Oleh: Novi Arrasya (Aktivis Deli Serdang)
Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Bulan suci bagi
ummat Islam. Bulan yang didalamnya mewajibkan setiap ummat muslim untuk
berpuasa. Ramadhan adalah bulan yang tertabur akan pahala yang berlipat ganda.
Bulan untuk mengupayakan diri untuk beribadah dan mendekat kepada Allah SWT.
Ramadhan adalah bulan pengampunan dosa yang di dalamnya pintu surga dibuka.
Inilah keistimewaan bulan yang penuh barokah. Oleh karena itu, selayaknya kita
bergembira menyambut kedatangan tamu agung nan mulia yang membawa banyak sekali
keutamaan di tengah – tengah kita.
Meski Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan ibadah,
Ramadhan juga bulan dakwah dan jihad, bulan perjuangan untuk menegakkan
kebenaran dan keadilan serta menumbangkan kedzoliman. Banyak kekeliruan yang menafsirkan bahwa
hanya karena Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan ibadah, maka ummat Islam
akan sabar, tak marah saat diejek, dianiyaya dan lainnya. mereka hanya pasrah
saja tanpa ada perlawanan. Banyak juga yang mengklaim bahwa nabi tak pernah
marah sehingga ummatnya puntak boleh melakukannya. Sejatinya Rasulullah adalah
orang pertama yang akan marah jika agama dan aqidahnya di ejek dan diinjak –
injak. Sementara kita tak bisa berbuat apa – apa ketika itu semua terjadi
dihadapan kita.
Seharusnya ummat Islam menjadikan Ramadhan ini sebagai
kesempatan emas untuk menjadikannya sebagai bulan perlawanan, perjuangan, dan
kemenangan atas kemunkaran dan kedzoliman. Jika Ramadhan dijadikan para sahabat
sebagai bulan penaklukan kota Makkah, kemenangan perang Badar, kemenangan
perang Qadisiyah atas Persia, dan kemenangan
- kemenangan lainnya, maka kita juga harus menjadikan Ramadhan kali ini
sebagai kemenangan atas kemungkaran dan kedzoliman yang ada.
Jangan sia – siakan kesempatan ini. janganlah jadikan
Ramadhan untuk bermalas – malasan. Jadikanlah Bulan ini sebagai junnah/perisai
kita untuk lebih mengerahkan segala daya upaya agar bisa lebih bertakwa.
Jadikanlah bulan ini sebagai bulan perjuangan untuk menyadarkan umat agar terus
meningkatkan kesholehan diri. Sebab hakikat kesholehan dan ketakwaan tak hanya
milik individu namun juga untuk diterapkan di tengah – tengah masyarakat agar
terwujud aturan Islam secara sempurna.