Oleh : Muhammad Akbar Ali
(ALUMNI MAHASISWA AGRIBISNIS FAPERTA UNIVERSITAS HALU OLEO)
Saat menapaki dunia akademik tahun 2013, elit keluarga berpesan agar saya fokus kuliah semata agar cepat selesai, meraih gelar sarjana. Tidak berhenti disitu, ada beberapa mahasiswa senior yang telah mendahului membisikan pesan yang sama. Jangan berorganisasi, sebab hanya akan menghambat aktivitas kuliah. Berorganisasi adalah candu bagi aktivitas kuliah. Kira-kira begitu poin pesan mereka.
Namun seiring berjalanya masa, berbagai kejanggalan menerpa pikiran. Kejanggalan itu berawal dari sebuah renungan di malam hari pada pojok kamar saya, membayangkan betapa hebatnya mahasiswa yang aktif kuliah diwaktu yang sama juga aktif berorganisasi. Dengan aktivitas menyikapi isu-isu nasional dengan nalar analisis politik, mengajak pada yang ma'ruf untuk perbaikan individu, ummat, dan negeri, rapat, diskusi, demonstrasi, dan hal lain semisalnya. Saya berpikir bahwa mereka amat hebat mahasiswa yang terjun dalam dunia organisasi kemahasiswaan.
Dari kontemplasi tersebut, saya memutuskan untuk terjun berorganisasi. Amat banyak organisasi yang saya geluti, namun yang paling mempengaruhi pemikiran saya yakni organisasi internasional Hizbut Tahrir atau HTI. Waktu berjalan hingga pada akhirnya saya merasa telah menjadi seorang aktivis dengan tetap memprioritaskan akademik. Dengan pengalaman dan proses belajar yang tinggi alhamndulillah saya dipercayakan menduduki beberapa jabatan pada organisasi yang saya geluti, baik sebagai Humas Gema Pembebasan Sultra, Wakil Ketua MPM UHO, Ketua Forum Studi Islam, dan juga sebagai Ketua Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi Nasional Wilayah Sulawesi. Dari organisasi saya bisa mengikuti berbagai kegiatan nasional diberbagai kota besar yang denganya pula mengantarkan bertemu orang-orang hebat nan cerdas negeri ini. Dari berorganisasi pula saya mengenal dunia menulis, dan tulisan saya alhamndulillah telah beberapa kali di muat oleh beberapa media baik nasional maupun lokal. Saya pun saat ini sedang berproses menulis buku perdana yang telah lama saya impikan.
Berbagai kisah dan banyaknya sahabat dari beraneka ragam organisasi pun terhimpun dalam sebuah pengalaman yang bagiku sangat berharga. Ini amat penting dalam kehidupan saya sebagai bekal menapaki dunia yang semu ini kedepanya. Disatu sisi saya juga tidak memarjinalkan status akademik saya yang tetap menjadi prioritas. Bahkan di akhir karir saya sebagai mahasiswa strata I mendapatkan IPK yang cukup tinggi dengan predikat pujian (Cumlaude). Alhamndulillah.
Kesimpulanya, saya ingin menyampaikan padangan saya bahwa menjadi mahasiswa wajib berorganisasi sebab denganya ilmu, pengalaman, kawan akan kita dapatkan lebih ketimbang jika kita hanya fokus pada arena kuliah. Ketakutan bahwa organisasi hanya menghambat kuliah hanyalah padangan orang-orang yang sangat khawatir dalam menentukan keputusan. Kuncinya agar kita bisa menyeimbangkan keduanya, sukses kuliah dan sukses organisasi terletak pada kecakapan dalam manajemen waktu yang baik. Dan saya hari ini telah membuktikanya. Sukses kuliah, sukses organisasi. Allah Akbar.