Wadah Demokrasi, Penyubur Korupsi

Oleh : Dania Puti Rendi

Kasus korupsi di negeri ini bak cendawan tumbuh yang tidak akan pupus. Bagaimana tidak lagi-lagi kita menyaksikan kasus demi kasus yang menjerat para kalangan elit negara, mulai dari menteri, pemimpin Parpol sampai kasirnya pun ikut kena imbasnya dari sistem demokrasi hari ini.

Kenapa Demokrasi lagi-lagi disalahkan??

Yaa, semua tahu bahwasanya demokrasi merupakan sistem yang lahir dari ideologi Kapitalis-Sekuler. Pemisahan agama dari kehidupan menjadi landasan hukum dan adanya manfaat menjadi tolak ukur perbuatannya.

Sangat wajar, jika halnya siapa saja yang masuk ke lingkaran setan sistem ini akan kena getahnya. Ditambah lagi, demokrasi hanyalah ajang perebutan kekuasaan bukan sebagai wadah untuk menerapkan hukum Syara'. Maka, akan banyak para pejabat yang menghalalkan segala cara untuk memperoleh jabatan tanpa memandang halal haram nya, toh tolak ukur perbuatannya jika ada manfaat.

Tidak percaya???? Ini buktinya!!!

 Kementerian Agama (Kemenag) kembali didera skandal korupsi jual beli jabatan lewat Ketum PPP Romahurmuziy (Rommy). Prof Hibnu Nugroho menyerukan perubahan radikal di lembaga berslogan 'Ikhlas Beramal' itu.

Dalam catatan detikcom, Minggu (17/3/2019), skandal korupsi tidak hanya dilakukan elite pejabatnya, tapi hingga tingkat bawah. Salah satunya dilakukan oleh PNS yang juga kasir koperasi Kantor Kemenag Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), Lilik Handayani (m.detik.com).

Lagi-lagi ini membuktikan, siapa saja yang masuk ke dalam sistem demokrasi baik itu malaikat sekalipun pasti akan menjadi setan pada akhirnya. Karena, demokrasi hanyalah ibaratkan pemuas nafsu kekuasaan semata.

Politik dalam Islam

Islam memaknai politik sebagai sarana dan wadah mengurusi segala urusan umat, baik itu dalam perihal ibadah, aqidah, syari'ah, muamalah bahkan dakwah sekalipun.Inilah alasan kenapa Islam merupakan agama yang sempurna, saking sempurnanya semuanya diatur.

Berdasarkan firman Allah SWT, dalam QS. Al-Maidah : 3, yang artinya ".....pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu...."

Dalam perihal penerapan seluruh syari'at Islam ini, harus ada sebuah institusi yang mana akan menaungi umat bagi muslim maupun non muslim ialah Khilafah, sehingga terwujudlah Islam Rahmatan lil 'Alamin. Dan juga ada tiga pilar dalam Islam, pertama; ketakwaan individu, kedua; amar ma'ruf nahi munkar kepada masyarakat, dan ketiga; negara yang menegakkan islam dan mendakwahkan Islam ke luar negeri.

Islam memandang kekuasaan ada ditangan rakyat dan kedaulatan ada pada Allah. Khalifah dan para pejabat negara diangkat semata-mata untuk menjalankan pemerintahan sesuai dengan al-Qur'an dan as-Sunnah. Dalam hal ini, dari segi pemilihannya tidak berdasarkan banyaknya suara, tapi berlandaskan syara'.

Karena, dalam negara Islam itu dijamin ketakwaan individunya sehingga, secara mayoritas pejabat negara tidak melakukan kecurangan. Ditambah lagi, ada perangkat hukum yang akan penanggulangi jika terjadi kecurangan. Dengan, begitu Islam memiliki proteksi ganda dalam menghadapi dan mengatasi segala kecurangan. Tidak hanya khalifah dan pejabat sekalipun, seluruh masyarakat dikenai beban hukum yang sama. Tidak akan ada istilah tumpul ke atas runcing ke bawah.

Luar biasa Allah mengatur manusia. Maka, nikmat yang mana lagi yang engkau dustakan???

Wallahu'alam bisshawwab


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak