Oleh: Riski Winanti (aktivis Deli Serdang)
Disaat kaum muslim bersiap menyambut tamua agung, namun tidak dengan saudara kita muslim Palestina. Tepatnya sehari sebelum memasuki bulan suci Ramadhan yang hanya tinggal menghitung jam saja, Israel kembali menyerang kota Gaza Palestina dengan serangan yang lebih dasyat dari biasanya. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat Palestina terluka dan meninggal dunia.
Diberitakan AFP, hingga Minggu (5/5) malam, roket Israel terus menghantam kawasan Gaza yang mengakibatkan 23 warga Gaza meninggal dunia. Termasuk di antaranya seorang perempuan yang sedang mengandung dan seorang bayi. Serangan dari tank dan rudal udara Israel mulai menggempur Gaza sejak Sabtu (4/5). Militer negara zionis itu berdalih serangan dilakukan sebagai bentuk balasan.
Hal ini bukan untuk pertama kali terjadi. Bahkan sudah hampir 74 tahun Palestina dijajah oleh bangsa Israel. Semenjak saat itu kehidupan masyarakat Palestina tidak luput dari berbagai serangan. Mulai dari serangan udara, bom dan bahkan gas air mata. Mereka tidak dapat lagi merasakan kehidupan yang nyaman. Hanya rasa ketakutan yang selalu menghantui mereka.Tempat tinggal merekapun sudah hancur dan hanya meninggalkan sisa puing puing bangunannya saja.
Anak anak di Palestina juga tidak bisa mendapatkan pendidikan sekolah. Karena ketika serangan itu mulai muncul , kegiatan yang ada di palestina semuanya terhenti. Hari hari mereka hanya dipenuhi dengan derita. Seolah - olah hari tak pernah kunjung terang. Dan hanya kegelapan yang setiap hari menemani mereka.
Seharusnya diawal Ramadhan ini masyarakat Palestina bisa untuk ikut menyambutnya.Namun sayang pada saat itu mereka mendapat serangan dari tank dan rudal udara Israel yang membuat jiwa mereka terguncang. Tapi ditengah badai cobaan yang menerpa, ada hal yang harus kita contoh yaitu mereka tetap menjalankan kewajiban mereka sebagai umat muslim yaitu melaksanakan puasa Ramadhan. Disaat kita bisa menjalankan ibadah Ramadhan dengan penuh ketenangan, namun tidak dengan mereka. Ketika kita bisa melaksanakan sholat tarawih dimasjid berjamaah, maka mereka tidak melaksanakan sholat tarawih melainkan melaksanakan sholat jenazah untuk saudara mereka yang meninggal dunia karena serangan itu. Jika kita bisa berbuka didunia dan sahur didunia. Sedangkan mereka bisa sahur didunia namun tidak ada yang tahu apakah mereka bisa berbuka di dunia pula. Dan ketika waktu berbuka puasa tiba, kita bisa menyantap berbagai hidangan, mereka belum tentu bisa seperti kita. Bahkan ada kisah seorang anak kecil Palestina yang ingin sekali cepat pergi ke surga hanya untuk mendapatkan sepotong roti. Bukankah begitu miris?
Seharusnya kita lebih bersyukur dengan keadaan kita saat ini. Kita masih diberikan nikmat yang begitu luar biasa oleh Allah. Bisa hidup dengan nyaman. Apa yang kita mau selalu ada. Hidup dalam ketenangan. Sedangkan mereka seperti Palestina, Suriah, Uighur, Rohingnya dan lainnya. Mereka tidak bisa merasakan seperti kita. Hidup mereka hanya tinggal mengisahkan derita. Dan mereka saat ini tidak memikirkan apapun yang ada didunia. Yang mereka pikirkan hanya satu bagaimana mereka dapat bertahan hidup dan menjaga keluarga mereka ditengah kondisi yang saat ini sedang terjadi.
Mari kita doakan untuk saudara seakidah kita yang mengalami keadaan seperti Palestina. Agar mereka dikuatkan. Dan setiap jatuhnya korban karena serangan itu semoga syahid dan meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Dan semoga ini adalah Ramadhan terakhir mereka dalam keadaan seperti ini. Dan insyaallah atas seizinNya semoga di Ramadhan tahun depan mereka bisa hidup dengan tenang. Serta mendapatkan kemenangan sedangkan kedzoliman akan tenggelam atas izinNya.
Wallahu A'lam Bi as-showab