Oleh : Lailatul Tilawah
Game bukanlah hal asing bagi kaum milenial masa kini, baik dari kalangan wanita maupun laki-laki. Jika ditanyai untuk apa bermain game? Jawabannya pasti tidak jauh-jauh dari refreshing mengisi waktu luang. Teruntuk kaum muslimin, ini menjadi salah satu ajang melalaikan waktu yang sebenarnya bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Seperti yang dicontohkan para pemuda pada masa Rasulullah SAW dan Khulafaurrasyidin sehingga negara mampu melahirkan sederet ilmuan-ilmuan dan para mujahid muslim yang hebat.
Hadist dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Saw bersabda:
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara : Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, Hidupmu sebelum datang matimu.”
Booming-nya game tidak terlepas dari asas sekuler-liberal yang diemban oleh negara, asas yang mengagungkan akal manusia semata ini menframingkan bahwa standar kebahagiaan adalah materi. Tidak heran jika dunia zaman now mengarahkan apa pun untuk menghasilkan uang. Terlebih menurut Joddy Hernady selaku EVP Digital Next Bussines Telkom dalam marketeers.com, menyatakan “gaming itu pendapatannya bisa tujuh kali lipat dari pendapatan sebuah film” Fantastis bukan?
Selain masuknya paham liberalisme, yang menganut 4 asas kebebasan yakni kebebasan aqidah, kebebasan kepemilikan, kebebasan bertingkah laku dan kebebasan berpendapat. Di mana keempat asas ini saling berkaitan dan memperangaruhi lini kehidupan
Faktor lain yang menyebabkan kerusakan generasi adalah sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini. Sistem ini memihak kepada kepentingan pemodal. Para pemodal baik pemilik stasiun televisi, pendiri jejaring media sosial, atau pengembang aplikasi-aplikasi dunia digital menawarkan sesuatu yang bisa dikonsumsi masyarakat tanpa memperhitungkan bahayanya bagi seluruh lapisan generasi.
Seperti yang dilansir dalam viva.com, seorang gamers online berinisial YS ditangkap oleh jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Perempuan berusia 26 tahun ini ditangkap setelah membobol bank sebesar Rp1,85 miliar lewat sebuah games online, Mobile Legend. "Dimana tersangka perempuan, YS, tidak bekerja, asal Pontianak, berhasil bobol bank sehingga salah satu bank ini mengalami kerugian Rp1,85 miliar," kata Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi di Mapolda Metro Jaya, di Jakarta, Sabtu, 18 Mei 2019.
Kondisi kerusakan generasi muda saat ini tentu harus menjadi perhatian yang serius bagi semua pihak, baik itu orang tua, masyarakat maupun negara. Tentu kita tidak rela jika suatu saat nanti kita akan dipimpin oleh generasi yang rusak.
Sudah seharusnya kita kembali kepada Islam. Islam adalah agama yang sempurna dengan segala peraturan yang ada didalamnya karena berasal dari Sang Pencipta. Islam merupakan solusi untuk bisa memecahkan seluruh masalah kehidupan, termasuk masalah liberalisasi yang mengancam generasi.
Mengenai teknologi maka sistem Islam membolehkan bagi warganya untuk belajar, mengembangkan serta memakainya. Hanya saja hal ini diatur oleh negara sehingga kondisi lapisan masyarakat yang mengakses teknologi tetap terjaga. Dalam sistem pemerintahan Islam, akan ada departemen khusus yang menangani media massa, yaitu Departemen Penerangan (jihaz al-i’lam). Tugasnya antara lain mengawasi segala bentuk media massa dalam negara Khilafah. Lembaga negara inilah nanti yang akan menjalankan fungsi pengawasan tersebut yang menjamin generasi Islami tetap aman dari segala pengaruh media massa yang negatif dan destruktif, seperti situs-situs porno, dan sebagainya. (Muqaddimah Ad Dustur, Juz II hlm. 291).
Marilah kita menjadi orang yang peduli terhadap masa depan generasi, tidak ada solusi lain untuk menyelesaikan permasalahan ini kecuali dengan menerapkan Islam dalam institusi negara yaitu Khilafah Islamiyah. Dengan tegaknya Khilafah Islamiyah maka hukum-hukum Islam akan bisa sempurna diterapkan sehingga rahmatan lil ‘alaamin akan terwujud. Generasi muda juga akan menjadi generasi yang mulia. Wallahu’alam bishowab.