Oleh: Tita Rahayu
Islam mengatur segala hal. Mengatur manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lainnya, dan manusia dengan Allah sebagai sang Khalik. Termasuk mengatur bagaimana perasaan manusia seharusnya membenci dan mencinta.
Bagi seorang muslim, benci dan cinta haruslah karena Allah. Dikutip dari kitab Nafsiyah Islamiyah, Cinta karena Allah adalah mencintai hamba Allah karena keimanannya kepada Allah dan ketaatannya kepada Allah. Benci karena Allah adalah membenci hamba Allah disebabkan kekufuran dan perbuatan maksiatnya.
Mencintai orang-orang beriman yang taat pada Allah ternyata sangat besar pahalanya.
Hadist dari Abu Hurairah riwayat Muslim, Rosulullah bersabda :
Sesungguhnya kelak di hari kiamat Allah akan berfirman "Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku ? pada hari ini Aku akan memberikan naungan kepadanya dalam naungan-Ku di saat tidak ada naungan kecuali naungan-Ku."
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai wujud cinta karena Allah sebagaimana yang dicontohkan Rosul. Diantaranya, mendoakan saudara yang dicintainya di saat tidak bersamanya, menampakan perkara yang disukainya untuk menggembirakannya, menemui saudara yang dicintainya dengan wajah yang berseri-seri dan melindungi kehormatan saudaranya saat tidak di dekatnya.
Nampaknya hal di atas sepele bagi kita. Namun ternyata amalan mencinta karena Allah sungguh luar biasa. Allah balas dengan Naungan di hari akhir kelak. disaat tidak ada naungan, selain naunganNya. Saatnya menjadikan amalan-amalan ini sebagai sebuah kebiasaan. Semoga allah ridho dan kita mendapatkan naungannya di hari akhir kelak.
Hati-hati dalam mencinta, karena Rosul pernah bersabda bahwa seseorang akan bersama dengan yang ia cintai.
Tak sembarang orang bisa kita cintai. Juga tak sembarang orang boleh kita benci. Tapi setiap muslim wajib membenci apa yang dibenci Allah.
Allah melarang muslim mencintai orang kafir, munafik dan fasik yang terang-terangan berbuat maksiat. (Q.S. Mumtahanah [60] : 1)
Dari Aisyah dari Nabi saw beliau bersabda;
Sesungguhnya orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang suka menentang (mendebat) perintah Allah.
Di dalam Al-Qur'an juga Allah katakan bahwa seharusnya ketika mendengar perintah seorang hamba adalah taat pada perintah itu (sami'na wa attho'na).
Allah juga membenci orang yang mengatakan kebaikan tapi hanya di mulut saja. Tidak sampai ke hatinya, juga tidak diamalkannya.
Selain itu, Allah juga membenci orang yang berbicara dengan hal-hal yang tidak menyenangkan pendengarnya dan berbuat keji. Hari-hari ini sering kita dengar orang-orang berbicara dengan kata-kata yang kasar juga guyon yang kasar. Namun hal itu seakan lumrah di kalangan masyarakat kita. Padahal Allah membencinya.
Sungguh tidak akan ada yang luput dari balasan Allah. Kadang amalan kecil yang kita anggap biasa ternyata Allah balaskan dengan luar biasa. Demikian juga dengan hal-hal yang kita anggap kecil padahal Allah benci. Semoga kita tidak tergelincir karenanya.
Allah mengatur perasaan manusia, bukan hanya untuk ketentraman hatinya di dunia. Tapi untuk kebaikan hingga terbawa ke akhirat. Segala syariat adalah untuk kebaikan diri kita sendiri dari Allah pada makhluknya.
Maka setiap diri harus terus kembali belajar apa-apa saja yang dibenci dan dicintai Allah. Serta menjadikannya sebagai tolok ukur utama dalam berkehidupan. Jangan cepat berpuas diri, merasa diri sudah mumpuni dengan ilmu dan amal agama. Sungguh ilmu Allah sangat luas, dan semakin kita pelajari semakin kita sadar bahwa kita tidak tahu apa-apa. Semoga Allah karuniakan kita semangat mencari ilmu, memahaminya, dan yang terpenting mengamalkannya juga menyebarkannya.
Wallahu'alam bish shawab.