Oleh : Dewi Humairah (Member AMK)
Gaza kembali memanas. Pasukan Israel dan gerilyawan Palestina terus melancarkan serangan dalam tiga hari belakangan. Beberapa orang tewas dan beberapa lainnya terluka.
Kekacauan ini dimulai ketika penembak jitu dari gerilyawan Palestina menembak pasukan Israel dan menyebabkannya terluka. Israel membalasnya dengan serangan udara. Keduanya pun kemudian saling meluncurkan roket. Eskalasi ini terjadi menjelang Ramadhan dan Hari Kemerdekaan Israel.
Sebuah bola api terlihat saat serangan udara Israel di Kota Gaza, Palestina. Ketenangan untuk menunaikan ibadah puasa pada bulan Ramadhan 1440 H tampaknya belum bisa dirasakan oleh warga Jalur Gaza, Palestina. Mereka diliputi was-was karena gempuran rudal dari militer Israel dalam beberapa hari terakhir.
Diberitakan AFP, hingga Minggu (5/5) malam, roket Israel terus menghantam kawasan Gaza. Akibatnya 23 warga Gaza meninggal dunia. Termasuk di antaranya seorang perempuan yang sedang mengandung dan seorang bayi.
Serangan dari tank dan rudal udara Israel mulai menggempur Gaza sejak Sabtu (4/5). Militer negara zionis itu berdalih serangan dilakukan sebagai bentuk balasan.
Milisi Palestina memang menembakkan roket ke wilayah yang diduduki Israel. Empat WN Israel tewas akibat roket yang ditembakkan dari kawasan Gaza, tiga di antaranya adalah militer.
Ledakan serangan udara oleh Israel di Rafah Jalur Gaza selatan, Palestina. Korban jiwa yang bertambah tampaknya tidak membuat Israel mengendurkan serangan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu malah memerintahkan militernya untuk terus menggempur Gaza.
"Lanjutkan serangan masif ke elemen teror di Jalur Gaza," kata Netanyahu.
Sedangkan kelompok yang menguasai Gaza, Hamas, membuka peluang gencatan senjata dengan Israel. Pemimpin Hamas Ismail Haniya mengatakan, situasi bisa kembali tenang jika Israel berkomitmen untuk menghentikan serangan.
Asap mengepul di atas bangunan selama serangan udara Israel di Kota Gaza, Palestina.
Saat ini, militer Israel mengakui sudah menembak ke 320 titik di Gaza. Sasaran tembak disebut sebagai basis milisi.
Militer Israel juga menyatakan ada lebih dari 600 roket dari Gaza yang mengarah ke kawasan Israel, sekitar 150 di antaranya dihalau sistem pertahannya. Meski masih banyak yang tidak terhalau sistem keamanan Israel, hanya 35 roket masuk ke kawasan urban.
Nyawa saudara kita di Gaza melayang begitu saja tanpa ada yang melindungi. Para Penguasa Negeri Muslim bahkan diam atas penderitaan mereka atas dasar sekat nasionalisme.
Islam Datang Sebagai Solusi.
Ketika manusia mengalami berbagai keruwetan dan pertikaian di seluruh dunia, sampai saat ini tidak ada solusinya.
Tidak sedikit nyawa manusia melayang baik muslim maupun non muslim, karena permasalahan yang tidak kunjung tiba penyelesaiannya.
Padahal dalam pandangan Islam membunuh satu nyawa manusia yang tak berdosa seperti membunuh seluruh nyawa manusia.
Kehancuran dunia ini lebih ringan di sisi Allah di bandingkan dengan pembunuhan seorang muslim. (HR An-Nasa'i).
Islam benar-benar sangat menjaga keselamatan nyawa manusia bahkan kehancuran dunia saja lebih ringan di sisi Allah di banding membunuh seorang nyawa manusia tanpa alasan yang syar'i.
Saudara kita di Gaza tak hanya butuh makanan, minuman, pakaian dan obat-obatan. Akan tetapi saudara kita di Gaza membutuhkan kenyamanan dan di bebaskan dari serangan Israel yang terus-menerus menyakiti mereka.
Dunia membutuhkan seorang khalifah yang akan menyatukan tentara kaum muslimin seluruh dunia sehingga mampu membebaskan manusia yang teraniaya dengan jalan jihad, dan semua itu hanya bisa terlaksana melalui sistem khilafah islamiyah.