Berikut pernyataan dari Dokter Ahli Syaraf, Ani Hasibuan tentang meninggalnya 554 petugas KPPS (TvOne 07/05/19):
1. Sebagai dokter, dari awal saya sudah merasa lucu; ini bencana pembantaian apa pemilu, kok banyak sekali yang meninggal? Pemilu itu kan happy happy, ingin dapat pemimpin baru, tapi nyatanya meninggal.
2. Saya sudah 22 tahun jadi dokter, belum pernah saya ketemu ada COD orang karena kelelahan. Kalau orang ada gangguan jantung di awal oke, kemudian bekerja fisiknya dipacu, meninggal karena sakit jatungnya terpicu. Meninggal karena jatungnya, bukan kelelahan.
3. Keluhannya sama. Satu hari setelah pemilu ada yang sakit kepala, mual-mual, muntah-muntah, dua hari kemudian meninggal. Katanya kecapekan. Kemudian ada yang sakit perut, masuk kamar mandi, masuk kamar tidur, lalu meninggal.
4. Beberapa korban tidak sempat dibawa ke rumah sakit. Tapi ada juga yang sempat dibawa ke rumah sakit dengan keluhan sakit perut, mual-mual, sempat masuk ICU, masuk ruang perawatan biasa, kemudian kembali lagi ke ICU kemudian meninggal.
5. Hari ini di Indonesia 500 orang meninggal orang diam saja, saya mau tahu karena saya ini dokter. Tiba-tiba KPU jadi dokter forensik, menyebutkan COD kelelahan, mana bukti pemeriksaannya. Buktikan dong. Ini 500 orang, satu nyawa saja dalam agama saya, membunuh tanpa alasan sama saja dengan membunuh satu dunia.
Sebagai dokter dan sebagai rakyat, dokter Ani sangat ingin permasalahan ini diperiksa lebih dalam. Sebab dia tidak sepakat bahwa faktor kelelahan bisa membuat orang meninggal dunia. Dia justru mempertanyakan sikap KPU yang tiba-tiba menyampaikan bahwa kematian para petugas KPPS adalah karena kelelahan.
*Info Brother Ichal Aydoğan