Industri Game dan Arah Kurikulum Pendidikan Bangsa



Oleh: Sriyanti

Ibu Rumah Tangga, pegiat dakwah 


Bisnis yang cukup menggiurkan dikalangan pebisnis saat ini adalah industri game. Bukan hanya game aksi, kini game olahraga elektronik atau e-sport kian dikembangkan dalam bisnis ini. Bahkan hal ini pun menjadi wacana yang diutarakan dalam debat Capres dan Cawapres. Ini menuai banyak keuntungan dan untuk menunjang itu semua, pemerintah terus menggencarkan pembangunan infrastruktur langit seperti palapa ring (Idnstimes.com).

Bahkan menurut Presiden Jokowi perubahan global yang terjadi saat ini adalah sebuah profesi yang disenangi anak muda hingga pemerintah akan membangun infrastruktur digital (Liputan6.com).

Adapun menurut Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, e-sport harus mulai masuk pada kurikulum pendidikan untuk mengakomodasi bakat-bakat muda. Selain itu Kemenpora menyebut sudah menganggarkan Rp 50 miliar untuk menggelar kompetisi-kompetisi di level sekolah (CNNIndonesia.com).


Modal sekecil-kecilnya demi meraup keuntungan sebesar-besarnya merupakan prinsip kapitalisme, itulah pemikiran yang melekat pada seluruh aspek kehidupan saat ini. Tak peduli apakah itu bertentangan dengan norma bahkan peraturan agama, buruk atau tidak bagi generasi muda terutama bagi pelajar. Hingga ada pelajaran game masuk dalam kurikulum pendidikan karena dianggap sebagai kebutuhan, dengan dalih ini bisa mengembangkan profesi game yang ditengarai bisa berpenghasilan jutaan.


Di tengah situasi miris yang menimpa generasi muda saat ini tepatkah putusan ini diambil pemerintah? Pantaskah pemerintah menggantungkan harapan perbaikan ekonomi dengan sesuatu yang justru berdampak buruk pada masa depan generasi. Walaupun game menghasilkan dampak positif dan negatif, tetapi efek negatifnya yang timbul jauh lebih besar dan dahsyat ketika remaja tidak lagi mampu mengontrol dirinya ketika bermain game, kecanduan, malas, kurang tidur, kurang finansial, radiasi bahkan memakan korban, seperti game PUBG menjadi penguat dan inspirasi bagi pelaku teror di Selandia Baru. Tak hanya itu dampak negatif yang lebih membahayakan sebagai akibat digebyarkannya game di tengah kondisi miris yang melanda remaja khususnya saat ini banyak terjadi, seperti permasalahan seks bebas, kekerasan dan kriminalitas yang demikian sulit diurai jalan keluarnya. Maka alih-alih akan memunculkan bakat kreatif dan inovatif pada diri remaja justru wacana dan upaya menjadikan game sebagai salah satu program unggulan pemerintah bagi kaum muda akan mengakibatkan berbagai dampak buruk yang sangat berbahaya.


Dalam sistem pendidikan Islam kurikulum adalah hal yang penting dalam mencetak generasi. Pendidikan merupakan hajat atau kebutuhan dasar bagi setiap warga negara. Pendidikan dalam Islam adalah upaya sadar, terstruktur, terprogram dan sistematis dalam rangka membentuk manusia yang akan memiliki kepribadian Islam, menguasai pemikiran Islam, menguasai ilmu terapan dan memiliki keterampilan yang tepat guna dan berdaya guna. Tanggungjawab penyelenggara proses pendidikan tersebut ada pada negara, dalam hal ini adalah seorang khalifah. "Seorang imam (khalifah/kepala negara) adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya." (HR Bukhari dan Muslim).


Oleh karena itu negara dalam hal ini daulah Islam menyiapkan standar kurikulum yang terintegrasi dengan akidah Islam, menetapkan metode pembelajaran yang baku dalam proses belajar mengajar, menyediakan tenaga pengajar yang berkualitas berikut kompensasi kesejahteraannya yang mencukupi. Negara juga mendorong dan memfasilitasi orang tua untuk meningkatkan kemampuannya mendidik anak-anaknya agar tercapai output pendidikan yang diharapkan yakni lahirnya individu-individu terbaik yang memiliki kepribadian Islam, memahami agama, terdepan dalam sains dan teknologi serta berjiwa pemimpin. Sejarah mencatat bahwa kurikulum Islam berhasil mencetak para ilmuwan handal dalam segala bidang dan senantiasa berpikir cemerlang dengan bersandar pada hukum syara.


Inilah solusi hakiki yang akan menghantarkan generasi kuat, cerdas, bekepribadian Islam yang utuh dan terdepan, hingga umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia akan segera terwujud, itu semua hanya bisa dijalankan dalam sistem Islam yakni khilafah yang mengikuti metode kenabian.


Wallahu a'lam bi ash-shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak