Topeng Demokrasi

Oleh : Roychanah  binti soepa'atin. 


Penyelenggaraan  pemilu 2019  membuat kondisi  pilu, bagaimana  tidak dari pendataan KPU  terkait jumlah petugas KPPS yang gugur dan sakit saat bertugas pada 17 !April 2019. Data yang diupdate pada Senin (22/4) pukul 16.15 WIB, menunjukkan 90 petugas meninggal.

"Kemudian 374 orang . Kelelahan menjadi penyebab yang paling besar petugas sakit. Selain itu, beberapa petugas mengalami tifus dan stroke , jumlah yang meninggal dan sakit itu berasal dari 19 provinsi. Di antaranya meliputi, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, Sulawesi Tenggara, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, dan Jawa Tengah .@kumparanews

Begitu  juga sejumlah daerah mengalami kendala. Mulai dari masalah distribusi logistik, kekurangan surat suara, kerusakan kotak suara, kerusakan surat suara, hingga surat suara tercoblos lebih dulu. Deretan kasus ini menunjukkan KPU gagal menjamin pemilu berjalan langsung.@tirto. Id


Dari berbagai peristiwa  memilukan apa yang didapat rakyat? Apakah rakyat  bisa  berharap  besar  untuk  mendapatkan  seorang  pemimpin  yang  diharapkan  yaitu  adil, jujur  dan menyejahterakan? 


Demokrasi memberi  harapan  semu 


Negara  yang  menganut  sistem demokrasi   kedaulatan adalah di tangan  rakyat ,dimana  rakyat punya  hak penuh untuk  membuat  hukum  dan suara  dianggap  mewakili  suara  tuhan.  Sementara  fakta  yang  ada rakyat  hanya dibutuhkan saat  masa pemilu  datang, untuk  dimintai partisipasi  wakilnya  dipemerintahan maupun legislatif. Dalam pemilu  demokrasi  rakyat  tidak  punya  pilihan  alias tidak  punya  prioritas dalam  menentukan  calon pemimpin  yang  akan dipilih, melainkan  di batasi  oleh  parpol. Sebab parpol  sudah  menyediakan  para calon atau kontestan dalam proses  politiknya. Kemudian  setelah  pemilu  selesai  kedaulatan  riil tidak  lagi ditangan rakyat, melainkan  ditangan  pemerintah  atau penguasa  dan anggota  legislatif. 


Jargon dalam sistem demokrasi  adalah  dari rakyat  untuk  rakyat  dan oleh  rakyat hanyalah  bualan murahan untuk  mengelabui rakyat. Para  kapitalis  lah sesungguhnya  yang  ada di balik  setiap  pesta  pemilu  tahunan  ini. Kepentingan  elit  politik lebih  diutamakan  dari pada  kepentingan  rakyat. Biaya  mahal  yang  mendorong  para  kontestan  untuk  menggandeng para kapitalis  untuk  memuluskan  mereka  di kursi  kekuasaan. Sehingga  wajar  jika terjadi  kecurangan  dalam   demi  kecurangan  untuk  meraih  ambisi  menang  dan berkuasa. Lalu setelah  berkuasa  mereka  bagi bagi  kekuasaan. 

Sudah menjadi tabiat dalam demokrasi, parpol bersikap  pragmatis, miskin  ideologi (lees ideologi)  maka akan nampak  sekali wajah buruknya. Sifatnya yang  kapitalis  liberalistik  akan meminggirkan dan melupakan  rakyat  yang  telah  menghantarkannya sampai pada tumpuk kekuasaan. 


Di dalam alam demokrasi semua  bisa diatur dan serba mungkin , karena hukum yang  ada di buat  manusia  yang  sarat  dengan  syahwat  kekuasaan  dengan  menghalalkan segala  cara. Asas sekuler yang mendasarinya  memungkinkan  membuat  hukum  sesuai  kepentingan  untuk  mendapatkan  keuntungan  sebesar  besarnya  dengan menafikan  nilai agama. Kebebasan  diagungkan akan melahirkan  manusia  tamak dan rakus. Tidak  peduli  membawa  kerusakan  ditengah  masyarakat, yang hanya  peduli  dengan  kepentingan  pribadi  atau  golongan. Abai terhadap  kepentingan  rakyat dengan ingkar  terhadap  janji janji manisnya. Bahkan tak  segan dan takut  melanggar  aturan sang pencipta. 


Pemimpin ideal hanya  lahir dari Islam 


Kepemimpinan  dalam Islam memiliki pandangan  yang  khas, karena  memiliki  sumber  yang  pasti  yaitu Al Qur'an  dan Hadist. Pemimpin  dalam islam bertanggung jawab  mengatur  urusan  umat dalam seluruh  aspek  kehidupan, sekaligus  sebagai  pelayan dan pelindung  bagi seluruh  rakyat nya. Baik muslim maupun  non muslim, ia juga  menjadi  orang  yang  mewakili  umat dalam pemerintahan dan kekuasaan  dalam menerapkan  hukum  Syara'.

Kekuasaan  dalam islam ada di tangan  rakyat, yang  artinya  rakyat  memilih siapa  yang  menjadi  pemimpin mereka  diantara yang terbaik,dan rakyat  taat  dengan pemimpin  yang  sudah  dibaiat olehnya. Pemimpin  yang  sudah  dipilih  rakyat  akan menerapkan  hukum  yang  datang dari Allah  saja  yaitu  Al Qur'an  dan As Sunnah. 


Dalam pemerintahan  Islam  kedaulatan  ditangan  Syara' dan hanya Allah  yang  berhak  membuat  hukum. Manusia  tidak punya  hak untuk  membuat  hukum. Sebab hanya Allah  yang  tahu tentang  perkara  hambaNya. 


Rasulullah adalah uswah/teladan dalam menjalankan tanggungjawabnya, sungguh  tidak  ada teladan  terbaik  selain  beliau. Kepemimpinan  adalah  amanah, titipan Allah  swt.  Bukan sesuatu  yang  di minta  apalagi  di kejar kejar dan diperebutkan. 

Sebab dalam  kepemimpinan  melahirkan  kekuasaan  dan wewenang  yang  memudahkan  dalam menjalankan tanggungjawab melayani  rakyat. Semakin  tinggi  kekuasaan seseorang  semakin  meningkatkan  pelayanan  kepada  rakyat.Berhati hati  dalam mengambil  kebijakan, bersikap adil, tidak  bertindak  dzalim. Bukan sebaliknya  digunakan sebagai  peluang  untuk  memperkaya  dan bertindak  otoriter  dan sewenang  wenang. Seorang  pemimpin  hanya  mengharap pahala  dari Allah  bukan kekayaan  dan kemewahan, seorang  pemimpin  harus benar  benar  memastikan  urusan  rakyat  tidak  terabaikan. 


Rasulullah  saw bersabda "sesungguhnya  manusia  yang  paling di cintai  Allah  pada hari kiamat  dan yang  paling  dekat  kedudukannya  di sisi Allah adalah  seorang  pemimpin  yang  adil. Sedangkan orang  yang  paling  di benci  Allah  dan sangat  jauh  dari sisi Allah  adalah  seorang pemimpin yang dzalim. (HR. Turmudzi) 


Jadi pemimpin ideal idaman rakyat  hanya  akan ada dari sistem  yang  berasal  dari zat  yang  Maha Agung yaitu  sistem  Islam. Bukan sistem  demokrasi  yang  penuh  dengan  kemunafikan ,kecurangan  dan kebohongan. 


Wallahu'alam bishowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak