Oleh : Maryati Al-Fikru
(Menulis Asyik Cilacap)
Maraknya dunia "game online" saat ini banyak menyita perhatian publik yaitu masyarakat dan juga keluarga kaum muslim tak terkecuali kaum emak-emak yg di buat gerah akan fenomena "game online" tersebut.
Betapa tidak, keberadaan "game online" begitu meresahkan dikarenakan dampak yang di timbulkannya, yakni dampak negatifnya lebih banyak dibandingkan dengan hal positif yang didapat.
Menurut penelitian, beberapa dampak negatif yg ditimbulkan dari " game online" tersebut diantaranya efek kecanduan, boros, jauh dari kedisiplinan (lupa waktu) dan juga mengganggu konsentrasi otak yang menjadikan nya Generasi hari ini bermental Lemah.
https://jagad.id/efek-bahaya-dampak-negatif-game-online-bagi-pelajar/
Innalillahi wainnaillaihi roji'uun.
Ternyata efek negatif yang ditimbulkannya luar biasa terhadap para penggemar "game online" ini terutama bagi para remaja yang lebih akrab di sebut dengan Generasi Milenial. Astaghfirullah.
Generasi yang seharusnya sebagai garda terdepan bagi bangsa dan negara. Karena di tangan mereka lah masa depan Peradaban bangsa.
Begitu masif nya berbagai gempuran media terus menerjang generasi dikarenakan sitem pendidikan sekuler hari ini yang tak jelas arah dan tujuannya bagi para gerenerasi ke depannya.
Pemicu nya yang tak lain yaitu Sistem Pendidikan Kapitalis yang diemban penguasa saat ini menjadikan untung rugi sebagai dasar standard, bukan lagi dampak buruk yg menjadi bahan pertimbangannya.
Mudahnya dalam mengakses konten-konten yang jauh dari kata layak (yang tak mendidik) dan bahkan jauh dari nilai-nilai Islami.
Dan tidak sampai disitu saja, yang sangat membuat hati miris yakni "game online" tersebut juga memuat konten kekerasan dan juga pornografi di dalamnya.
Inilah yang menjadikan generasi kita saat ini adalah generasi yang lemah,rapuh,
,egois,jauh dari kemandirian dan juga kepribadian Islam.
Karena salahnya pemerintah dalam meri'ayah "mengurus" mereka.
Bahkan di lansir dari Jnn.com bahwa Menteri Pemuda dan Olahraga (Mempora) Imam Nahrawi berpendapat e-sport harus mulai masuk ke kurikulum pendidikan untuk mengakomodasi bakat-bakat muda.
Jelas hal ini banyak menimbulkan Pro dan kontra.
Alih-alih pemerintah akan memajukan pendidikan Generasi Milenial namun di sisi lain hal ini banyak menimbulkan kontroversi di tengah-tengah umat di karena kan dampak yang di timbulkan nya sebagai mana telah di uraikan di atas.
Mau Dibawa Kemana Generasi Hari Ini?
Sungguh keadaan ini begitu menguras emosional.
Sedih, marah, dan juga prihatin dengan keadaan ini.
Lagi-lagi hal ini adalah dampak dari diterapkan nya Sistem Pendidikan Sekuler Liberal (kebebasan) pada bangsa ini.
Tanpa menyaring dan mempertimbangkan terlebih dahulu Kurikulum-kurikulumnya yang sesuai dengan syara/ aturan Pendidikan dalam Islam.
Umat Bangun Kesadaran
Saatnya Umat sadar bahwa pendidikan terbaik untuk menyelamatkan generasi yaitu dengan Sistem Pendidikan Islam.
Sistem pendidikan dalam Islam adalah sistem pendidikan yang berkualitas dan mengembangkan potensinya sesuai tuntunan syara.
Inilah solusi hakiki yang akan mengantarkan generasi kuat, cerdas, berkepribadian Islam yang utuh, terdepan, dan berjiwa pemimpin.
Sebagai mana Firman Allah SWT:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali ‘Imran: 110).
Dalam sistem khilafah Islam pendidikan merupakan hajat atau kebutuhan dasar bagi setiap warga negara.
Pendidikan dalam Islam upaya sadar, terstruktur, terprogram, dan tersistematis untuk membentuk manusia yang akan berkepribadian Islam.
Menguasai pemikiran Islam dengan handal, menguasai ilmu terapan dan memiliki keterampilan yang tepat guna dan berdaya guna.
Dalam sistem Islam tanggungjawab dalam proses pendidikan ada pada negara. Dalam hal ini adalah Khalifah, Imam atau kepala negara memelihara dan mengatur urusan rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyat nya ( HR Bukhori dan Muslim)
Dan pemerintah juga berkewajiban menyediakan kurikulum yakni kurikulum yang berintegrasi dengan Akidah Islam.
Dan menyediakan tenaga pengajar yang berkualitas dan berikut kompensasi kesejahteraan yang mencukupi.
Negara juga mendorong dan memfasilitasi orang tua untuk meningkatkan kemampuan mendidik anak agar tercapai output pendidikan yang diharapkan, yaitu lahirnya individu-individu yang terbaik yang memiliki Syaksiyah Islamiyah, Faqih fid in Fii Ad-Din, terdepan dalam sains dan berjiwa Pemimpin.
Karena sistem pendidikan Islam inilah yang mampu mewujudkan generasi yg tangguh, kritis dan juga mandiri demi peradaban Islam yang gemilang.
Cabut segera sistem Demokrasi sampai ke akar-akarnya. Ganti dengan sistem bermetode kenabian yang berlaku sepanjang zaman.
Wallahu a'lam bish-shawab.[]