Istidraj, Jebakan Beraroma Kenikmatan

Oleh: Yunita Gustirini 

[Muslimah Peduli Umat]


Seringkali ditemui, orang yang hidup tanpa ketaatan pada Allah tapi kehidupannya baik-baik saja. Malah penuh kesenangan dan kemudahan. Tak pernah shalat, tapi rezeki lancar jaya. Membangun bisnis dengan ekonomi ribawi, namun usahanya melesat pesat. Menanggalkan hijab, malah banyak dapat tawaran pekerjaan. Sering pacaran dan baku syahwat, urusan study mulus saja. Kerap mengkonsumsi miras, kesehatan tetap prima. Masih banyak contoh lainnya. 


Sekilas, hal seperti ini tampak aneh. Bagaimana mungkin orang yang tidak taat pada Allah, hidupnya tampak indah. Sementara, ada orang yang berusaha hidup dalam ketaatan pada-Nya, terkadang malah sulit dan buntu.


Ketahuilah, fenomena di atas bukanlah tanda kemuliaan dari Allah. Segala kesenangan dan kemudahan hidup yang diperoleh pelaku kemaksiatan pada Allah tersebut bukan karena Allah menyayanginya. Namun hal yang melenakannya karena kemaksiatan. Hal ini disebut istidraj.


Rasulullah saw bersabda,


إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ


“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad)


Allah swt juga memberi ancaman bagi orang-orang yang melalaikan-Nya. 


فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ


“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44)


Maka berhati-hatilah. Harta yang berlimpah, anak-anak yang menyenangkan, bisnis yang maju, kesehatan yang prima, belum tentu berarti kebaikan dari Allah.


Allah sudah mengingatkan manusia untuk menaati-Nya dan Rasul-Nya. Namun jika lalai, manusia akan mendapat azab-Nya. Maka segala kesenangan hidup yang diperoleh, bisa jadi justru keburukan dari Allah.


Allah sudah memerintahkan manusia untuk masuk ke dalam Islam secara Kaffah, secara menyeluruh. Maka, taatilah Allah dan Rasul-Nya dalam segala urusan kehidupan. Tanpa memilah hanya yang disukai. Agar kebaikan dan kemudahan hidup yang diperoleh, benar-benar karunia dari-Nya. Bukan jebakan yang seolah indah tapi sebenarnya menyengsarakan.


Maka tak perlu risau andai hidup tak bergelimang harta. Andai bisnis tak selalu mulus. Andai kesenangan hidup tak segerap diraup. Asalkan selalu dalam ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. Pasti Allah akan meridhai. Berbahagialah, karena ridha-Nya adalah pencapaian tertinggi seorang muslim, melebihi kebahagiaan memiliki segala kesenangan duniawi. 


Wallahua'lam.


---

[Like and share, semoga menjadi amal sholih]

---

Join Komunitas Muslimah Cinta Islam Lampung di:

⬇️⬇️⬇️

Facebook: fb.com/DakwahMCI

Telegram: t.me/MuslimahCintaIslam

Instagram: @muslimah.cintaislam 

Twitter: twitter.com/DakwahMCI 

---

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak