Gemerlapnya Ramadhan Di Maroko


Oleh : Anna Ummu Maryam

(Pengamat Media Dan Komunitas Peduli Umat,  Aceh) 

Maroko biasa dikenal dengan sebutan Magrib (Negeri Matahari terbenam). Negeri ini pernah dijajah oleh Perancis dan Spanyol. 

Seorang panglima pada kekhalifahan Bani Umayah bernama Uqbah bin Nafi’ membawa Islam ke tanah ini pada 680 M. Penduduknya kebanyakan  menganut madzhab Maliki.

Lama puasa di Maghrib (Maroko) kurang lebih 16 jam,  dimulai dari pukul  04.00 sampai dengan pukul 20.00 waktu setempat. 

Sepanjang bulan Ramadan, masjid-masjid di Maroko menjadi semarak oleh umat Islam yang ingin mendapat berkah Ramadan.

Tak terkecuali umat Islam di Maroko, yang di masa lalu pernah menjadi salah satu pusat peradaban Islam.

Ada semacam tradisi unik yang beredar di kalangan masyakat.

Ungkapan ‘Awasyir Mabroukah ini jamak didengar dan diucapkan ketika berada di jalan, pasar, masjid, atau di kedai kopi, sebagai doa  keberkahan Ramadan.

Ketika saling berpapasan satu sama lain, baik kepada orang yang sudah kenal atau pada orang asing sekalipun. 

Maroko mempunyai beberapa makanan khas yang wajib hadir dalam hidangan santapan berbuka.

Ada tiga menu penting yang menjadi penanda masuknya bulan Ramadan, hariroh, syubbakiyah, dan zamithoh

Hariroh sejenis sup yang berisikan ful  (kacang Arab), mie kuning, dan biasanya ditaburi irisan daging kecil-kecil. Teksturnya sangat kental. Enak disantap saat masih dalam keadaan hangat.

Zamithoh ini yaitu adonan yang terbuat dari tumbukan kacang yang rasanya manis. Jika sudah menjadi roti kering maka disebut ghoribah.

Selain tiga makanan diatas masih banyak makanan lain seperti maloui (sejenis roti canai), harsyah, kurma, halib(susu segar), baghreir,  dan aneka macam jus untuk menemani santap takjil masyarakat Maroko.

Selain itu di Maroko ada perayaan bagi anak yang pertama kali berpuasa. Bisa dibilang tradisi ini diwariskan secara turun-temurun sejak dahulu.

Acara ini berisi sambutan yang akan dibawakan oleh ibu sang anak, yang berisi rasa syukur pada Tuhan atas karunia anak.

Dilanjut dengan pemberian makanan berbuka khusus untuk sang anak, juga diberi kesempatan untuk mengambil pertama kali santapan takjil di antara keluarga yang hadir.





































Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak