Swastanisasi SDA

Oleh : Maryati Al Fikru

(Menulis Asyik Cilacap)


Film ini menceritakan, industri batubara dari hulu ke hilir, dari pengerukan tambang, distribusi sampai penggunaan batubara buat PLTU yang menimbulkan banyak masalah lingkungan, sosial, ekonomi sampai kesehatan bagi masyarakat. Dokumenter merekam, penderitaan warga dampak hidup berdekatan dengan tambang maupun PLTU batubara.


Sexy Killer, juga menyoroti, soal kepemilikan perusahaan-perusahaan tambang yang saling berelasi antara pejabat, pengusaha termasuk kandidat yang maju dalam pemilihan presiden dan wakil presiden 2019.

https://www.mongabay.co.id/2019/04/16/sexy-killer-ketika-industri-batubara-hancurkan-lingkungan-dan-ruang-hidup-warga/amp/


Film ini hanya satu dari ratusan fakta yang telah dibeberkan media. Film ini tentu wajib menyadarkan kita betapa kayanya negeri Indonesi. Betap tidak, Indonesia memiliki kekayaan semenanjung Barat-Timur (Aceh-Merauke) meliputi Gas alam, Emas, Batubara, Hutan, Lautan dan masih banyak lagi yang tersimpan didalam tanah. Namun problem kemiskinan, kesenjangan ekonomi, krisis moral dan pendidikan serta kejahatan akibat himpitan ekonomi terus saja meningkat. Karena apa? Jawabanya karena, kekayaan alam yang sejatinya milik rakyat, dikelola oleh negara dan wajib dikembalikan kepada rakyat hanya isapan jempol belaka, karena realitasnya semua kekayaan alam itu dimiliki dan dikuasai oleh swasta.


Mengapa semua ini bisa terjadi? Jawaban satu-satunya adalah sistem yang menaungi kita hari ini merupakan sistem buatan para tirani.

Jika kita ingin melihat di Indonesia ini orang-orang elit politik hanya 1%, namun mampu menguasai roda pemerintahan negara. Mereka dikenal sebagai para Oligarki yang melindungi kekayaan dengan kekayaan. 

Potret Kegagalan dan kehancuran negeri karena praktek oligarki ini telah dicontohkan oleh Mesir, bagaimana Husni Mubarak bisa tumbang karena praktik ini menimbulkan saling serang dari bawah dan dari samping.

Nah di Indonesia serangan dari bawah atau dari rakyat belum ada.

Di Indonesia ini justru oligarki bertarung dengan sesama oligarki, sesama orang-orang elit.


Para oligarki mampu membuat peraturan Prudential Threshold dan seterusnya, demi menjaga kepentingan-kepentinganya.

Bahkan sudah bukan rahasi jika pesta Demokrasi (pemilu) tak mampu menciptakan perubahan dan sarat kepentingan. Karena apa? Karena siapapun presidennya merupakan "Bentukan" mereka. Dan akan bekerja sesuai arahan mereka. Dan pasti akan melanggengkan kepentingan mereka. Jeffrey winters ini menyatakan "Indonesia ini bisa memilih Presiden tetapi tidak bisa Bikin Presiden". Karena presiden sudah di sediakan oleh oligarki

(manapun yang Lo pilih adalah orang-orang gue).


Dari pemaparan di atas dapat kita pahami bahwa umat ini tidak mungkin lagi berharap pada Demokrasi.

Yang mana kebijaksan- kebijakannya yang di ambil dari sistem demokrasi adalah bukan demi kepentingan rakyat,

melainkan demi kepentingan para Kapitalis (pemilik modal),para elit politik yakni Korporasi.

Oleh sebab itu, demokrasi asasnya bukan lagi "dari rakyat,oleh rakyat,dan untuk rakyat" akan tetapi lebih tepatnya " dari korporasi,oleh korporasi dan untuk korporasi.

Lalu dimanakah peran Rakyat ? Bisa di bilang sama sekali tidak ada.

Mereka hanya di manfaatkan saja suaranya ketika Pemilu. Suara yang sejatinya hanya untuk melanggengkan kekuasaanya dalam mengeruk SDA negeri ini.

Dan dari sistem demokrasi ini "lahirlah" Oligarki, yakni bagaikan monster yang siap melumat rakyat.

Lingkaran oligarki yang sama sekali tidak berpihak pada rakyat ini bagaikan buah simalakama.

Lagi-lagi rakyat harus menelan pil pahit atas ketamakan para elit politik.


***


Saatnya Kembali Pada Aturan Islam


Bahwasanya,Islam mempunyai solusi hakiki atau solusi tuntas dalam mengatasi problematika umat.

Di dalam Islam Pemimpin di pilih oleh rakyat untuk menjalankan syariat Islam secara kaffah yakni sesuai petunjuk di dalam Alquran dan Sunnah.

Dalam Islam kedaulatan di tangan Allah SWT, Allah SWT lah sebaik-baik pembuat aturan dan aturan tersebut akan tetap berlaku hingga akhir zaman.


Pemimpin dalam demokrasi menerapkan aturan buatan manusia yang penuh kekurangan dan keterbatasan yakni dalam UU yang sarat akan kepentingan, ketika UU tersebut tidak sesuai maka akan segera direvisi dan di sesuaikan dengan kepentingan.

Yang berkepentingan tentu saja mereka para Kapitalis pemilik modal, elit politik,korporasi.


Di dalam Islam Sumber Daya Alam (SDA), termasuk didalamnya tambang adalah milik umum sehingga tidak boleh di kuasai dan di kelola oleh individu maupun swasta baik domestik maupun asing.

Dalam hal ini, Rasulullah SAW telah bersabda :


 "Manusia berserikat dalam 3 hal yaitu Air, Padang rumput dan Api" [HR.Baihaqi]


Api yang di maksud disini yakni seperti batu bara atau bisa dikatakan juga Energi.

Maka dari itu, barang-barang tambang seperti batu bara, emas,migas,perak,besi, tembaga,timah dan lain sebagainya adalah kepemilikan umum,wajib di kelola negara dan di kembalikan kepada rakyat selaku pemiliknya demi kemaslahatan mereka.

Dalam pengelolaan SDA juga harus sesuai syara, oleh karena itu pemerintah wajib memperhatikan aspek lingkungan, kesehatan juga sosial masyarakat dalam pengelolaannya.

Oleh sebab itu, hanya dengan Islam pengelolaan tambang/SDA dapat di atur dengan baik demi kemaslahatan umat. Indah bukan?


Sayangnya, praktek peraturan islam tidak akan terwujud manakala aturan/sistem Islam tidak terapkan. Mari bersama-sama kita gaungkan sistem Islam ketengah-tengah umat. Satu lagi, bahkan Islam tidak mengenal praktek oligarki ataupun swastanisasi SDA. Karena islam hadir ditengah-tengah kita dengan membawa rahmat untuk alam semesta, bukan membawa duka, luka dan petaka. 


Wallahu a'lam bish -showab.[]

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak