Derita Gaza, Kapankah Menjadi Derita Dunia?

By : Messy (Member Penulis Ideologis)


Kenyamanan dan ketenteraman dalam melaksanakan bulan suci Ramadhan tahun ini sepertinya belum dapat dialami oleh warga Gaza, Palestina. Mereka senantiasa dihantui oleh teror rudal dari penjajah Israel dalam beberapa hari kebelakangan. 


Diberitakan AFP, hingga Minggu (5/5) malam, roket Israel terus menghantam kawasan Gaza. Akibatnya 23 warga Gaza meninggal dunia. Termasuk di antaranya seorang perempuan yang sedang mengandung dan seorang bayi. 


Serangan dari tank dan rudal udara Israel mulai menggempur Gaza sejak Sabtu (4/5). Militer negara zionis itu berdalih serangan dilakukan sebagai bentuk balasan. 


Milisi Palestina memang menembakkan roket ke wilayah yang diduduki Israel. Empat WN Israel tewas akibat roket yang ditembakkan dari kawasan Gaza, tiga di antaranya adalah militer.


Gaza Menjerit, Dunia Membisu


Penderitaan warga Gaza disiarkan langsung didepan mata dunia, namun tak ada yang berani mengulurkan tangan, melindungi mereka, mengakhiri jeritan luka yang dirasakan oleh mereka. Lantas, kemanakah PBB yang selalu berteriak mengenai HAM? Dinamakah para penguasa muslim yang selalu berlindung dibalik kata toleransi?.


Banjir air mata dan mengemis bantuan kepada mereka seolah-olah tak punya arti sama sekali. Hanya dijadikan sebagai pelampiasan untuk menarik simpati dunia nyata maupun dunia maya. Lantas, kemanakah mata mereka ketika kisah pilu itu terjadi? Apakah telinga mereka tak mendengarkan jeritan luka Gaza?.


Sejatinya, mereka memiliki mata dan telinga. Namun, mereka memejamkan mata dengan sengaja dan menyumbat telinga begitu rapat. Seolah-olah Gaza baik-baik saja. Tak ada terjadi sesuatu apapun. Mereka hanya berpangku tangan  dan siap menjadi penonton dari setiap babak kisah pilu yang dilewati oleh warga Gaza.


Apakah Gaza pernah melakukan kesalahan besar sehingga mereka tega berbuat sedemikian itu? Tidak, Gaza tak berbuat salah sedikit pun. Pemimpin hari ini pun tak bisa sepenuhnya disalahkan. Sebab, yang menjadi permasalahan terbesar hari ini adalah ketika umat Muslim menerapkan sistem kapitalisme-sekularisme.


Sistem yang bersumber dari hukum buatan manusia. Berlandaskan kepada kebebasan dalam berpikir dan berbuat. Sehingga timbul sekat atau pembatas sesama muslim. Menyebabkan setiap negara memiliki hak otoritas masing-masing terhadap negerinya tanpa boleh negara lain untuk ikut campur.


Inilah yang menyebabkan umat muslim tak merasakan derita yang dirasakan oleh warga Gaza. Umat Muslim terjangkit dengan virus Nasionalisme. Sehingga seolah-olah apa yang terjadi dengan Gaza tak ada keterkaitannya dengan umat Muslim diberbagai belahan dunia manapun. 


Sejatinya umat Muslim ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit makan anggota tubuh yang lain juga merasakan sakit. Namun kini, tubuh umat Muslim sudah dicincang-cincang, sudah dibagi-bagi. Efek hal ini belum sepenuhnya dirasakan oleh umat Muslim. Sebab Nasionalisme lah, Umat Muslim terbatas untuk  membantu Gaza. Dan terbatas ruang untuk bergerak demi Gaza.


Saatnya, mencampakkan sistem buatan manusia yang jelas bobrok dan telah terbukti gagal dalam menyejahterakan umat. Jangan biarkan lagi sistem ini untuk terus mengepakkan sayapnya di udara yang akan membuat kerusakan kian merajalela. 


Gaza Butuh Perisai


Setiap detik warga Gaza melewati kehidupan dengan jeritan luka. Semua orang sukses hanya menjadi penonton. Duduk manis sembari menyaksikan kisah yang dilakoni oleh warga Gaza. Tak ada yang berani mengambil peran pahlawan dalam kisah Gaza. Mereka hanya sanggup untuk mengirimkan pasokan makanan dan pakaian. Tapi tak berkutik sedikit pun jika dimintai untuk menerbangkan tentaranya untuk melindungi Gaza. 


Kemanakah perisai itu? Apakah perisai itu dari PBB yang masih lelap dalam tidurnya? Atau apakah dari para penguasa Muslim yang masih terlena dengan waktu santainya?. Gaza butuh perisai, Gaza ingin pelindung. Tapi, hingga saat ini perisai itu belum ditemukan.


Iya, perisai itu sampai kapan takkan ada dan takkan pernah ada. Jika mengharapkan dari sistem buatan manusia hari ini. Tapi, perisai itu akan segera didapati jika mengharapkan dari Sang Pencipta. 


Solusi tuntas satu-satunya, kembali kepada sistem yang telah dibuat oleh Allah untuk manusia. Yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Telah terbukti mensejahterakan umat manusia selama 13 abad. Berhasil menjadi adidaya dunia dengan menguasai dua pertiga dunia. Telah menyatakan diri layak untuk menjadi perisai baik bagi Muslim maupun kafir.


Hanya dengan itu, perisai akan kembali didapati oleh umat. Perisai itu akan melindungi seluruh umat manusia dan menghentikan segala kejahatan yang mengintai. Dengannya, umat Muslim akan mendapat gelar terbaik menjadi 'kuntum khairu ummat" dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Perisai itu bernama 'KHILAFAH'.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak