Games Di Mata Syara'

Oleh : Isnaini Rahmawati


Akhir-akhir ini games olahraga elektronik atau biasa disebut esport kian dikembangkan dalam bisnis games. Karena e sport kini  banyak diminati dan prospek bisnisnya pun sangat menggiurkan.


Seperti yang diutarakan dalam debat capres cawapres lalu yang menyatakan nilai ekonomi e-Sport tumbuh sangat pesat. Catatan di tahun 2017, perputarannya 11-12 triliun, per tahun tumbuh 35 persen. Oleh sebab itu, pemerintah terus menggencarkan pembangunan infrastruktur langit seperti Palapa Ring untuk menunjang permainan tersebut karena banyak keuntungan yang dihasilkan di sana (https://www.idntimes.com/news/indonesia/fitang-adhitia/jokowi-industri-esport-tumbuh-pesat-di-indonesia/full). 


Bahkan menurut Jokowi, perubahan global yang terjadi saat ini, seperti artificial intelligence (AI), internet of things, virtual reality, dan bitcoin. Ini juga sama, ini sebuah profesi yang anak muda menyenangi sehingga pemerintah akan membangun infrastruktur digital. (https://m.liputan6.com/pilpres/read/3941093/jokowi-industri-game-memiliki-peluang-besar-di-indonesia)


Fenomena game online mulai merebak sejak beberapa tahun yang lalu dan sudah menggaet semua kalangan. Yang paling banyak diminati adalah Mobile Legend, karena dapat dimainkan di smartphone, baik secara online maupun offline. 


Lantas, bagaimanakah pandangan islam mengenai game? Apakah bermain game itu haram atau dilarang dalam agama? 


Dalam firman Allah: 

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaku". (QS. Az-Zariyat: 56).


Allah juga memerintahkan kita untuk selalu bertawakal dan melaksanakan perintah-Nya. 


"Maka bertawakalah kamu kepada Allah dan taatlah kepadaKu". (QS. Asy-Syu'ara': 108). 


Islam mewajibkan kepada umatnya untuk beribadah kepada Allah SWT. Itulah orientasi tunggal yang harus dipegang oleh0 kaum muslimin ketika menjalani kehidupan. Islam memerintahkan umatnya agar melaksanakan perintah Allah dan tidak melanggar larangan-larangan Allah. 


Islam mengatur seluruh aspek kehidupan mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Tapi Islam bukanlah agama yang membelenggu manusia. Islam memperlakukan manusia sesuai dengan fitrah dan nalurinya. Islam sangat memberikan keluasan dan kelapangan bagi manusia untuk merasakan kenikmatan hidup dengan tetap terikat dengan aturan-aturannya. 


Dalam pandangan Islam,  mencari ketenangan, beristirahat, mencari hiburan itu bisa dilakukan, namun harus sesuai dengan porsinya. Islam tidak mengharamkan hiburan sama sekali. Akan tetapi, tidak semua hiburan mendapatkan tempat dalam agama yang shahih ini. Islam hanya membolehkan hiburan yang didalamnya terdapat unsur-unsur pendidikan, kesehatan dan nilai-nilai moral lainnya. 


Dampak Games Terhadap Anak

Memang, bermain games tidak selalu berdampak negatif bagi anak. Ada juga dampak positifnya seperti meningkatkan konsentrasi, belajar berpikir strategi bahkan juga bisa belajar bahasa asing seperti bahasa Inggris. Mereka juga merasa lebih relaks ketika begitu banyak tekanan dari sekolah, terlalu banyak tugas, dan lain sebagainya.


Tetapi, dampak negatif yang ditimbulkan jauh lebih besar ketika anak tidak lagi mampu mengontrol dirinya ketika bermain games. Kecanduan, malas, kurang tidur, kurang finansial, radiasi bahkan memakan korban. Sebagai contoh, games PUBG menjadi penguat dan inspirasi bagi pelaku teror di Selandia Baru.


Bahkan Menurut WHO, bermain game disebut sebagai gangguan mental ketika permainan itu mengganggu atau merusak kehidupan pribadi, keluarga, sosial, pekerjaan, dan pendidikan. "Sudah banyak cukup bukti yang menunjukkan kecanduan game dapat menimbulkan masalah kesehatan," tulis WHO dalam situs resminya.(https://sains.kompas.com/read/2018/06/19/192900123/who-resmi-tetapkan-kecanduan-game-sebagai-gangguan-mental)


Oleh karenanya, para orangtua hendaknya menemani anaknya ketika bermain game. Peran orangtua bisa dimulai dari memilihkan jenis game yang baik untuk anaknya, kemudian sampai pada pengaturan jadwalnya dalam mengisi waktu. Anak-anak jangan dibiarkan sendiri dalam menentukan aktivitasnya. Karena hal tersebut sangat rentan menimbulkan terjadinya perilaku menyimpang bagi  anak. Dalam islam kewajiban orangtua bukan sekedar memenuhi kebutuhan pokok saja, tetapi yang lebih penting adalah mendidik anak agar memiliki  kepribadian Islam yang tinggi, baik dari  pola pikir maupun pola sikapnya.


Dalam sistem kapitalis demokrasi, para pemilik modal (kapital) tidak pernah memikirkan dampak dari produk yang dihasilkannya. Yang penting adalah keuntungan yang didapatkan harus lebih besar dari modal yang dikeluarkan. Itulah prinsip yang diajarkan dalam sistem kapitalis. Oleh karenanya wajar jika  banyak games yang merusak dan berdampak negatif terhadap anak dan generasi kita.

Berbeda dengan produk yang dihasilkan dari sistem peradaban Islam. Semuanya harus bersandarkan halal, haram dan dampaknya  terhadap generasi dan masyarakat. Oleh karenanya  sistem Islam adalah sistem  yang terbaik untuk manusia dan seluruh alam.karena sistem Islam merupakan sistem yang berasal dari sang pencipta jagad raya, zat yang paling tahu  apa yang baik dan buruk untuk ciptaan-Nya.

Wallaahu a'lam bis as showaab.



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak