Takut Melanda, Fitnah Merajalela


Oleh : Nuril Hafizhah (Siswi SMA IT Ar-Rahman Banjarbaru Kalsel)



Benar-benar ketakutan. Kiranya kata itulah yang dapat menggambarkan rezim masif kali ini. Sehingga bukan akal sehat lagi yang bekerja dalam pikiran, justru apapun cara yang bisa dilakukan untuk sebuah "kemenangan semu". Berbagai upaya yang maksud hati menarik minat justru membuka rencana bejat. 


Maksud hati mengangkat pemimpin pemuka agama guna menyihir nalar umat Islam, yang terjadi justru makar semakin terbongkar.


Menjauhkan dari ajaran Islam yang mulia, mengkriminalisasi para ulamanya, menghapuskan nilai-nilai keislaman. Ya, itulah yang diinginkan. Karena ketakutan tidak berdasar, takut jika Islam bangkit, takut ide Islam akan memimpin dunia. Serapat apapun menutupi semua itu, kedok pasti akan akan terbongkar. 


وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ


“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya” (Ali Imran/3 : 54)


Baru saja terjadi, ketakutan itu diaktualisasikan dengan sebuah fitnah keji. Ditujukan lagi-lagi kepada ulama, dan kali ini disematkan kepada ustadz Abdul Somad.


Dilansir dari wartakota.tribunnews.com, sebelumnya fitnah itu muncul dari akun twitter anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi yakni @saiddidu yang diretas oleh oknum tidak bertanggung jawab.


Dalam unggahan akun @saiddidu yang diretas itu, ada enam cuitan yang memfitnah Ustaz Abdul Somad.


Salah satunya tertulis Ustaz Abdul Somad memilih capres pilihannya di Pilpres 2019 karena adanya transaksi rumah dan gratifikasi. #UASDibayarPrabowo," tulis akun Twitter @saiddidu yang diretas itu.


Juga dikutip dari berita Nasional, dekadepos.com, melalui akun mantan Sekretaris Kementrian BUMN, Muhammad Said Didu yang telah dihack orang tidak bertanggung jawab, Ustadz kondang Abdul Somad (UAS) difitnah memiliki Tiga istri.


"Dengan Pendapatan Fantastis dari Channel Youtube Hasil Ngibulin UMAT Nyatanya tidak cukup untuk biayai ISTRI Pertama dan Kedua UAS. Tentu ‘Nawir’ Memiliki Peranan Penting Pegang Kunci Boroknya UAS. ISTRI tidak dinafkahi lalu berselingkuh dengan DIANA intel 08,” cuit hacker di akun @saididu, Minggu (14/4).


Astaghfirullah...


Bagaimana bisa seorang ulama hanif bisa berbuat yang demikian keji nya. Fitnah yang rela dibuat hanya karena berseberangan dengan petahana. Karena sebuah ketakutan, panik, lantas marah dan berujung pada fitnah.


Dalam Al-Qur'an sendiri di sebutkan "...fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan..." (QS.Al-Baqarah : 191). 


Juga dalam hadits nabi, dari Abu Hurairah radhiallahu 'anh, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam “Sesungguhnya Allah ta’ala telah berfirman: ‘Barang siapa memusuhi wali-Ku, maka sesungguhnya Aku menyatakan perang terhadapnya....' [HR. Bukhari]


“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (al-Ahzab: 58)


Tidak main-main ancaman yang di sebutkan dalam Al-Qur'an dan sunnah, bahwa ulama adalah wali Allah. Maka jika ada orang yang cari masalah dengan ulama, berarti sama saja mereka berurusan langsung dengan Allah.


Maka sangat jauh berbeda pada masa Islam, Khilafah. Masa di mana kepemimpinan ada di tangan kaum muslim. Islam menjadi hukum atas suatu negeri, dengan Al-Qur'an dan sunnah sebagai landasannya, serta kekuasaan tertinggi adalah hukum syara. Ketika nilai-nilai Islam menjadi dasar etika masyarakat, maka penghormatan terhadap guru dan ulama sangat dijunjung tinggi.


Lihatlah apa yang dilakukan oleh Al-Imam Ahmad bin Hanbal kepada gurunya, Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahumallah. Meski Al-Imam Ahmad bin Hanbal akhirnya bisa menjadi mujtahid mutlak dan mendirikan mazhab fiqih tersendiri yang terpisah dari mazhab gurunya, namun sikap beliau kepada gurunya tidak pernah berubah sedikit pun. Malah beliau semakin tambah hormat dan ta'dzhim kepada sang guru.


Sikap mulia terhadap guru, terlebih lagi kepada ulama haruslah dimunculkan. Karena merekalah pewaris para nabi. Sebagaimana hadits Rasulullah saw :

 “Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu..."

[Hadits ini diriwayatkan Al-Imam At-Tirmidzi di dalam Sunan beliau no. 2681]


Tentu kita sangat merindukan masa-masa itu, tatkala Islam memimpin dunia. Karena tidak ada yang dirasakan melainkan kemuliaan dan keberkahan dari segala penjuru. Datang dari langit dan bumi.


Maka tunggu apa lagi, mengganti "sopir" saja tidak cukup untuk negeri ini, tidak akan pernah mampu membawa negeri ini menjadi lebih baik, meski seluruh daya upaya dihabiskan untuk kemajuan bangsa. Tidak akan cukup !, selama sistem negeri ini masih menganut sistem demokersi.

 

Maka, demi seluruh masalah yang ada di hadapan kita, sudah menjelaskan betapa "motor kapitalisme" sangat tidak layak untuk menyetir negeri kaum muslim. Motor yang hanya akan melaju tanpa tujuan berarti, malah mencelakakan para penumpangnya. 


Perlu untuk ganti dengan "motor Islam", motor yang sejatinya kaum muslim dan umat keseluruhan dapat menjalani kehidupan di dunia dengan terarah. Motor yang punya tujuan berarti dengan jalan Ilahi. Yaitu Khilafah yang kedua yang dijanjikan Allah dan kabar gembira dari Rasulullah.


Mari, saatnya kita mengkaji Islam kaffah. Dakwahkan kebenarannya ke seluruh umat. Dan ikut dalam memperjuangkannya. 


Allaahu Akbar ! 


Wallahu'alam bi ashawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak