Oleh : Afifa Ramadhani
Remaja dan cinta itu punya keterkaitan erat. Kalau ngomongin cinta tentu gak jauh dari pemujanya yang mayoritas kaum remaja. Seperti contoh dalam film Dilan yang dilakoni oleh muda mudi tulen yang masih duduk dibangku SMA. Filmnya menceritakan full of cinta-cintaan sampai akhir. Menggambarkan sosok Dilan yang mengobral cintanya pada Milea. Gombal sana-sini, PDKT yang ujung-ujungnya pacaran.
Walaupun kisah cintanya diambil dari versi tempo dulu tanpa gawai ataupun internet, namun menjadi cerminan ekspresi cinta remaja zaman now. Tak ayal, menjadi konsumsi lezat untuk ditonton terlebih lagi hidangan manis bagi pemuja cinta alias remaja-remaji di Era Milenial ini. hakikatnya film ini memberikan efek luar biasa terhadap generasi muda.
Sob, memang fitrahnya setiap insan memiliki rasa cinta dan kasih sayang. Itu semua berasal dari gharizah nau` atau naluri melestarikan keturunan. Jadi, Dilan memang gak salah suka sama Milea. Tapi, penyikapan Dilan terhadap rasa cinta itu melewati batas, melanggar hukum syara` yaitu dengan cara berpacaran. Kebayang, kalau para remaja terhipnotis sama film Dilan yang akhirnya mempraktikkan rasa cinta itu seperti cara Dilan. Kerjaannya PDKT terus, ngomongin cinta mulu, gak serius belajar, gak serius juga merancang impian untuk masa depan. Gak bisa menjamin hidup bahagia dan mempunyai kualitas hidup yang baik pada suatu saat nanti karena jalan yang diambil untuk mengekspresikan cinta bukan dengan jalan yang diajarkan oleh Islam. Melainkan dari ajaran lain yang memisahkan agama dari kehidupan.
Seharusnya para remaja itu dipersiapkan menjadi tunas harapan bangsa bukan sibuk membual cinta yang berakhir sengsara. So, Islam punya jalan aturan khusus untuk orang yang sedang jatuh cinta dan segala tetek bengeknya. Timbulnya rasa itu dimulai dari pandangan pertama lalu jatuh ke hati.
Nah, Allah berfirman dalam Al-Qur`an yang artinya ; “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya....” (QS> An-Nur ; 31). Lain kali kalau lihat orang ganteng lewat, jangan biarkan mata itu dihinggapi sayap cinta. Segera tundukan pandangan atau ghadul bashor agar terhindar kontak mata dari kaum lelaki. Kalau sudah terlanjur suka, cukup pendam dalam diam, tidak perlu diobral ke orang-orang sekitar. Biarkan Allah dan hatimu saja yang tahu. Simpan baik-baik perasaanmu dalam setiap doa` dan sujudmu, kencengin ibadah sunnahnya, jangan sampai cintamu pada ciptaan-Nya melebihi cintamu pada penciptanya.
Sekiranya rasa itu kian bergejolak, sibukkan diri mendekat kepada Allah, belajar, mengaji serta kegiatan-kegiatan positif dan bermanfaat. Kegiatan yang mendukung pikiran tidak terhantui bayangan-bayangan si doi dan hati tidak diliputi rasa kegalauan. Insyaallah rasa itu mereda atau hilang, karena Allah Maha pembolak-balik hati manusia.
Yuk, transfer cintamu pada dia berpindah menjadi cintamu pada Allah saja. Upgarde hatimu hingga tidak ada yang lain selain Allah. That is true love. Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.