Oleh: Citra
Banyak ibu yang galau ingin menyelamatkan anak-anaknya dari dampak negatif generasi revolusi industri 4.0, termasuk saya. Ketika seorang ibu rindu bermain dengan anak-anaknya yang kini sibuk dengan gadgetnya.
Wahai anakku, teknologi itu ibarat pisau. Ia mempunyai 2 sisi. Memang ada manfaat padanya, tapi jangan lupa akan mudharatnya. Ia bisa membuat kalian lupa makan, shalat, ngaji, belajar, ibadah lainnya dan semakin terjerumus ke dalamnya. Anakku, jadilah muslim yang cerdas, yang tidak terseret oleh arus teknologi.
Apalah daya para ibu yang berjuang dan bertarung sendirian dengan arus globalisasi kapitalis. Kami tidak sanggup. Kesedihan kian memuncak ketika anak-anak terus menerus dicekoki dengan pemahaman sekuler. Memisahkan agama dari kehidupan, hingga keluarlah kalimat, "Ah ibu ini apa sih, radikal ..."atau "Please dech, bu santai aja kalii...". Kalau pun kami menyuruh menggunakan jilbab yang menutupi dada putri-putri kami, seperti dalam
Allah berfirman dalam surrah An nur ayat 31 yang artinya,"Dan hendaklah mereka (perempuan beriman) menutup kain kerudung ke dadanya". Mereka belum mau.
Anak-anak kami besar dengan pemahaman islam seadanya. Saya berfikir bahwa saya tidak bisa menyelesaikan masalah anak-anak saya sendirian. Saya yakin setiap ibu pasti merasakan fenomena anak jaman now. Betapa sulitnya mengkondisikan yang semua serba ingin instant. Kalaulah sudah dididik dengan benar di rumah, belum tentu lingkungan sekolah aman. Kalaulah lingkungan sekolah pun aman, belum tentu lingkungan rumah aman. Kalaulah lingkungan rumah aman, belum tentu pengaruh media aman. Harus ada yang mengamankan secara sistemis. Menjaga keamanan keimanan umat dari mulai individu, institusi keluarga, masyarakat, dan juga ditopang oleh negara.
Ini akan terwujud jika aturan yang diterapkan adalah aturan Tuhan, Allah swt. Syariat Islam. Ialah satu-satunya syariat yang menjadi solusi atas semua masalah kehidupan, termasuk permasalahan mendidik anak. Sejarah kegemilangan penerapannya pun sudah terbukti. Masihkah kita berharap pada aturan buatan manusia yang serba terbatas ini?
Wallahu'alam bish shawab
#rindupemimpinislam