Euforia Memilih Pemimpin


Oleh: Ariza Safitri


17 April sudah berlalu, masih ingat acara besar yang diselenggarakan saat itu? Yap, Pemilu gengs. Bahkan euforianya masih kerasa ya sampai saat ini. Semangat memilih pemimpin untuk membawa perubahan, membawa negeri ini ke arah yang lebih baik sangat bergema. Dari yang tua sampai muda ikut memeriahkan. Dari berbagai profesi ikut mempromosikan, nggak kelewat milenial kaya kita juga nih :D 


Menurut kalian sudahkah pelaksanaan pemilu kali ini berjalan baik?


Dari sebelum pelaksanaan sampai detik ini berita-berita terkait pemilu kemarin masih terus bermunculan, isi berita tidak lepas dari berita kecurangan atau perseteruan 2 kubu pasangan calon presiden. Yang lebih miris lagi seperti tidak ada perubahan dari tahun ketahun setiap pemilu akbar ini selalu saja memakan korban, tercatat tahun ini ada 225 korban meninggal karena kelelahan dan 1.470 Orang harus mendapatkan perawatan medis. Komisioner KPU RI sendiri Pramono Ubaid Tanthowi menjelaskan bahwa pemilu serentak kemarin cukup menjadi yang terakhir karena secara fisik telah melampaui batas kemampuan rata-rata manusia Indonesia pada umumnya. (detik.com 26/04/2019)


Nah, kenapa baru kepikiran setelah kejadian seperti ini ya? 


Kalau kita dalami sistem aturan yang kita pakai saat ini tidak bisa memuaskan semua pihak, pasti ada yang dirugikan. Bukan hanya sistem pemilu tapi ini lebih menyangkut pada sistem negara itu sendiri dalam mengatur pemerintahan. Alih-alih mengatakan dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat tapi faktanya justru rakyat hanya dijadikan objek untuk mendapatkan suara saja.


Kita lihat yuk, sudah berapa kali kita mengalami perubahan pemimpin? 7 kali! mulai dari kalangan militer, wanita, bahkan orang dari kalangan biasa sudah pernah mencicipi berada di pucuk kepemimpinan negeri ini, tapi seperti kaset yang diputar berulang-ulang masalah negera kita tetap belum bisa terpecahkan mulai dari masalah ekonomi, pendidikan, kesehatan, segala kebijakan sudah kita rasakan tapi belum ada titik cerah. sedih ya.


Sadar nggak sih, ini semua karena kita memaksa menggunakan sistem dan aturan yang diciptakan oleh manusia yang bersifat terbatas. Demokrasi adalah hasil dari buah pemikiran manusia yang jelas tidak akan mencapai kata sempurna. Secerdas-cerdasnya manusia membuat sistem dan aturan ia tetaplah manusia yang pasti ada celah kesalahan. Jika kita ingin perubahan yang menyeluruh kita harus merubah semua dari dasar dan akarnya. Kita harus kembalikan aturan negeri ini kepada pemilik alam semesta. 


Allah SWT menciptakan manusia beserta seperangkat aturan Nya, aturan yang tidak hanya mengatur urusan pribadi tetapi juga urusan negara. maka saatnya kita menggunakan atauran langsung dari Pencipta yang jelas pasti sempurna.


Wallahu alam bishowab


*Komunitas Karimah (Kajian Remaja Muslimah) Cikampek


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak