Surat Cinta untuk Wisuda


Oleh : Muhamad Akbar Ali 

Menjadi mahasiswa semester akhir, banyak jalan terjal yang menerpa langkah. Baik bermula dari rencana target wisuda, namun tidak sedikit pula yang datang dari arah yang tak yang di sangka-sangka.  


Bahkan kadang-kadang kita merasa sensitif, saat di hampiri pertanyaan, kapan wisuda. Membuat kita kaku dan enggan untuk menjawabnya. Mengamati terhambatnya pergolakan mahasiswa semester akhir dipengaruhi oleh beberapa hal :


Pertama, Inkosistensi niat


Terkadang kita sudah berniat dalam jiwa untuk tekun dan fokus mengerjakan skripsi, namun saat ada bisikan lingkungan lain, mudah saja terhasut rayuanya. Lambat laun, dan perlahan-lahan kita pergi meninggalkan tugas utama. Sampai pada akhirnya merasa nyaman pada arena baru tersebut. 


Kedua, Sosial dan Reduksi


Kita ketahui, bahwa lingkungan sangat berperan dalam membentuk aktivitas atau karakter seseorang. Nah, jika kita sedang bermain dengan tugas akhir 'Proposal penelitian atau Skripsi' dan tempat rutin bersosial adalah mahasiswa yang sering jalan-jalan, kumpul kebo, kebanyakan bermain dengan android atau aktivitas lainya,  maka ini akan sangat berpengaruh besar terhadap misi yang telah di bangun. Sebab, lingkungan memiliki daya tarik tersembunyi yang kuat  yang dapat menarik dengan kejam sampai kita benar-benar terjerembab pada arusnya.  


Dua faktor di atas adalah racun mematikan bagi mahasiswa akhir. Sangat melumpuhkan gerak,  jika tidak segera menghindari dan menjauhinya. Dan racun ini, akan lebih dahsyat efeknya jika di nikmati dan nalar rasional di kesampingkan.  


Pada saat itu, maka kita hanya akan terus menjadi penonton oleh mereka yang mengenakan toga. Atau sekedar mengirim surat cinta untuk wisuda.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak