Solusi Islam Atas Penindasan Muslim Ghaza, Mali dan Lainnya


Oleh Rifdatun Aliyah


Hati kaum muslimin kembali terluka. Sebab Muslim Ghaza, Mali dan lainnya terus dizalimi. Dua Menteri sayap kanan Israel mendesak agar pengeboman ke jalur Ghaza ditingkatkan setelah serangan udara balasan terhadap roket Hamas (www.merdeka.com/26/03/2019). Disisi lain, etnis Fulani (Muslim) menjadi korban pembantaian sekelompok orang yang diduga dari kelompok Dogol di Mali, Republik Mali, Afrika Barat. Hingga saat ini, ada 160 korban tewas akibat serangan kelompok tersebut (www.tempo.co/27/03/2019). 


Sebelumnya, 15 Maret 2019 sekitar 50 Muslim jamaah masjid Al Noor tewas ditembak oleh  warga di Linwood, Selandia Baru (www.bbc.com/16/03/2019). Di Myanmar, etnis Muslim Rohingya juga mengalami pengusiran dan pembantaian. Di Denmark, salinan Al Quran dibakar pada 22 Maret lalu (pena-pejuang.club/28/03/2019). Masih banyak lagi kezaliman yang menimpa umat Islam seperti muslim Rohingya di Myanmar, muslim Uighur di Cina, muslim di Yordania, dan muslim di Palestina.


Itu semua menunjukkan bahwa darah umat Islam seakan begitu mudah untuk ditumpahkan. Padahal dalam Islam, darah seorang muslim amat berharga nilainya. Dalam sebuah hadits dari Buraidah radhiallahu 'anhu, Rasulullah saw bersabda, "Dosa membunuh seorang mukmin lebih besar daripada hancurnya dunia" (HR. An-Nasa'i [VII/83], dishahihkan oleh Syaikh Albani). Mereka yang tertindas mendapatkan perlakuan sadis hanya karena mereka beriman kepada Allah swt dan Rasulullah saw. 


Padahal umat didunia selalu menyuarakan Hak Azasi Manusia (HAM). Tapi hal itu seakan tak berlaku untuk umat Islam khususnya bagi umat Islam yang menjadi minoritas. Bahkan para pemimpin negara yang muslimpun seakan tak mampu untuk menyelesaikannya. Lantas, bagaimana Islam menyelesaikan semua kezaliman ini?


Faktanya, Islam saat ini yang dipeluk oleh kaum muslimin sebagian besar hanya dijadikan sebagai agama spiritual belaka. Kaum muslimin belum menjadikan Islam sebagai sebuah ideologi agung yang harus diterapkan dalam sebuah negara Islam. Sebab, saat ini kaum muslimin terpecah belah menjadi sekitar 60-an negara nasionalis walau sebagian dengan sebutan negara Islam tapi tidak ada ikatan satu sama lain dengan kesatuan Islam. Sehingga kaum Muslim di suatu negara begitu mudah dihinakan, wilayahnya diduduki penjajah, darahnya ditumpahkan, kehormatannya dilecehkan, dan agamanya dinistakan (minanews.net/07/03/2019).


Konsep negara bangsa (nation state) nyatanya tidak mampu menyelesaikan penderitaan kaum muslimin dunia.


Bentuk negara bangsa dengan konsep nasionalisme telah menjadi penghalang terbesar bagi para pemimpin Muslim untuk melaksanakan kewajiban mewujudkan ukhuwah Islamiyah yang sesungguhnya. Sebab, hakikat pembentukan negara bangsa merupakan alat penjajah untuk melemahkan umat Islam dunia. Kaum muslimin disibukkan untuk mengurusi negara mereka masing-masing. Mereka lupa bahwa mereka pernah bersatu dibawah panji tauhid yang satu dalam naungan negara Khilafah Islamiyah.


Umat Islam butuh pelindung. Sebab wajib atas kaum muslimin sedunia termasuk yang ada di Indonesia, peduli kepada urusan kaum muslimin. Melindungi mereka umat Islam dibelahan bumi lainnya, memelihara keimanan dan keislaman mereka, sekaligus mencegah mereka dari kezaliman para penjajah (https://www.facebook.com/812692572241893/posts/1166749106836236/). Pelindung tersebut adalah Khilafah Islamiyah. Sebab, Khilafah yang dipimpin oleh seorang Khalifah laksana "junnah" atau perisai.


Rasulullah saw bersabda bahwa, "Sesungguhnya al-imam itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang dibelakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya" (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Al-Imam al-Jalil Syaikh Izzudin bin 'Abdissalam yang dikenal dengan julukan Sulthan al-Ulama pernah mengatakan bahwa jika Khilafah tiada, jalan-jalan tak akan aman bagi kita. Orang lemah jadi santapan orang kuat diantara kita.


Sungguh, Islam bukanlah agama spiritual belaka. Islam merupakan sebuah ideologi yang membahas seluruh aspek kehidupan termasuk didalam pemerintahan. Kepemimpinan Islam dalam urusan kekuasaan melalui Khilafah Islamiyah akan mampu menghapus sekat-sekat negara Muslim yang berkonsep negara bangsa. Sebab, konsep kekuasaan dalam Islam bukanlah sekedar dalam kekuatan (quwwah) melainkan juga sebagai pengurus dan pelayan umat. Khilafah juga merupakan pelaksana agar semua hukum Allah dapat diterapkan di muka bumi serta menjadi rahmat bagi seluruh alam. Lantas, masihkah kita diam melihat semua kezaliman? Sudah saatnya umat Islam bangkit dengan Islam. Bangkit untuk menegakkan kalimatullah. Sebab dengan itulah ukhuwah Islamiyah yang sesungguhnya akan dapat diraih. Wallahu A'lam Bishowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak