Air Mata Palestina , Tanpa Daulah Islam.

Oleh: Kartika



Kedatangan tamu besar telah dinanti setelah sebelas bulan lamanya. Persiapan untuk menyambut bulan suci Ramadhan telah disiapkan. Suka cita telah hadir pada diri setiap insan di Palestina. Namun apa daya dan kata, gempuran rudal dari Militer Israel telah menghancurkan rumah dan saudara-saudara kita muslim di Palestina. 

Ketenangan untuk menunaikan ibadah puasa pada Ramadhan 1440 H tampaknya belum bisa dirasakan warga Jalur Gaza, Palestina. Mereka diliputi was was karena gempuran rudal dari Militer Israel dalam beberapa hari terakhir. Kumparan.com

Diberitakan AFP, hingga Minggu 5/5 malam, roket Israel terus menghantam kawasan Gaza. Akibatnya 23 Warga Gaza meninggal dunia. Termasuk di antaranya seorang perempuan yang sedang hamil dan seorang  bayi.

 Penderitaan muslim Gaza berlangsung di depan mata, tanpa ada yang mampu menolong. Apalagi para penguasa muslim sudah terbelenggu ikatan nasionalisme dan perjanjian rahasia dengan penjajah dan pendukungnya.

Karena terbelenggunya ikatan nasionalisme, penguasa tidak berkuasa dalam mengikat manusia yang satu dengan manusia lainnya tatkala mewujudkan kesatuan umat.

Pemimpin yang terikat nasionalisme dan perjanjian rahasia dengan penjajah dan pendukungnya. Adalah pemimpin yang benar-benar egois dengan emosi yang semu, yang dibangkitkan sewaktu-waktu sesuai dengan hawa nafsu dan hanya mengunggulkan sebuah kepentingan yang sempit dari kelompok tertentu maupun penguasa. Sedangkan menurut pandangan Islam, penguasa yang terikat paham nasionalisme dan perjanjian yang terselubung  bukanlah  paham dari Islam dan tidaklah mendapat sebuah solusi dalam menggapai suatu permasalahan yang sangat pelik.

Nasionalisme menurut Hans Khon diartikan sebagai “ keadaan pada individu yang dalam pikirannya merasa bahwa pengabdian paling tinggi adalah untuk bangsa dan tanah air.

Syeikh Taqiyadun An Nabani mengatakan” Nasionalisme tidak bertolak dari ide yang lahir melalui proses berfikir yang benar dan sadar. Maka dari itu, nasionalisme bukan ide yang layak untuk membangkitkan umat manusia. Sebab dalam suatu kebangkitan, diperlukan suatu pemikiran yang menyeluruh (fikrah kulliyah) tentang kehidupan,  alam semesta, dan manusia, serta pemikiran tertentu tentang kehidupan untuk memecahkan problem kehidupan”( Taqiyadun An Nabani,1953)

Nasionalisme inilah yang menyebabkan saudara kita umat muslim di Palestina  terus dibombardir oleh bangsa zionis Israel. Kaum Israel tahu , sistem nasionalisme (nation-state) yang diterapkan di negeri-negeri Muslim adalah benteng penghalang umat Islam untuk membantu saudaranya.

Karena terikat dengan nasionalisme dan perjanjian rahasia dengan penjajah dan pendukungnya, penguasa dengan dominan penduduknya muslim hanya bisa membela saudara muslim di Palestina sebatas retorika belaka. Mereka enggan mengirimkan tentaranya untuk mengusir penjajah dan penista. Di sisi lain, sebagian besar umat Islam pun bahkan tidak peduli lagi karena menganggap urusan dalam negeri lebih penting ketimbang  mengurusi Negara lain.

Kaum muslim adalah satu kesatuan, yang wajib diikat oleh kesamaan aqidah (iman), bukan oleh kesamaan bangsa, Allah SWT berfirman: 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah bersaudara.( TQS.Al HUjurat:13)

Dan Rasulullah mengumpamakan kita seperti satu tubuh yang saling melengkapi satu sama lain ,ibarat satu bagian tubuh kita sakit, tubuh lainya bisa merasakan sakitnya.

Saling melindungi sesama muslim adalah tugas yang luar biasa. Apalagi di bulan Ramadhan seperti ini , mestinya  umat muslim makin semangat untuk mewujudkan kemuliaan umat dan persatuan hakiki di bawah naungan Islam.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak