Oleh: Sri Yana
Setelah dua hari dibombardir tanpa henti oleh pesawat-pesawat tempur Israel hingga senin (6/5) seluruh Muslim Gaza memulai puasa Ramadan. Hari pertama Ramadan di Gaza jauh berbeda dengan Indonesia atau negara mayoritas muslim lainnya yang diawali dengan sukaria. Di Gaza yang terlihat hanya ada kesuraman, rumah-rumah runtuh, dan jasad yang berceceran. (republika.co.id, 5/5/2019)
Sungguh miris keadaan di Gaza, yang mana harusnya Muslim Gaza khusyu' untuk beribadah menyambut datangnya bulan Ramadan, mereka ada kegelisahan dan ketakutan mendapatkan serangan bombardir dari Israel. Yang memang Palestina sudah berkonflik lama dengan Israel, yang mana sebagian wilayahnya diakui oleh Israel.
Di dalam Al Qur'an memang banyak ayat-ayat Al Qur'an yang menggambarkan kebencian Yahudi kepada Islam sejak zaman nabi hingga sekarang, yang nyata-nyata dialami oleh Gaza. Faktanya sejak dahulu Yahudi merupakan kaum yang sadis dan bengis terhadap orang-orang Muslim, serta senantiasa melanggar perjanjian Allah SWT. Sebagaimana firman Allah:
"Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik..."(TQS. Al Maidah: 82)
Kemudian ayat lain yang Allah beritahukan kepada Rasulullah SAW tentang karakter Yahudi.
"(Yaitu) orang-orang yang terikat perjanjian dengan kamu, kemudian setiap kali berjanji mereka mengkhianati janjinya, sedang mereka tidak takut (kepada Allah)." (TQS. Al-Anfal: 56)
Selain itu, kaum Muslim di Palestina yang terusir dan terbunuh karena berpegang teguh kepada Islam.
"(Yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata," Tuhan kami ialah Allah." (TQS. Al-Hajj: 40)
Dari fakta-fakta tersebut Gaza Palestina sudah dijelaskan bahwa akan banyak konflik yang terjadi dengan Israel. Diperparah lagi dengan sistem Demokrasi Kapitalisme yang sudah mengakar di sebagian besar umat muslim. Sehingga kaum muslim hanya bisa mengencam dan mendoakan saudara-saudara di Palestina. Karena lemahnya umat muslim, tanpa adanya payung pelindung Daulah Khilafah, yang seharusnya melindungi negara-negara seperti Palestina. Karena bagi negara-negara seperti Indonesia, ketika membantu tidak ada keberanian dan resiko yang dialami. Disebabkan adanya skenario global di balik konflik Palestina.
"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu Muhammad sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, " Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)." Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah."
Begitulah negara-negara muslim harus berhati-hati dengan negara-negara barat kafir, karena bagi mereka kawan bisa menjadi lawan, ketika sudah tidak bermanfaat lagi. Sudah sejatinya negara-negara bersatu dalam ikatan aqidah Islamiyah. Karena merupakan ikatan yang shahih. Dimana Islam akan dinaungi oleh Daulah Islamiyah yang akan menjadi pelindung bagi umat. Bukan dengan sekarang yang tersekat-sekat dalam ikatan nasionalisme. Yang terpecah-pecah, sehingga negara-negara terkotak-kotak dan menjadikan mereka lemah.
Oleh karena itu, mari kita kembali kepada Daulah Islamiyah, agar Gaza, dan negara-negara yang terzalimi bisa hidup tenang dan damai. Karena duka Gaza adalah duka kita juga. Duka saudara-saudara yang meminta uluran bantuan kita semua.
Wa'allahu a'lam bish shawab.