Sedia Payung Sebelum Hujan


Oleh : Eri

(Pemerhati Masyarakat)


Peribahasa ‘sedia payung sebelum hujan’ bermakna mengantisipasi masalah sebelum masalah tersebut terjadi (wikiquote.org). Masalah yang dimaksud adalah segala hal yang seharusnya menjadi prioritas semua orang. Salah satunya adalah mengantisipasi segala dampak buruk dari perubahan cuaca yang terjadi saat ini. 

.

“BMKG menjelaskan tentang perkiraan cuaca buruk yang akan terjadi di beberapa wilayah yang ada di Indonesia. Mulai dari Pulau Jawa hingga Sumatera Utara akan berpotensi hujan lebat selama seminggu kedepan." Ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Gedung A Kantor BMKG, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (5/4/2019). (detiknews.com)

Informasi di atas seharusnya bisa menjadi bahan antisipasi bencana untuk Pemerintah. Namun pada faktanya, pencegahan seringkali dilakukan pada saat masalah baru saja berlalu ataupun justru ketika ia sudah ada di depan mata. Sebagai contoh, banjir yang melanda beberapa daerah di Jawa Barat. "Upaya pengurangan banjir kan sedang berlangsung. Proses konstruksinya (Terowongan Air di Curug Jompong) kan belum selesai. Kalau itu selesai, jadi tidak akan ada kenaikan air karena alirannya akan lebih cepat ke situ," kata Emil di sela kunjungannya. Selain terowongan air, Emil juga menyiapkan satu danau retensi lagi di lokasi lain. Dengan perencanaan ini, diharapkan dapat mengurangi potensi banjir. (06/04/2019 tribunnews.com)


Penyebab banjir disana sebenarnya adalah hujan dengan intensitas tinggi yang membuat Sungai Cikapundung dan Citarum meluap. Selain itu, berkurangnya daerah resapan air, pengaturan tata ruang kota yang salah dan diperparah dengan kebiasaan masyarakat yang suka membuang sampah sembarangan ke sungai menjadi faktor lain terjadinya banjir. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah kota maupun pusat pun hanya bersifat sementara, yang tidak mampu menyelesaikan akar permasalahannya sendiri. Alhasil, banjir selalu datang berulangkali. Bahkan hampir setiap musim hujan datang, pasti terjadi banjir. 

Terlalu banyak solusi temporer yang ditawarkan, namun tak juga kunjung mendapat hasil terbaik. Sudah saatnya umat melirik sistem lain yang menyediakan solusi tuntas yang bersifat pasti, menyelesaikan masalah hingga ke akar-akarnya, tanpa menyisakan sedikitpun permasalahan lainnya. Itulah Islam, sistem yang tak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, melainkan juga mengatur hubungan manusia dengan lingkungan hidup dan alam. Peraturan yang tegak atas dasar aqidah dan syariat Islam yang kentara, serta ditujukan untuk kemashlatan umat.

.

Dalam sistem Islam, Pemerintah akan memberikan pemahaman dan membangun kesadaran masyarakat untuk sama-sama menjaga serta merawat lingkungan. Sebagai contoh kecil, tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Pun tentang pengaturan tata ruang kota yang baik. Aturan pelarangan membangun pemukiman di daerah resapan air. Menjaga dan memperbanyak tempat resapan air, guna menampung air hujan yang turun. Serta memberikan sanksi tegas kepada masyarakat yang melanggar aturan dengan melakukan tindakan yang tidak menjaga atau merusak lingkungan.


Tidak akan ada solusi tuntas yang diperoleh dari sistem kufur yang ada saat ini untuk selesaikan masalah banjir. Dengan menerapkan aturan Islam sajalah, Pemerintah akan mampu mengurangi daerah yang terkena banjir begitupula upaya pencegahannya. Selain itu, kondisi tersebut pun tak ayal akan menciptakan sinergi antara masyarakat dan Pemerintah guna merealisasikan program-program lainnya yang akan mewujudkan kemashlatan bagi rakyat.


Wallahu a'lam bis shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak