Oleh : Ummu Aqeela
Presiden China Xi Jinping mempromosikan One Belt, On Road (OBOR) dengan tujuan meningkatkan dan memperbaiki jalur perdagangan antar negara di Asia dan sekitarnya pada 2013. Kemudian pada 25-28 April 2019, 37 negara termasuk Indonesia berkumpul dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt, One Road Forum kedua di Beijing, China. China pun menawarkan keuntungan ekonomi dalam visi OBOR, seperti kenaikan pendapatan pajak dan penyerapan tenaga kerja. Dalam tiga tahun belakang, fokus utamanya adalah investasi infrastruktur,material kontruksi, kereta api, jalan raya, real estate, jaringan listrik, besi dan baja. (alenia.id 10/3/2019)
Proyek ini diyakini dapat memberikan kerugian besar bagi Indonesia. Dari 28 kerjasama antara Indonesia dan China dalam kerangka tersebut, nilainya mencapai lebih dari 1.288 trilliun. OBOR dianggap menjadi visi dan ambisi China dengan melibatkan 65 negara, dan melingkup 70% populasi dunia. China telah menyiapkan diri untuk menguasai jalur darat dan maritim bagi kepentingan ekonominya. Ada lima tujuan yang ingin diraih China dalam inisiasi OBOR, yaitu koordinasi kebijakan, konektifitas fasilitas, perdagangan tanpa hambatan, integrasi keuangan, dan ikatan masyarakat.
Sangat mengerikan jika semua ambisi China tersebut terealisasi dengan nyata. Sangat jelas dan gamblang bahwa skema proyek ini merusak negara partnernya dengan alih-alih Investasi, dan jeratan hutang piutang. Ini adalah penjajahan jenis baru, penampakannya seolah-olah memberikan penerangan dan kerjasama menguntungkan terhadap negara partnernya namun tujuannya adalah menyerang secara sistemik untuk menguasai total negara partner. Dan sudah sangat jelas bahwa proyek tersebut merugikan bangsa Indonesia kedepannya. Oleh karena itu penolakan harus tegas dan jelas oleh semua elemen umat Islam.
Segala kekayaan dan sumber daya alam Indonesia yang sangat melimpah adalah hak umat bukan hak segelintir orang untuk kepentingan pribadi maupun golongannya. Segala sumber daya alam ditundukkan oleh Allah dan pemanfaatannya diserahkan kepada manusia. Namun dalam pemanfaatannya manusia tidak boleh serta merta memanfaatkannya sesuai dengan keinginannya. Alam diciptakan Allah untuk kesejahteraan manusia secara adil, dan manusia dituntut untuk melakukan pengelolaannya sesuai dengan hukum-hukum dari Allah tentunya.
Saat ini Umat Islam seperti anak ayam kehilangan induknya. Terombang ambing kesana kemari tanpa perlindungan. Umat Islam haruslah bangkit dan mempunyai kesadaran politik yang jeli. Ketiadaan Khilafah sebagai induk membuat para musuh-musuh Islam kian berani dan rakus untuk menjajah negeri. Tidak ada cara lain selain kembali kepada hukum-hukum Allah yang mumpuni, karena hanya Khilafahlah yang membuat gentar dan ditakuti para penjajah. Melalu Khilafah, Harta, Jiwa dan Martabat umat Islam dapat terjaga.
Wallahu'alam bishowab