Oleh: Nurul Ummu Nada
Mohammad Hatta
Pejuang, negarawan, ekonom, dan juga Wakil Presiden Indonesia 1902-1980. "Agar perut rakyat terisi, kedaulatan rakyat perlu ditegakkan. Rakyat hampir selalu lapar bukan karena panen buruk atau alam miskin, melainkan karena rakyat tidak berdaya".
Dilansir oleh,
PANDEGLANG, (Pikiran Rakyat).- Sejumlah petani di Kabupaten Pandeglang mengeluhkan rendahnya harga gabah kering yang saat ini hanya berkisar antara Rp 3.500 hingga Rp 3.800 per kilogram. Seorang petani di Desa Teluk Lada Zaenal Abidin mengatakan " Iya, harga gabah anjlok di kisaran 3.800 per kilogram. Itupun petani kesulitan menjual, bisa menjual, asal tidak cash bisa menunggu paling singkat satu Minggu baru bayar, alasannya tengkulak tidak memiliki uang. Tengkulak akan membayar setelah padi itu terjual dalam bentuk beras," kata Zaenal kepada wartawan Kabar Banten, Ade Taufik, Minggu 26 Mei 2019.
Dalam keadaan seperti ini para petani mengalami kerugian yang besar. Disetiap panen harga selalu anjlok. Kerugian yang ditanggung para petani tidak sedikit, dikarenakan biaya pemeliharaan tidak sesuai dengan harga jual setelah panen. Bahkan biaya pemeliharaan selalu naik tiap tahunnya.
Tak hanya petani saja yang bernasib seperti ini. Para perkebunan juga sama. Contohnya perkebunan karet. Dalam pemeliharaan karet agar menghasilkan kualitas yang maksimal karet juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tapi disaat panen tiba harga karet merosot/ anjlok.
Anjlok nya harga hasil pertanian disebabkan karena melonjaknya impor bahan pangan yang dilakukan oleh pemerintah. Dalam hal ini perum Bulog dan BUMD agar dapat mengoptimalkan penyerapan gabah dari para petani. Jadi anjlok nya harga hasil pertanian dan perkebunan bukan karena kualitas yang buruk, akan tetapi kurang nya peran pemerintah didalam nya.
Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin meminta kepada pemerintah agar jangan ada lagi sandiwara data dan kebijakan sunyi yang merugikan rakyat banyak. Akmal memaparkan, pada kutipan data pengadaan luar negeri Perum Bulog, jumlah beras impor yang masuk mencapai 532.526 ton per 23 Mei 2018. Kemudian pemerintah kembali menerbitkan izin impor beras.
“Banyak masyarakat tidak waspada pada kebijakan impor beras ini kecuali para petani. Hiruk pikuk memanasnya suasana demokrasi pergantian pemimpin daerah secara serentak, kemudian kejadian aksi teror kepada masyarakat di beberapa wilayah, hingga suasana puasa dimana masyarakat fokus beribadah, membuat adanya impor beras ini menjadi sunyi,” ucap Akmal dalam berita rilisnya kepada Parlementaria, Selasa (5/6/2018).
Indonesia yang kaya akan hasil bumi nya terutama dalam perkebunan dan pertanian sangat lah disayangkan apabila pemerintah didalam perannya sebagai pengelola negara tidak maksimal dalam mensejahterakan rakyat nya bahkan tidak sepenuhnya peduli pada rakyat nya. Karena negara menganut sistem demokrasi. Sistem Demokrasi ini merupakan sistem buatan manusia yang tidak akan bisa mensejahterakan rakyat karena sistem ini hanya berdasarkan kepentingan semata.
Didalam islam bahwasanya tugas seorang pemimpin adalah memperhatikan umat nya/rakyat nya. Bagaimana cara yang ditempuh seorang pemimpin dalam mensejahterakan rakyat tanpa memaksimalkan barang dari luar? Pemerintah harus dapat mengendalikan harga pasar yang selalu dimainkan oleh para tengkulak. Dan pemimpin harus menjaga kestabilan dalam pasar dengan berbagai kebijakan-kebijakan.
Karena islam mengatur segalanya baik dalam bidang ekonomi, perdagangan, urusan kecil pun didalam rumah tangga sampai keurusan kenegaraan. Karena hanya dengan sistem islam inilah kesejahteraan rakyat dapat dicapai. Sistem islam sudah terbukti baik bagi seluruh umat manusia. Pada masa Rosululloh saw dan pada masa Kekholifahan para sahabat lah yang telah membuktikan sistem islam ini selama kurang lebih 1300 abad lamanya. Sistem yang bisa mensejahterakan kehidupan umat manusia dengan berdasarkan syari'at-syari'at Alloh yaitu sistem yang berlandaskan Al Qur'an dan Sunah. Sistem islam ini adalah Khilafah ala minhajjin nubuwwah.
Waallohu a'lam bishshowab