Stop ! Jangan Monsterisasi Khilafah

Oleh : Nafisah Mumtazah

Aktivis Islam

Sungguh miris, melihat kondisi sebagian kalangan umat Islam saat ini yang mana mereka belum memahami sepenuhnya tentang Khilafah. Mereka memandang seolah - olah Khilafah adalah monster yang menakutkan yang harus ditentang keberadaanya di negeri ini.


 Mereka menganggap bahwa Khilafah sebagai sosok yang berbahaya, yang bisa mengancam keutuhan negeri, kalau sampai dibiarkan berkeliaran maka akan bisa memecah belah umat  dan menpora - porandakan isi negeri. 


Dan tragisnya mereka membentur-benturkan Khilafah dengan Pancasila sebagaimana yang disampaikan Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono.


Dilansir Jawa pos.com ( 28 /3 / 2019 ).  Dia menuturkan, ada perbedaan mendasar di Pemilu kali ini dengan periode sebelumnya. Yakni, adanya pertarungan ideologi Pancasila melawan Khilafah. “Jadi ini bukan hanya sekedar mendukung Jokowi-Ma’ruf atau  Prabowo-Sandi. Tapi kelompok pro Pancasila melawan pro Khilafah,” ujar Hendropriyono saat ditemui di Kantor BIN, Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (28/3/2019).


Sungguh ini adalah framing jahat untuk membentuk opini sesat ditengah - tengah masyarakat negeri ini yang notabene mayoritas Umat Islam. Sebelum berasumsi seharusnya cari tahu dulu apa itu Khilafah sesungguhnya.


Khilafah bukanlah ancaman justru penyelamat mengapa harus ditakuti. Khilafah adalah solusi bagi problematika hidup manusia, solusi untuk menghadapi kegagalan dan kedzaliman sistem demokrasi dalam menyelesaikan urusan umat. 


Khilafah adalah pemersatu Umat, memjaga, melindungi dan mensejahterakan umat yang dibawah naungannya dan itu sudah terbukti selama seribu tahun lebih bagaimana Khilafah menjadi Negera adidaya dan menjadi mercusuar dunia.


Dan perlu diketahui bahwa Khilafah adalah bagian dari ajaran Islam dan itu banyak disampaikan didalam Nash - Nash Al Quran . Sebagaimana  Allah SWT menyampaikan didalam firmanNYA :

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan AKU. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (Qs An Nur 2 : 55 ).


Dan Khilafah juga Kabar dari Rasulullah Saw sebagai beliau bersabda:

.تَكُوْنُ النُّبُوَّةُ فِيْكُمْ مَا شَاءَ ا للهُ أَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلآفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ اَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا عَاضًا ، فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا جَبَّرِيًّا ، فَتَكُوْنَ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلآفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، ثُمَّ سَكَتَ

“Periode kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya. Setelah itu datang periode khilafah aala minhaj nubuwwah (kekhilafahan sesuai manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’ala mengangkatnya. Kemudian datang periode mulkan aadhdhan (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa. Selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’ala. Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam.” (HR Ahmad; Shahih).


Maka dari sini sudah jelas bahwa Khilafah adalah janji Allah dan Kabar Gembira dari Rasulullah Saw. Khilafah wa'dullah dan bisyarah Rasul niscaya terwujud dan pasti datang waktunya


Tanda -tanda tegaknya khilafah semakin nyata dimana kezhaliman semakin tajam, dan umat semakin merespon positif dengan Kehadirannya. 

Wallahu a'lam biasawab.



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak