok orang dari suku Mudhor. Keadaan mereka sangat kekurangan dan memprihatinkan. Rasulullah sangat berharap ada di antara sahabat-sahabatnya yang mengulurkan bantuan. Lalu, datanglah seorang laki-laki membawa sedekahnya. Berkat sedekah sahabat tersebut, sahabat lain pun mengikutinya.
Momentum indah ini langsung dikomentari oleh Rasulullah, "Barangsiapa memulai kebaikan dalam agama Islam, maka baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya, tanpa berkurang sedikit pun dari pahala mereka." (HR Muslim)
Memang, dalam merintis kebaikan tidak menutup kemungkinan akan menemui banyak kendala. Namun tidak perlu kawatir. Yang terpenting, luruskan dan jaga niat semata karena Allah. Jadi, tetaplah semangat dan yakin untuk berupaya menjadi perintis kebaikan. Karena berbuat baik dan menyeru pada kebaikan adalah tugas setiap seorang muslim.
Wallahu'alam.