Remaja Hebat, Jauhi Maksiat

                    

Oleh: Riska Maryana

Remaja memang selalu menarik dan seru apabila dibahas. Masa remaja ini di kenal dengan masa dimana ingin melakukan dan mencoba banyak hal.

Adapun pengertian remaja dalam bahasa inggris diartikan sebagai Adolescence yang berarti periode perkembangan fisik dan psikologi seseorang dari masa pubertas sampai kepada tahap pertumbuhan yang maksimal dan kematangan organ-organ tubuh. Atau secara etimologi remaja dapat didefinisikan sebagai periode perkembangan seseorang mulai dari pubertas sampai kepada status dewasa. (http://Manjilala. Info)

Pacaran Jalan Maksiat

Remaja identik dengan semangatnya yang menggebu-gebu. Dan penasaran dengan hal yang dianggapnya baru. Seperti pacaran bukan lagi hal yang tabu dikalangan remaja zaman milenial ini. Dan anehnya remaja yang tidak pacaran dianggap kuper (kurang pergaulan). Pacaran dizaman milenial ini bermacam-macam, dari mulai pacaran ala korea, barat sampai pacaran syar'i. Padahal islam dengan apik mengatur segala bentuk pergaulan yang mengarahkan pada perzinahan. Sebagaimana firman-Nya:

"Janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Israa ayat 32).

Ayat diatas jelas, mendekati zina nya saja sudah tidak diperbolehkan apalagi sampai melakukannya. Nah, pacaran ini aktivitasnya menghantarkan pada perzinahan. Tak dipungkiri yang namanya pacaran ada yang namanya kontak langsung seperti bertemu,saling memadang, berduaan, bersentuhan sampai pada melakukan hubungan suami istri. Naudzubillah

Islam tidak melarang seseorang mencintai lawan jenis. Karena cinta itu fitrah dan Allah SWT memberikan kepada setiap manusia gharizah an-nauw (naluri berkasih sayang). Namun cara menyalurkannya bukan dengan pacaran, yang jelas tidak ada manfaatnya sama sekali malah membukakan berbagai pintu kemaksiatan.

Lalu bagaimana cara menyalurkan naluri berkasih sayang ini kepada lawan jenis?

sebagaimana sabda Rasullah saw:"Barangsiapa mampu membiayai pernikahan hendaklah menikah, karena nikah lebih menahan dan menjaga kemaluan.Dan barangsiapa tidak mampu menikah hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah wija'(mengendurkan gejolak syahwat ) baginya, "(HR. Bukhari).

Hadis diatas jelas dengan cara menikah, tidak ada jalan lain, dan apabila seseorang belum siap menikah maka bisa dialihkan dengan berpuasa dan bisa memperbanyak mengkaji ilmu agama.

Penyebab Pacaran

Memang tidak bisa dipungkiri remaja hidup dizaman milenial ini, sulit menjauhkan diri dari yang namanya pacaran, karena banyak yang mempengaruhi hingga remaja ini terjerat pacaran:

Pertama , lingkungan pergaulan ini ternyata berpengaruh terhadap kehidupan remaja ketika kita berteman dengan teman yang aktivis pacaran maka boleh jadi kita pun akan ikut terbawa dengan aktivitasnya yaitu pacaran. Seperti yang telah di sampaikan Rasulullah SAW , " Teman yang baik bagimu ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau membeli minyak wangi darinya dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya, Sementara pandai besi bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap, "(HR Bukhori dan Muslim).

Kedua, tayangan-tayangan ditelevisi atau media lainnya menampilkan tayangan yang mengarahkan untuk melakukan aktivitas pacaran. Sehingga memunculkan sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan). Kalangan remaja terbuai dengan tayangan-tayangan yang bertajuk cinta dengan penyalurannya yang salah.

Ketiga, kebebasan (liberalisme) , kalangan remaja bebas berekspresi tanpa batas dan berinteraksi tanpa sekat sehigga berkhalwat bukan lagi dianggap maksiat. Padahal pada awalnya laki-laki dan perempuan hidup terpisah, dan diperbolehkan berintraksi ketika dalam kondisi: Muamalah (jual beli), Kesehatan, dan Pendidikan.

Remaja Generasi Penerus Umat

Nah, lantas bagaimana remaja pada masa kejayaan islam?

Kita bisa lihat pada masa kejayaan islam remaja mampu menjadi generasi penerus umat dengan semangat dan pemikiran yang cemerlang.

Seperti, Sultan Muhammad Al-Fatih mampu menjadi sultan dan menaklukkan kota konstantinopel diusia yang terbilang muda dengan sebaik-baik pemimpin dan pasukan dibawah komandonya.

Said Bin Tsabit dengan kobaran semangatnya ingin ikut berperang.Diusia yang masih muda sehingga Rosulullah SAW melarangnya untuk ikut berperang.Said mempelajari berbagai bahasa sehingga diangkat menjadi sekretaris Rasulullah SAW.

Bukankah kita ingin menjadi bagian yang mendapat naungan Allah SWT?, yaitu tujuh golongan yang mendapat naungan Allah yang salah satu nya pemuda yang tumbuh dewasa taat beribadah kepada Allah.

Ditangan para pemudalah tongkat peradaban islam digenggam.Pemuda yang mengkhiasinya dengan taat beribadah kepada Allah dan mengharap ridho-Nya dengan mengkaji ilmu agama dan menjadi bagian pejuang agama-Nya. Jadilah remaja hebat, yang senantiasa mencoba menjauhi kemaksiatan.

Wallahu a'lam bi ash-shawab.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak