Oleh : Lilik Yani
Ketika masuk 10 hari terakhir bulan Ramadhan, ayahku tidak pulang ke rumah. Kata ayah, di kantor beliau ada acara i'tikaf selama 10 hari. Ayah dan teman-temannya menginap di masjid kantornya.
Aku sedih ditinggal ayah. Aku yang biasanya berangkat sholat taraweh ke masjid digandeng ayah. Saat makan sahur dan berbuka puasa juga bersama ayah. Sekarang ayah tidak pulang. Aku hanya bersama bunda saja, menjalankan puasa dan ibadah lainnya.
Anak : Ayah, mengapa harus ada i'tikaf ?
Ayah : Anakku, dulu ketika masuk 10 hari terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah saw menjalankan i'tikaf di masjid, sambil menjalankan ibadah dengan lebih bersemangat dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Dari Aisyah ra, ia berkata : "Nabi Muhammmad saw selalu melakukan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkan beliau, kemudian para istri beliau melakukan i'tikaf sepeninggal beliau." (HR Bukhari No 2026 dan Muslim No 1172)
I'tikaf itu dengan berdiam diri di masjid, sambil dzikir mengingat Allah dan merenungi semua aktivitas yang sudah kita lakukan selama ini, apakah sudah bernilai ibadah atau belum. Apakah sudah menjalanka karena Allah dan mengikuti Rasulullah saw sebagai teladan, atau seenaknya sendiri? Bahkan mungkin, masih banyak yang menyimpang aturan Allah. Dengan merenung kita bisa memperbaiki diri.
I'tikaf itu perlu ketenangan, tidak ada hiruk pikuk keramaian yang mengganggu suasana ibadah. Jadi jika sudah niat i'tikaf tidak boleh keluar masjid kecuali ada alasan yang sangat penting.
Anak : Mengapa Ayah tidak mengajak aku dan bunda ?
Ayah : Anakku, karena kamu masih kecil sayang. Kamu masih suka bermain, dikhawatirkan mengganggu suasana ibadah.
Selain itu, anak-anak khawatir akan bosan dan mengajak orangtuanya keluar masjid untuk lihat hiruk pikuk suasana luar. Ini jelas tidak boleh sayang, karena akan mengurangi nilai ibadah bahkan bisa membatalkan i'tikafnya.
Selain itu, anak-anak belum waktunya ikut i'tikaf karena memerlukan energi dan jam istirahat kalian jadi berkurang dan menyita waktu bermain kalian.
Anak : Ayah, apakah i'tikaf bisa membawa Ayah ke surga? Hingga Ayah rela meninggalkanku jalani ibadah tanpa Ayah?
Ayah : Anakku, maafkan Ayah. Ayah ingin konsentrasi ibadah di 10 akhir Ramadhan ini, untuk mencari Ridlo Allah. Dulu Rasulullah saw bersungguh-sungguh menjalankan ibadah di 10 akhir Ramadhan, sampai meninggalkan keluarganya demi bisa konsentrasi ibadah.
Dari Aisyah ra, ia berkata : "Rasulullah saw biasa ketika memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah." (HR Bukhari No. 2024 dan Muslim No 1174)
Saat menjalankan qiyamul lail dengan niat karena Allah dan mengharap pahala dari Allah, akan diampuni semua dosa-dosa yang telah lalu.
"Barangsiapa yang melakukan shalat pada malam lailatul qodar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." ( HR Bukhari)
Tilawah al-Qur'an adalah ibadah yang diutamakan juga, karena dulu al-Qur'an turun saat bulan Ramadhan. Maka sudah seharusnya untuk dibaca dan dipahami kandungannya agar bisa diaplikasikan. Yang berarti akan semakin menambah pundi pahala bagi para pembacanya.
Saat i'tikaf, kita melakukan dzikir, merenung dan banyak membaca doa yang dicontohkan Rasulullah saw saat mengajari Aisyah ra, jika dikerjakan dengan ikhlas akan diampuni semua dosa-dosanya.
Bertanya Aisyah ra, "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qodar. Apa yang mesti aku ucapkan saat itu?"
Maka Rasulullah saw menjawab, "Katakanlah : Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul afwa fa' fu anni. Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, suka memaafkan, maka maafkanlah aku " (HR Tirmidzi)
Belum lagi kalau kita bertemu malam lailatul qodar, kemuliaannya seperti kita beribadah kepada Allah selama 1000 bulan atau 83 tahun.
Dan masih banyak lagi ibadah yang bisa dilakukan pada 10 akhir Ramadhan ketika kita beri'tikaf. Itu artinya panyak pahala yang bisa diraih dan dosa-dosa kita dihapuskan. Jadi peluang masuk syurga sangat besar, Anakku
Anak : Ayah, kalau i'tikaf dan ibadah 10 hari terakhir begitu banyak pahala dan bisa menghantar Ayah ke surga. Mengapa tidak mengajak aku dan bunda?
Ayah, ajak aku ke surga. Ayah, jangan karena aku dianggap masih kecil dan suka bermain sehingga akan membuat kericuhan suasana ibadah. Anak-anak sepertiku masih bisa dikondisikan. Jika memang tidak boleh ramai, dan tidak mendorong Ayah untuk keluar masjid, maka berikan kami pemahaman dan siapkan kebutuhanku secukupnya saja.
Ayah, jangan karena aku anak kecil, lantas meremehkanku tidak bisa beribadah seperti Ayah. Walau dengan kapasitas yang disesuaikan. Aku juga mau tilawah al-Qur'an, Ayah. Walau mungkin masih juz amma yang aku baca.
Aku juga bisa diajari berdoa, untuk memohon ampunan kepada Allah. Aku juga mau menjalankan qiyamul lail, semampuku.
Aku juga menjalankan puasa seperti ayah, walau aku masih anak-anak.
Aku juga mau diajari i'tikaf untuk berdiam diri dan tidak membuat kegaduhan di masjid.
Ayah, jika ibadah-ibadah itu dijalankan bisa mengantarku ketemu Rabb ku di surga, ajak aku Ayah.
Jika ibadah-ibadah itu bisa mengantarkanku bertemu Rasulullah saw di surga bersama sahabat-sabahat beliau, ajaklah aku, Ayah.
Ayah, ajak aku ke surga
Jangan biarkan aku dan bunda sendirian.
Apalah arti sebuah keluarga jika kita tidak bersama-sama sampai ke surga menemui Rabb yang Mulia.
Ayah : Anakku, maafkan ayah.
Bukan maksud ayah meninggalkanmu dan bunda.
Hanya ayah menganggapmu masih terlalu kecil.
Anak yang masih senang dengan dunia permainan.
Anak yang masih harus dijaga kesehatannya dengan istirahat cukup.
Anakku, maafkan Ayah
Ternyata engkau hanya kecil dari fisik dan usia
Sementara jiwamu sudah dewasa
Jiwamu sudah tumbuh menjadi calon mujahid
Penolong agama Allah yang senantiasa taat kepada Rabb-Nya
Baiklah Anakku, Ayah akan segera lapor pada pimpinan di kantor Ayah. Semoga Ayah diijinkan membawamu dan bunda untuk menjadi peserta i'tikaf 10 hari di masjid kantor ayah.
In syaa Allah beliau akan mengijinkanmu, Anakku. Beliau tidak mungkin menghalangi jiwa yang rindu bertemu Rabb Nya.
Mari kita berdoa kepada Allah, Nak.Semoga Allah memberikan kesehatan kepada kita semua. Dan diberi kemudahan semua urusan kita. Hingga agenda ibadah i'tikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadhan berjalan lancar dan Allah meridloi upaya kita semuanya. Aamiin.
Wallahu a'lam bisshawab.
Surabaya, 31 Mei 2019
#RamadhanBulanAmpunan
#BersemangatDiAkhirRamadhan
#YukItikaf