Gelisah Ditanya "Kapan Nikah"?

Oleh: Shanty Lusiana, S.E.I 

[Muslimah Peduli Umat] 


Pertanyaan “Kapan Nikah” kerap dilontarkan ke para singelillah. Tanpa disadari pertanyaan tersebut bisa bikin sebagian singelillah gelisah. Pasalnya pertanyaan ini menjadi pertanyaan tersensitif selama masa penantian. Terlebih ketika usia tak lagi muda. 


Ketika membicarakan pernikahan, sejatinya sedang berbicara tentang sebuah ketidakpastian. Kenapa tidak pasti? Karena hal ini, terjadi di luar kuasa manusia. Menikah kapan, dengan siapa, menikah di mana dan aneka pertanyaan serupa jika waktunya belum tiba, maka tak seorangpun bisa menjawabnya. Sama halnya seperti maut yang tak seorangpun tau kapan malaikat datang menjemput.


Sejatinya tidak hanya perihal jodoh yang tak pasti. Terlalu banyak hal-hal yang tidak pasti dalam hidup ini. Sebab hidup itu sendiri sebagiannya adalah sebuah rangkaian ketidakpastian. Kecuali Allah SWT yang memang pasti adanya. Menikah adalah sesuatu yang belum pasti. Artinya apakah manusia akan menemukan jodohnya di dunia ataukah di akhirat. Maka sebagai seorang muslim, alangkah baiknya jika memberikan perhatian lebih kepada sesuatu yang telah pasti. 


Memberi perhatian pada cara meningkatkan kualitas diri dihadapan Allah, misalnya. Tentang amalan hidup yang kelak akan dihisab oleh Allah. Tentang bagaimana mewujudkan janji Allah dan bisyarah Rasulullah sebagai kemenangan yang harus diperjuangkan. Tentang mempersiapkan bekal kepulangan sebelum kematian datang di hadapan. Atau tentang persiapan mengedukasi diri sebelum saatnya jodoh menghampiri. Semua ini adalah ranah pasti yang dikuasai oleh manusia. Maka berikanlah perhatian serius pada ranah ini. 


Sangat disayangkan jika manusia terlalu sibuk memikirkan ketidakpastian dalam hidup. Yang dapat berujung pada kekecewaan bersandar kegalauan. Sebagai makhluk yang lemah, terbatas, dan serba kurang,  tidak ada satu manusiapun yang merasa tenang dalam lingkup ketidakpastian ini. Maka sandarkan segala kehidupan pada Allah semata, termasuk perihal menikah. Biarkan Allah yang mengatur dan menjamin segalanya. Tugas manusia adalah berikhtiar. 


Salah satu bentuk ikhtiar menuju pernikahan adalah mempersiapkan ilmunya. Sebab makna pernikahan bagi seorang muslim, bukan hanya sebatas bersatunya dua insan dalam ikatan. Melainkan ibadah seumur hidup yang membutuhkan ilmu dan persiapan matang. 


Oleh karena itu, ilmu qobla amal (berilmu sebelum beramal) menjadi sebuah keharusan. Maka sibukan diri dengan tholabul ilmi (menuntut ilmu). Jangan fokuskan diri hanya pada pertanyaan “Kapan”. Agar diri tak terlena dan sibuk mengejar ketidakpastian. Dengan demikian, petanyaan "kapan nikah?" tak lagi mengundang gelisah. Wallaahu'alam.[]


---

[Like and share, semoga menjadi amal sholih]

---

Join Komunitas Muslimah Cinta Islam Lampung di:

⬇️⬇️⬇️

Facebook: fb.com/DakwahMCI

Telegram: t.me/MuslimahCintaIslam

Instagram: @muslimah.cintaislam 

---

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak