Oleh : T2N
Indonesia sempat mengekspor guru ke malysia dulu. Kenapa hal2 yang baik dulu tidak dipertahankan ?
Kalau dulu kata umi Guru itu di gugu dan ditiru
Artinya seorang guru adalah tauladan bagi muridnya. Tauladan segala perilakunya mencerminkan dia adalah mkhluk sempurna perilakunya. Bener lho, Guru itu sangat berat tanggung jawab memberi pendidikan. Tidaklah selincah guru2 sekarang namun prinsipnya simple mendidik. Jumlah guru dulu tidak banyak tapi mampu mendidik anak2 bangsa sampai ke pelosok. Dia adalah makhluk yang gigih dan tangguh dimanapun sekolah nya ia rela jalan kaki.
Berbeda dengan sekarang , berbeda juga zaman nya. Ternyata perubahan zaman membawa perubahan perilaku seseorang dan kehidupan. Kuwalitas guru harusnya semakin meningkat perilaku dan kecerdasannya, dalam menyampaikan materi pendidikan, namun kenapa tidak sampai ke dalam perilaku. Dimana kesalahan pendidikan saat ini...?
Seharusnya yang paling tanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan adalah negara. Negara harus mampu menyampaikan kurikulum yang baku kentang pendidikan dasar, menengah , dan atas bahkan hingga perguruan tinggi. Sehingga ada keterkaitan pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.. Namun negara rupanya justru abay terhadap pendidikan.
Disusunnya kurikulum yang justru membingungkan siapapun. Gurunya sendiri pusing dengan kurikulum yang sering berubah2 tanpa solusi. Apalagi muridnya.....😄
Kurikulum yg lama belum selesai sudah ganti, kurikulum yg baru , baru aja sampai di daerah, pusat sudah bikin kurikulum yang lebih baru lagi. Tapi hasilnya hanya menghabiskan waktu mengisi kolom2 materi. Capek Ngaji ( Ngarang Biji )karena tidak sesuai dengan kemapuan dan kondisi lapangan.
Semakin banyak lulusan guru dari tahun ke tahun, tapi tidak menambah kwalitas kelulusan anak bangsa yg cerdas pula dari tahun ke tahun. Banyak komponen yang berperan dalam perbaikan kwalitas pendidikan , sedikitnya honor guru juga menunjang. Ini yang dapat sertivikasi adalah guru senior , tapi yang kerja keras guru bantu, ini adalah kesenjangan yang harus diselesaikan. Guru bantu juga punya keluarga yang sama dg seniornya.
Nah , hal2 seperti ini tdk diurus secara detail oleh negara. Guru2 yang sukwan sdh puluhan tahun belum terangkat , ini juga mempengaruhi proses pendidikan. Kenapa dibedakan segitu jauhnya honor mereka. Masih banyak stok guru yang menunggu lahan kenapa jadi mau impor guru..?!!!! Ini adalah kebijakan yang NGAWUR yang tidak faham pendidikan di lapangan dan mekanisme secara nasional.
Impor guru adalah gagasan dungu.,...karena tidak tahu secara substansi bagaimana kondisi pendidikan di negeri ini. Yang mereka tahu ketika impor apapun tenpresent untuk kantong yang bikin kebijakan....
Walohu'aklam bisowab
#gagasanusaitarawih