Industri Game Aset atau Petaka?

Nuriya Fakih


Dunia digital berada pada eranya saat ini dengan lompatan yang luar biasa,  termasuk dalam dunia permainan.  Game online telah menggeser permainan tradisional yang dulu sempat merajai. 


Game online yang hadir di era digital saat ini telah menyihir generasi milineal, hal ini dibuktikan dengan ada setidaknya lebih dari 40 juta gamer aktif di Indonesia.  Angka yang sangat fantastis mengingat jumlah penduduk Indonesia sekitar 66,3 jutanya adalah remaja.


Antusiasme generasi milenial terhadap game online inilah yang dijadikan salah satu materi debat capres-cawapres putaran terakhir yang berlangsung di The Sultan Hotel pada hari Sabtu 15 April 2019.  Bagaimana peran 

pemimpin ke depan dalam strategi pengembangan e-sport seperti Mobile Legend, PUBG dan sejenisnya menjadi perdebatan dua paslon.


Dalam debat, petahana Joko Widodo mengungkapkan langkah konkret yang sudah dilakukan pemerintah untuk mendukung para penggemar e-sport  dengan membangun infrastruktur digital dan juga membangun ekosistem e-sport bagi para gamer agar bisa membuat game, karena hal ini memberi peluang besar bagi industri game Indonesia.  Dan ketika fokus dilakukan pada industri game ini maka akan sangat menjanjikan.


E-sport seperti Mobile Legend (ML), Player Unknown's Battle Grounds (PUBG) dan sejenisnya dianggap sebagai olahraga elektronik (e-sport) karena para gamer dituntut memiliki skill motorik yang kuat, strategi permainan yang mumpuni serta konsentrasi yang tinggi.  Bakat para gamer online inilah yang kemudian diapresiasi secara serius oleh Menteri Pemuda dan Olahraga dengan mewacanakan e-sport masuk dalam kurikulum pendidikan guna mengakomodir bakat mereka.  Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyebut bisa menganggarkan Rp 50 Miliar untuk menggelar kompetisi level sekolah.


Keseriusan pemerintah menggarap e-sport dibuktikan pada bulan Januari 2019 lalu. Pemerintah menggelar kompetisi e-sport nasional pertama di Indonesia untuk memperebutkan Piala Presiden dengan memilih Mobile Legend sebagai cabang olahraga yang di pertandingankan.  Kompetisi ini melibatkan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).  Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan pemerintah mendukung penuh kompetisi e-sport karena dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi negara(https://m.cnnindonesia.com).


Itu berarti bahwa keseriusan pemerintah mengelola e-sport termasuk dengan adanya wacana masuknya e-sport dalam kurikulum pendidikan ternyata karena e-sport turut menyumbang angka pertumbuhan ekonomi dalam negeri dengan pertumbuhan yang sangat pesat.  Sebagaimana yang disampaikan Jokowi dalam debat Capres dan Cawapres bahwa catatan di tahun 2017 saja perputaran uang di industri game Indonesia mencapai Rp 12 Triliun pertahun dan setiap tahun tumbuh 25%, dan ini adalah nominal yang sangat fantastis.  Jody Hernady selaku EVP Digital & Next Business Telkom juga menyebutkan industri game memiliki tingkat pendapatan yang paling tinggi dibandingkan jenis hiburan lain, gaming memiliki pendapatan 7 kali lipat dari pendapatan sebuah film (marketeers.com).


Harusnya sikap cepat tanggap dan responsif pemerintah terhadap antusiasme generasi milenial pada game online ini tidak mengesampingkan dampak game online  terhadap kondisi anak-anak dan remaja negri ini.  Sudah banyak kasus yang terjadi akibat remaja kecanduan game online.


Banyaknya adegan kekerasan seperti perkelahian, pengrusakan serta pembunuhan di dalam game online secara tidak langsung akan mempengaruhi alam bawah sadar para gamer sehingga meniru perilaku di game online dalam kehidupan nyata. Beberapa kasus kriminalitas yang melibatkan remaja dan anak-anak telah membuktikannya. Di Banyumas, ditemukan kasus 10 anak mengalami gangguan mental akibat kecanduan game online.  Banyak kasus pembunuhan yang dilakukan remaja terinspirasi oleh game online, termasuk teror penembakan dua masjid di Selandia Baru awal Februari lalu disinyalir terinspirasi oleh PUBG.  


Harusnya fakta-fakta ini menjadi pembelajaran agar pemerintah tidak gegabah mewacanakan e-sport dengan berbagai dampak buruknya masuk dalam kurikulum pendidikan.   Belum masuk kurikulum pendidikan saja sudah banyak kasus yang menghinggapi apalagi ketika sudah ada di dalam kurikulum pendidikan, bagaimana nasib generasi penerus bangsa ini kedepannya.


Ketika kekuasaan diberikan pada sistem kapitalis sekuler untuk mengelola, termasuk dalam sistem pendidikannya maka  pengelolaannya akan memunculkan persoalan baru. Itulah hasil nyata  sistem kapitalis sekuler yang diterapkan saat ini. Karena sistem ini terlahir dari kecerdasan manusia yang memunculkan aturan yang hanya memusatkan orientasinya pada profit yang diperoleh tanpa melihat dampak yang ditimbulkannya.  Hal ini berbeda dengan Islam.


Sistem pendidikan Islam bertujuan membentuk kepribadian Islam.  Setiap individu pelajar dalam sistem Islam akan memiliki pola pikir dan pola sikap Islam yang menyatu sehingga melahirkan generasi yang tidak terpisah antara ahli agama dan ahli dunia. 


Dalam sistem pendidikan kapitalis sekuler dilandasi dengan pemisahan antara kehidupan agama dengan kehidupan dunia,  menganggap pencipta tidak layak mengatur manusia sehingga wajar terlahir generasi yang jauh dari agama dan lebih condong kepada dunia dengan kesenangannya tanpa memikirkan akhiratnya.


Sedangkan dalam Islam, sistem pendidikan yang diambil oleh negara adalah sistem yang dilandasi akidah Islam.  Sehingga seluruh kurikulum pendidikan, materi pendidikan, metode dan  proses belajar mengajar dalam negara khilafah tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam.  Sehingga setiap kurikulum yang bersumber dari budaya asing tidak akan masuk dalam kedalam sistem pendidikan Islam.  


E-sport sesungguhnya  adalah permainan yang berevolusi kearah digital. Dan pada hakekatnya bersumber dari budaya barat, sehingga walaupun keuntungan yang dihasilkan sangat besar dan mampu menggenjot perekonomian negara, tetap tidak akan diambil negara khilafah dalam kurikulum pendidikannya.  


Negara khilafah akan bijak menyikapi perubahan digital yang ada dengan memanfaatkannya untuk kemaslahatan individu masyarakat nya asal tidak bertentangan dengan syariat Nya.


Ketika menginginkan solusi terbaik bagi umat, saat nya menoleh kepada sistem buatan Allah SWT.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak