Oleh : Dwi Suryaningsih
Dulu, menyuarakan khilafah dianggap mimpi, bahkan utopis. Jika benar demikian, mengapa justru banyak pihak yang memprediksikan tegaknya khilafah. Mengapa tidak sedikit yang merasa terusik dengan dakwah khilafah. Mengapa phobia mendengar teriakan khilafah.
Dan kini, seruan khilafah kembali menggelora. Menggoyang kursi penguasa. Meskipun kaum kafir barat telah ribuan kali membuat makar yang besar, yang menyebabkan lenyapnya daulah khilafah pada awal abad ke 19 lalu. Tapi dengan izin Allah SWT, khilafah akan tegak kembali dan berdiri kokoh dalam waktu dekat.
Sungguh, ketiadaan khilafah membuat umat tertikam jantungnya, darahnya mengucur deras, dan tubuhnya dikerat-kerat sedikit demi sedikit. Ketiadaan khilafah menjadikan umat kehilangan ibunya. Seperti anak ayam kehilangan induk, tak punya rumah pula. Umat pun dirampas dari kebenaran yang sesungguhnya, sehingga umat mulai bergerak ke sana ke mari tanpa arah dan pandangan yang jelas. Layaknya gerakan hewan yang disembelih.
Sejak saat itu, umat terus dibuai dengan slogan-slogan nasionalisme yang rendah dan sempit. Yang semakin menjauhkan agama dari hiruk-pikuk kehidupan mereka, kehidupan yang semakin gelap tanpa cahaya. Ide nasionalisme dikemas sedemikian rupa dalam balutan demokrasi dan yang lainnya. Tapi sayang, kebatilan tetaplah kebatilan. Seiring berjalannya waktu, tiang penyangga demokrasi semakin menampakkan ke keroposannya, bahkan hanya digoyang dengan satu jari pun tiang demokrasi akan roboh. Tersungkur dengan hina.
Berkat dakwah yang terus menerus dilakukan, semata menyerukan urgensi penerapan syariah dalam naungan khilafah, melalui lisan-lisan penyeru kebenaran. Yang senantiasa ikhlas mendedikasikan waktu terbaiknya sebagai khadimatul ummah (pelayan ummat) sekaligus menjadi dokternya umat. Yang siap melayani, memeriksa, mendiagnosa, dan memberi resep obat yang manjur, memastikan obat diminum & ditelan, serta tidak dimuntahkan. Sehingga umat benar-benar dinyatakan sembuh secara total.
Melalui kesabaran pengemban dakwah inilah, umat pelan tapi pasti mulai bisa mengetahui sebab lukanya, dan siapa yang memotong anggota tubuhnya. Juga mengetahui racun apa yang menyebabkan lemah dan tumbangnya tubuh yang perkasa itu. Umat pun kini sudah tau persis obat mujarab untuk sembuh dari sakitnya. Obat tersebut tidak lain adalah kembali kepada syariat Allah.
Kini, umat tengah berada didepan pintu untuk berdiri tegak dengan kedua kakinya. Bangkit dari mimpi buruknya. Untuk mempertahankan kembali predikat khairu ummat di seluruh dunia. Dalam satu negara dan satu kekuasaan. Menerapkan hukum Allah, mengemban petunjuk, risalah kebajikan dan cahaya kepada seluruh umat manusia.
Umat merindukan khilafah yang berhasil mewujudkan kejayaan lslam, yang selama ini disembunyikan dari sejarah. Khilafah yang menciptakan peradaban mulia. Khilafah yang menjaga dan melindungi seluruh manusia. Khilafah yang akan mengembalikan umat sebagai khairu ummah. Khilafah yng akan menghantarkan kepada baldatun thayyibatun warabbun ghafur.
Wallahu a'lam bish-shawwab.